{"title":"青少年森林生态系统的生存和可持续性","authors":"Nafi'ah Solikhah","doi":"10.32924/jscd.v3i3.63","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia has 3.4 million hectares or 24% of the world's 13.8 million hectares of mangrove forests. In its development, Indonesia's mangrove area continues to decline and it is recorded that an area of 637,624 hectares (18.95%) is in critical condition due to canopy cover which is less than 60%. Mangrove forests can absorb large waves including tsunamis, prevent abrasion, absorb carbon dioxide 5 times greater than tropical forests in the highlands, and are a habitat for several types of wildlife. Thus, Indonesia has a very significant role in the existence and sustainability of the world's mangrove forests. Based on 2018 data, DKI Jakarta Province has 300 hectares or about 10.7% of the total mangrove forest in Indonesia which is spread in the Angke Kapuk Nature Park, Muara Angke Wildlife Sanctuary, Angke Kapuk Protection Forest and Kamal Muara Production Forest as well as part of the last remaining mangrove forest in DKI Jakarta province. Based on this phenomenon, efforts are needed to maintain the existence and sustainability of mangrove forests, especially in the city of Jakarta. One of the important actors in this effort is the youth with growing awareness of environmental issues. Teenagers as future milestone holders need to understand the importance of the existence and sustainability of mangrove forests. The problem faced is the need for an educational activity that is by the characteristics of adolescents. Therefore, the implementing team initiated education on the existence and sustainability of the mangrove forest ecosystem for youth (12-24 years old) in Tanjung Gedong Village who are members of the At-Taufiq Tanjung Gedong Mosque Youth with an Experiential Learning Discovery Journey approach which was carried out in 3 (three) stages, namely the introduction stage by providing infographics and videographics materials, the observation stage with a visit to the Mangrove Nature Tourism Park, Angke Kapuk, North Jakarta; and the reflection stage through reflection instruments filled out by partners. Based on the results of the activity, it is known that all respondents have theoretical experience about the existence and sustainability of mangrove forests obtained from the school. Community service activities (PkM) provide new experiences in the creative process to understand the topic of PkM, namely the existence and sustainability of mangrove forest ecosystems in Jakarta. \n \nAbstrak \nIndonesia memiliki 3,4 juta hektar atau 24% dari total 13,8 juta hektar hutan mangrove dunia. Dalam perkembangannya, luas mangrove Indonesia terus mengalami penurunan dan tercatat seluas 637.624 hektar (18,95%) dalam kondisi kritis karena penutupan tajuk yang kurang dari 60%. Hutan mangrove bermanfaat untuk meredam gelombang besar termasuk tsunami, mencegah abrasi, menyerap karbondioksida 5 kali lebih besar daripada hutan tropis di dataran tinggi, dan sebagai habitat bagi beberapa jenis satwa liar. Dengan demikian, Indonesia memiliki peranan yang sangat signifikan bagi eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove dunia. Berdasarkan data tahun 2018, Propinsi DKI Jakarta memiliki 300 hektar atau sekitar 10,7% dari total hutan mangrove di Indonesia yang tersebar di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Suaka Margasatwa Muara Angke, Hutan Lindung Angke Kapuk dan Hutan Produksi Kamal Muara sekaligus merupakan bagian dari hutan mangrove terakhir yang tersisa di provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan fenomena tersebut, maka diperlukan upaya untuk menjaga eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove khususnya di Kota Jakarta. Salah satu aktor penting dalam upaya tersebut adalah kalangan remaja dengan tumbuhnya kesadaran akan isu lingkungan. Remaja sebagai pemegang tonggak masa depan perlu memahami pentingnya eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove. Permasalahan yang dihadapi adalah perlunya sebuah kegiatan edukasi yang sesuai dengan karakteristik bagi remaja. Oleh karena itu, tim pelaksana menginisiasi edukasi eksistensi dan keberlanjutan ekosistem hutan mangrove bagi remaja (berusia 12 – 24 tahun) di Kampung Tanjung Gedong yang tergabung dalam Remaja Masjid At-Taufiq Tanjung Gedong dengan pendekatan Experiential Learning Discovery Journey yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pengenalan dengan memberikan materi infografis dan videografis, tahap observasi dengan kunjungan ke Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk, Jakarta Utara; dan tahap refleksi melalui instrumen refleksi yang diisi oleh mitra. Berdasarkan hasil kegiatan, diketahui seluruh responden telah memiliki pengalaman teoretis tentang eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove yang diperoleh dari bangku sekolah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) memberikan pengalaman baru dalam proses kreatif untuk memahami topik PkM yaitu eksistensi dan keberlanjutan ekosistem hutan mangrove di Jakarta.","PeriodicalId":195872,"journal":{"name":"Journal of Sustainable Community Development (JSCD)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Edukasi Eksistensi dan Keberlanjutan Ekosistem Hutan Mangrove untuk Remaja\",\"authors\":\"Nafi'ah Solikhah\",\"doi\":\"10.32924/jscd.v3i3.63\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Indonesia has 3.4 million hectares or 24% of the world's 13.8 million hectares of mangrove forests. In its development, Indonesia's mangrove area continues to decline and it is recorded that an area of 637,624 hectares (18.95%) is in critical condition due to canopy cover which is less than 60%. Mangrove forests can absorb large waves including tsunamis, prevent abrasion, absorb carbon dioxide 5 times greater than tropical forests in the highlands, and are a habitat for several types of wildlife. Thus, Indonesia has a very significant role in the existence and sustainability of the world's mangrove forests. Based on 2018 data, DKI Jakarta Province has 300 hectares or about 10.7% of the total mangrove forest in Indonesia which is spread in the Angke Kapuk Nature Park, Muara Angke Wildlife Sanctuary, Angke Kapuk Protection Forest and Kamal Muara Production Forest as well as part of the last remaining mangrove forest in DKI Jakarta province. Based on this phenomenon, efforts are needed to maintain the existence and sustainability of mangrove forests, especially in the city of Jakarta. One of the important actors in this effort is the youth with growing awareness of environmental issues. Teenagers as future milestone holders need to understand the importance of the existence and sustainability of mangrove forests. The problem faced is the need for an educational activity that is by the characteristics of adolescents. Therefore, the implementing team initiated education on the existence and sustainability of the mangrove forest ecosystem for youth (12-24 years old) in Tanjung Gedong Village who are members of the At-Taufiq Tanjung Gedong Mosque Youth with an Experiential Learning Discovery Journey approach which was carried out in 3 (three) stages, namely the introduction stage by providing infographics and videographics materials, the observation stage with a visit to the Mangrove Nature Tourism Park, Angke Kapuk, North Jakarta; and the reflection stage through reflection instruments filled out by partners. Based on the results of the activity, it is known that all respondents have theoretical experience about the existence and sustainability of mangrove forests obtained from the school. Community service activities (PkM) provide new experiences in the creative process to understand the topic of PkM, namely the existence and sustainability of mangrove forest ecosystems in Jakarta. \\n \\nAbstrak \\nIndonesia memiliki 3,4 juta hektar atau 24% dari total 13,8 juta hektar hutan mangrove dunia. Dalam perkembangannya, luas mangrove Indonesia terus mengalami penurunan dan tercatat seluas 637.624 hektar (18,95%) dalam kondisi kritis karena penutupan tajuk yang kurang dari 60%. Hutan mangrove bermanfaat untuk meredam gelombang besar termasuk tsunami, mencegah abrasi, menyerap karbondioksida 5 kali lebih besar daripada hutan tropis di dataran tinggi, dan sebagai habitat bagi beberapa jenis satwa liar. Dengan demikian, Indonesia memiliki peranan yang sangat signifikan bagi eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove dunia. Berdasarkan data tahun 2018, Propinsi DKI Jakarta memiliki 300 hektar atau sekitar 10,7% dari total hutan mangrove di Indonesia yang tersebar di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Suaka Margasatwa Muara Angke, Hutan Lindung Angke Kapuk dan Hutan Produksi Kamal Muara sekaligus merupakan bagian dari hutan mangrove terakhir yang tersisa di provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan fenomena tersebut, maka diperlukan upaya untuk menjaga eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove khususnya di Kota Jakarta. Salah satu aktor penting dalam upaya tersebut adalah kalangan remaja dengan tumbuhnya kesadaran akan isu lingkungan. Remaja sebagai pemegang tonggak masa depan perlu memahami pentingnya eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove. Permasalahan yang dihadapi adalah perlunya sebuah kegiatan edukasi yang sesuai dengan karakteristik bagi remaja. Oleh karena itu, tim pelaksana menginisiasi edukasi eksistensi dan keberlanjutan ekosistem hutan mangrove bagi remaja (berusia 12 – 24 tahun) di Kampung Tanjung Gedong yang tergabung dalam Remaja Masjid At-Taufiq Tanjung Gedong dengan pendekatan Experiential Learning Discovery Journey yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pengenalan dengan memberikan materi infografis dan videografis, tahap observasi dengan kunjungan ke Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk, Jakarta Utara; dan tahap refleksi melalui instrumen refleksi yang diisi oleh mitra. Berdasarkan hasil kegiatan, diketahui seluruh responden telah memiliki pengalaman teoretis tentang eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove yang diperoleh dari bangku sekolah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) memberikan pengalaman baru dalam proses kreatif untuk memahami topik PkM yaitu eksistensi dan keberlanjutan ekosistem hutan mangrove di Jakarta.\",\"PeriodicalId\":195872,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Sustainable Community Development (JSCD)\",\"volume\":\"16 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Sustainable Community Development (JSCD)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32924/jscd.v3i3.63\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Sustainable Community Development (JSCD)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32924/jscd.v3i3.63","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
印尼拥有340万公顷红树林,占全球1380万公顷红树林的24%。在其发展过程中,印度尼西亚的红树林面积持续减少,据记录,由于树冠覆盖率不到60%,637,624公顷(18.95%)的面积处于危急状态。红树林可以吸收包括海啸在内的大浪,防止磨损,吸收二氧化碳的能力是高地热带森林的5倍,是多种野生动物的栖息地。因此,印度尼西亚在世界红树林的存在和可持续性方面发挥着非常重要的作用。根据2018年的数据,DKI雅加达省拥有300公顷红树林,约占印度尼西亚红树林总面积的10.7%,分布在Angke Kapuk自然公园,Muara Angke Angke野生动物保护区,Angke Kapuk保护林和Kamal Muara生产林以及DKI雅加达省最后剩余的红树林的一部分。基于这一现象,需要努力维持红树林的存在和可持续性,特别是在雅加达市。这一努力的重要参与者之一是日益意识到环境问题的年轻人。青少年作为未来里程碑的持有者需要了解红树林存在和可持续性的重要性。所面临的问题是需要根据青少年的特点开展教育活动。因此,执行团队通过体验式学习发现之旅的方式,对Tanjung Gedong村的12-24岁青年(At-Taufiq Tanjung Gedong清真寺青年成员)开展了红树林生态系统存在和可持续性的教育,该教育分3个阶段进行,即通过提供信息图表和视频材料的介绍阶段,通过参观红树林自然旅游公园的观察阶段,雅加达北部的Angke Kapuk;而反思阶段则通过反思工具由合作伙伴填写。根据活动的结果可知,所有受访者都有从学校获得的关于红树林存在和可持续性的理论经验。社区服务活动(PkM)在创意过程中提供了新的体验,以理解PkM的主题,即雅加达红树林生态系统的存在和可持续性。【摘要】印尼红树3株,4株,24%,共13株,8株。Dalam perkembangannya, luas红树林印度尼西亚terus mengalami penurunan dan tercatat selis 637.624 hektar (18,95%) Dalam kondisi kritis karena penutupan tajuk yang kurang dari 60%。湖南红树栖息地红树林untuk meredam gelombang besar termasuk tsunami, menegah abrasi, menerap karbondioksida 5 kali lebih besar daripada Hutan tropis di dataran tinggi, dansebagai栖息地bagi beberapa jenis satwa liar。印度尼西亚,登甘德米克,纪念peranan yang sangat的重要意义,在森林中,树木生长,树木生长,红树林生长。Berdasarkan数据(2018年1月),Propinsi DKI Jakarta memiliki 300 hektar atau sekitar 10.7%的红树林总数,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚。Berdasarkan现象tersebut, maka diperlukan upaya untuk menjaga eksistensi dan keberlanjutan hutan红树林khususnya di Kota雅加达。Salah satu akor penting dalam upaya terisan但adalah kalangan remaja dengan tumbuhnya kesadaran akan isan lingkungan。Remaja sebagai pemegang tonggak masa depan perlu memahami pentingnya eksistensi dan keberlanjutan hutan红树林。Permasalahan yang dihadapi adalah perlunya sebuah kegiatan edukasi yang sesuai dengan karakteristik bagi remaja。雅加达,Angke Kapuk,雅加达,Angke Kapuk,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚,印度尼西亚丹塔哈反射仪器反射阳diisolemitra。红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林,红树林Kegiatan pengabdian kepaada masyarakat (PkM)成员kan pengalaman baru dalam在雅加达红树林的生态系统中提出了一项建议。
Edukasi Eksistensi dan Keberlanjutan Ekosistem Hutan Mangrove untuk Remaja
Indonesia has 3.4 million hectares or 24% of the world's 13.8 million hectares of mangrove forests. In its development, Indonesia's mangrove area continues to decline and it is recorded that an area of 637,624 hectares (18.95%) is in critical condition due to canopy cover which is less than 60%. Mangrove forests can absorb large waves including tsunamis, prevent abrasion, absorb carbon dioxide 5 times greater than tropical forests in the highlands, and are a habitat for several types of wildlife. Thus, Indonesia has a very significant role in the existence and sustainability of the world's mangrove forests. Based on 2018 data, DKI Jakarta Province has 300 hectares or about 10.7% of the total mangrove forest in Indonesia which is spread in the Angke Kapuk Nature Park, Muara Angke Wildlife Sanctuary, Angke Kapuk Protection Forest and Kamal Muara Production Forest as well as part of the last remaining mangrove forest in DKI Jakarta province. Based on this phenomenon, efforts are needed to maintain the existence and sustainability of mangrove forests, especially in the city of Jakarta. One of the important actors in this effort is the youth with growing awareness of environmental issues. Teenagers as future milestone holders need to understand the importance of the existence and sustainability of mangrove forests. The problem faced is the need for an educational activity that is by the characteristics of adolescents. Therefore, the implementing team initiated education on the existence and sustainability of the mangrove forest ecosystem for youth (12-24 years old) in Tanjung Gedong Village who are members of the At-Taufiq Tanjung Gedong Mosque Youth with an Experiential Learning Discovery Journey approach which was carried out in 3 (three) stages, namely the introduction stage by providing infographics and videographics materials, the observation stage with a visit to the Mangrove Nature Tourism Park, Angke Kapuk, North Jakarta; and the reflection stage through reflection instruments filled out by partners. Based on the results of the activity, it is known that all respondents have theoretical experience about the existence and sustainability of mangrove forests obtained from the school. Community service activities (PkM) provide new experiences in the creative process to understand the topic of PkM, namely the existence and sustainability of mangrove forest ecosystems in Jakarta.
Abstrak
Indonesia memiliki 3,4 juta hektar atau 24% dari total 13,8 juta hektar hutan mangrove dunia. Dalam perkembangannya, luas mangrove Indonesia terus mengalami penurunan dan tercatat seluas 637.624 hektar (18,95%) dalam kondisi kritis karena penutupan tajuk yang kurang dari 60%. Hutan mangrove bermanfaat untuk meredam gelombang besar termasuk tsunami, mencegah abrasi, menyerap karbondioksida 5 kali lebih besar daripada hutan tropis di dataran tinggi, dan sebagai habitat bagi beberapa jenis satwa liar. Dengan demikian, Indonesia memiliki peranan yang sangat signifikan bagi eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove dunia. Berdasarkan data tahun 2018, Propinsi DKI Jakarta memiliki 300 hektar atau sekitar 10,7% dari total hutan mangrove di Indonesia yang tersebar di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Suaka Margasatwa Muara Angke, Hutan Lindung Angke Kapuk dan Hutan Produksi Kamal Muara sekaligus merupakan bagian dari hutan mangrove terakhir yang tersisa di provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan fenomena tersebut, maka diperlukan upaya untuk menjaga eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove khususnya di Kota Jakarta. Salah satu aktor penting dalam upaya tersebut adalah kalangan remaja dengan tumbuhnya kesadaran akan isu lingkungan. Remaja sebagai pemegang tonggak masa depan perlu memahami pentingnya eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove. Permasalahan yang dihadapi adalah perlunya sebuah kegiatan edukasi yang sesuai dengan karakteristik bagi remaja. Oleh karena itu, tim pelaksana menginisiasi edukasi eksistensi dan keberlanjutan ekosistem hutan mangrove bagi remaja (berusia 12 – 24 tahun) di Kampung Tanjung Gedong yang tergabung dalam Remaja Masjid At-Taufiq Tanjung Gedong dengan pendekatan Experiential Learning Discovery Journey yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu tahap pengenalan dengan memberikan materi infografis dan videografis, tahap observasi dengan kunjungan ke Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk, Jakarta Utara; dan tahap refleksi melalui instrumen refleksi yang diisi oleh mitra. Berdasarkan hasil kegiatan, diketahui seluruh responden telah memiliki pengalaman teoretis tentang eksistensi dan keberlanjutan hutan mangrove yang diperoleh dari bangku sekolah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) memberikan pengalaman baru dalam proses kreatif untuk memahami topik PkM yaitu eksistensi dan keberlanjutan ekosistem hutan mangrove di Jakarta.