基于当地文化智慧的减灾研究--塔西克马拉亚县萨拉乌区甘榜阿达-纳加-内格拉萨里村

Zefanya Ginulur Rahmatullah, S. Saraswati
{"title":"基于当地文化智慧的减灾研究--塔西克马拉亚县萨拉乌区甘榜阿达-纳加-内格拉萨里村","authors":"Zefanya Ginulur Rahmatullah, S. Saraswati","doi":"10.29313/PWK.V0I0.29432","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. Kampung Naga is a village based on local wisdom. The people of Kampung Naga are a very strong community in holding the tradition of their ancestors, in this case the Sundanese. Kampung Naga is also known as a village that is resistant to natural disasters. However, how does Kampung Naga do disaster mitigation with the limitations of existing technology and what forms of local wisdom can mitigate disasters? This study examines how disaster mitigation in Kampung Naga, Neglasari, Salawu, Tasikmalaya is based on local wisdom so that it is not affected by disasters but still maintains existing cultural values. The method of analysis in this study uses a descriptive research method with a qualitative approach, which is a technique that describes and interprets the meaning of the data that has been collected by paying attention and recording as many aspects of the situation as possible under study at that time, so as to obtain a general and comprehensive picture of the situation. actually. Data collection methods in this study using qualitative methods. Meanwhile, for data collection, interviews and questionnaires were conducted with the residents of Kampung Naga. The prospect of traditional institutionalized disaster mitigation lies in the tradition that are carried out firmly and the role of the Kuncen as a key figure in the process of inheriting and preserving the values ​​of traditional wisdom. The focus of disaster mitigation which is institutionalized by tradition, refers to the life philosophy of the people of Kampung Naga, namely Tri Tangtu di Bumi, namely regional planning (spatial management); tata wayah (time management) and tata lampah (behavior). The pattern of traditional wisdom that is able to mitigate disasters based on the Tri Tangtu di Bumi philosophy is implemented through mandates, wills and taboos. The forms of traditional wisdom capable of mitigating disasters consist of: the mandate to live simply, peacefully and together; wills in building houses, farming and about forests; and the taboo of actions and taboos of things. By continuing to preserve traditional customs and wisdom that is able to mitigate disasters through the process of learning the values ​​of living in harmony with nature, from an early age in the family environment through the example of parents, habituation, and invitations, we can maintain the potential of Kampung Naga which is currently known as a village that is withstand natural disasters. \nAbstrak. Kampung Naga merupakan kampung yang berbasiskan kearifan lokal. Masyarakat Kampung Naga merupakan masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Kampung Naga juga dikenal sebagai kampung yang tahan terhadap bencana alam. Namun bagaimanakah Kampung Naga melakukan mitigasi bencana dengan keterbatasan teknologi yang ada dan apa saja bentuk kearifan lokal yang bisa memitigasi bencana. Penelitian ini mengkaji bagaimana mitigasi bencana di Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan berbasis kearifal lokal agar bisa menjadikannya tidak terdampak oleh bencana namun tetap menjaga nilai-nilai budaya yang sudah ada. Metode Analisis pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan wawancara dan kuesioner terhadap warga Kampung Naga. Prospek mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi terletak pada adat istadat yang dijalankan dengan teguh dan peran kuncen sebagai tokoh kunci dalam proses pewarisan dan pelestarian nilai-nilai kearifan tradisional. Fokus mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi, mengacu pada filosofi hidup masyarakat Kampung Naga yaitu Tri Tangtu di Bumi, yaitu tata wilayah (pengelolaan ruang); tata wayah (pengelolaan waktu) dan tata lampah (perilaku). Pola kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana berpedoman pada filosofi Tri Tangtu di Bumi diimplementasikan melalui amanat, wasiat dan tabu. Bentuk dari kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana terdiri atas: amanat untuk hidup sederhana, damai dan kebersamaan; wasiat dalam membangun rumah, bertani dan tentang hutan; serta Tabu perbuatan dan tabu benda. Dengan terus melestarikan adat istiadat dan kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana melalui proses belajar nilai-nilai hidup selaras dengan alam, dari sejak dini dalam lingkungan keluarga melalui keteladanan orang tua, pembiasaan, dan ajakan bisa mempertahankan potensi Kampung Naga yang saat ini dikenal dengan kampung yang tahan bencana alam.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"272 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Kajian Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Budaya Lokal di Kampung Adat Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya\",\"authors\":\"Zefanya Ginulur Rahmatullah, S. Saraswati\",\"doi\":\"10.29313/PWK.V0I0.29432\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. Kampung Naga is a village based on local wisdom. The people of Kampung Naga are a very strong community in holding the tradition of their ancestors, in this case the Sundanese. Kampung Naga is also known as a village that is resistant to natural disasters. However, how does Kampung Naga do disaster mitigation with the limitations of existing technology and what forms of local wisdom can mitigate disasters? This study examines how disaster mitigation in Kampung Naga, Neglasari, Salawu, Tasikmalaya is based on local wisdom so that it is not affected by disasters but still maintains existing cultural values. The method of analysis in this study uses a descriptive research method with a qualitative approach, which is a technique that describes and interprets the meaning of the data that has been collected by paying attention and recording as many aspects of the situation as possible under study at that time, so as to obtain a general and comprehensive picture of the situation. actually. Data collection methods in this study using qualitative methods. Meanwhile, for data collection, interviews and questionnaires were conducted with the residents of Kampung Naga. The prospect of traditional institutionalized disaster mitigation lies in the tradition that are carried out firmly and the role of the Kuncen as a key figure in the process of inheriting and preserving the values ​​of traditional wisdom. The focus of disaster mitigation which is institutionalized by tradition, refers to the life philosophy of the people of Kampung Naga, namely Tri Tangtu di Bumi, namely regional planning (spatial management); tata wayah (time management) and tata lampah (behavior). The pattern of traditional wisdom that is able to mitigate disasters based on the Tri Tangtu di Bumi philosophy is implemented through mandates, wills and taboos. The forms of traditional wisdom capable of mitigating disasters consist of: the mandate to live simply, peacefully and together; wills in building houses, farming and about forests; and the taboo of actions and taboos of things. By continuing to preserve traditional customs and wisdom that is able to mitigate disasters through the process of learning the values ​​of living in harmony with nature, from an early age in the family environment through the example of parents, habituation, and invitations, we can maintain the potential of Kampung Naga which is currently known as a village that is withstand natural disasters. \\nAbstrak. Kampung Naga merupakan kampung yang berbasiskan kearifan lokal. Masyarakat Kampung Naga merupakan masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Kampung Naga juga dikenal sebagai kampung yang tahan terhadap bencana alam. Namun bagaimanakah Kampung Naga melakukan mitigasi bencana dengan keterbatasan teknologi yang ada dan apa saja bentuk kearifan lokal yang bisa memitigasi bencana. Penelitian ini mengkaji bagaimana mitigasi bencana di Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan berbasis kearifal lokal agar bisa menjadikannya tidak terdampak oleh bencana namun tetap menjaga nilai-nilai budaya yang sudah ada. Metode Analisis pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan wawancara dan kuesioner terhadap warga Kampung Naga. Prospek mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi terletak pada adat istadat yang dijalankan dengan teguh dan peran kuncen sebagai tokoh kunci dalam proses pewarisan dan pelestarian nilai-nilai kearifan tradisional. Fokus mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi, mengacu pada filosofi hidup masyarakat Kampung Naga yaitu Tri Tangtu di Bumi, yaitu tata wilayah (pengelolaan ruang); tata wayah (pengelolaan waktu) dan tata lampah (perilaku). Pola kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana berpedoman pada filosofi Tri Tangtu di Bumi diimplementasikan melalui amanat, wasiat dan tabu. Bentuk dari kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana terdiri atas: amanat untuk hidup sederhana, damai dan kebersamaan; wasiat dalam membangun rumah, bertani dan tentang hutan; serta Tabu perbuatan dan tabu benda. Dengan terus melestarikan adat istiadat dan kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana melalui proses belajar nilai-nilai hidup selaras dengan alam, dari sejak dini dalam lingkungan keluarga melalui keteladanan orang tua, pembiasaan, dan ajakan bisa mempertahankan potensi Kampung Naga yang saat ini dikenal dengan kampung yang tahan bencana alam.\",\"PeriodicalId\":208836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota\",\"volume\":\"272 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-08-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.29432\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/PWK.V0I0.29432","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

摘要。甘榜那迦是一个以当地智慧为基础的村庄。甘榜那迦的人是一个非常强大的社区,他们保留着祖先的传统,在这里是巽他人。甘榜那迦也被称为抵抗自然灾害的村庄。然而,在现有技术的限制下,甘榜那加是如何进行减灾的?哪些形式的当地智慧可以减轻灾害?本研究考察了甘榜那加、尼亚萨里、萨拉乌、Tasikmalaya等地的减灾工作如何基于当地的智慧,使其不受灾害影响,但仍保持现有的文化价值。本研究的分析方法采用定性研究相结合的描述性研究方法,即通过关注和记录当时所研究的情况的尽可能多的方面来描述和解释所收集到的数据的意义,从而获得一个总体和全面的情况。实际上。本研究资料收集方法采用定性方法。同时,为了收集数据,对甘榜那加的居民进行了访谈和问卷调查。传统的制度化减灾的前景在于坚定地执行的传统和昆人在继承和保存传统智慧价值的过程中作为关键人物的作用。由于传统而制度化的减灾重点是指甘榜那迦人民的生活哲学,即Tri Tangtu di Bumi,即区域规划(空间管理);塔塔wayah(时间管理)和塔塔lampah(行为)。基于Tri Tangtu di Bumi哲学的能够减轻灾难的传统智慧模式是通过命令、遗嘱和禁忌来实施的。能够减轻灾害的传统智慧的形式包括:简单、和平和共同生活的任务;建房、种田、造林的意志;行为的禁忌和事物的禁忌。通过继续保存传统习俗和智慧,通过学习与自然和谐相处的价值观,从早期的家庭环境中,通过父母的榜样,习惯化和邀请,我们可以保持Kampung Naga的潜力,目前被称为抵御自然灾害的村庄。Abstrak。甘榜Naga merupakan甘榜yang berbasiskan kearifan本地人。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。Kampung Naga juga dikenal sebagai Kampung yang tahan terhadap bencana alam。Namun bagaimanakah Kampung Naga melakukan mitigasi bencana dengan keterbatasan teknologi yang ada dan apa saja bentuk kearifan本地yang bisa memitigasi bencana。Penelitian ini mengkaji bagaimana mitigasi bencana di Kampung Naga Desa nigasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan berberi本地琼脂bisa menjadikannya tidak terdampak oleh bencana namun tetap menjaga nilai-nilai budaya yang sudah ada。方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析,方法分析。[方法]彭普兰资料;[方法]孟古纳坎。我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。前景是光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的,光明的。Fokus mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi, mengacu pada filosofi hidup masyarakat Kampung Naga yitu Tri Tangtu di Bumi, yitu tata wilayah (pengelolaan ruang);Tata wayah (pengelolaan waktu) Dan Tata lampah (perilaku)。Pola kearifan传统的yang mampu memitigasi bencana berpedoman pada filosofi Tri Tangtu di Bumi di执行亚洲的melalui amana,是亚洲的dan禁忌。Bentuk dari kearifan传统的yang mampu memitigasi bencana terdiri atas: amanat untuk hidup sederhana, damai dan kebersamaan;Wasiat dalam membangun rumah, bertani Dan tentang hutan;禁忌,禁忌,禁忌,禁忌。杨Dengan terus melestarikan adat istiadat丹kearifan tradisional mampu memitigasi bencana melalui散文belajar nilai-nilai hidup selaras Dengan阿拉姆,达里语sejak dini dalam lingkungan keluarga melalui keteladanan猩猩图阿,pembiasaan,丹ajakan bisa mempertahankan potensi Kampung那加杨种子ini dikenal Dengan Kampung杨提拉bencana阿拉姆。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Kajian Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Budaya Lokal di Kampung Adat Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya
Abstract. Kampung Naga is a village based on local wisdom. The people of Kampung Naga are a very strong community in holding the tradition of their ancestors, in this case the Sundanese. Kampung Naga is also known as a village that is resistant to natural disasters. However, how does Kampung Naga do disaster mitigation with the limitations of existing technology and what forms of local wisdom can mitigate disasters? This study examines how disaster mitigation in Kampung Naga, Neglasari, Salawu, Tasikmalaya is based on local wisdom so that it is not affected by disasters but still maintains existing cultural values. The method of analysis in this study uses a descriptive research method with a qualitative approach, which is a technique that describes and interprets the meaning of the data that has been collected by paying attention and recording as many aspects of the situation as possible under study at that time, so as to obtain a general and comprehensive picture of the situation. actually. Data collection methods in this study using qualitative methods. Meanwhile, for data collection, interviews and questionnaires were conducted with the residents of Kampung Naga. The prospect of traditional institutionalized disaster mitigation lies in the tradition that are carried out firmly and the role of the Kuncen as a key figure in the process of inheriting and preserving the values ​​of traditional wisdom. The focus of disaster mitigation which is institutionalized by tradition, refers to the life philosophy of the people of Kampung Naga, namely Tri Tangtu di Bumi, namely regional planning (spatial management); tata wayah (time management) and tata lampah (behavior). The pattern of traditional wisdom that is able to mitigate disasters based on the Tri Tangtu di Bumi philosophy is implemented through mandates, wills and taboos. The forms of traditional wisdom capable of mitigating disasters consist of: the mandate to live simply, peacefully and together; wills in building houses, farming and about forests; and the taboo of actions and taboos of things. By continuing to preserve traditional customs and wisdom that is able to mitigate disasters through the process of learning the values ​​of living in harmony with nature, from an early age in the family environment through the example of parents, habituation, and invitations, we can maintain the potential of Kampung Naga which is currently known as a village that is withstand natural disasters. Abstrak. Kampung Naga merupakan kampung yang berbasiskan kearifan lokal. Masyarakat Kampung Naga merupakan masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Kampung Naga juga dikenal sebagai kampung yang tahan terhadap bencana alam. Namun bagaimanakah Kampung Naga melakukan mitigasi bencana dengan keterbatasan teknologi yang ada dan apa saja bentuk kearifan lokal yang bisa memitigasi bencana. Penelitian ini mengkaji bagaimana mitigasi bencana di Kampung Naga Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya dengan berbasis kearifal lokal agar bisa menjadikannya tidak terdampak oleh bencana namun tetap menjaga nilai-nilai budaya yang sudah ada. Metode Analisis pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Metode Pengumpulan Data pada penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan wawancara dan kuesioner terhadap warga Kampung Naga. Prospek mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi terletak pada adat istadat yang dijalankan dengan teguh dan peran kuncen sebagai tokoh kunci dalam proses pewarisan dan pelestarian nilai-nilai kearifan tradisional. Fokus mitigasi bencana yang melembaga secara tradisi, mengacu pada filosofi hidup masyarakat Kampung Naga yaitu Tri Tangtu di Bumi, yaitu tata wilayah (pengelolaan ruang); tata wayah (pengelolaan waktu) dan tata lampah (perilaku). Pola kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana berpedoman pada filosofi Tri Tangtu di Bumi diimplementasikan melalui amanat, wasiat dan tabu. Bentuk dari kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana terdiri atas: amanat untuk hidup sederhana, damai dan kebersamaan; wasiat dalam membangun rumah, bertani dan tentang hutan; serta Tabu perbuatan dan tabu benda. Dengan terus melestarikan adat istiadat dan kearifan tradisional yang mampu memitigasi bencana melalui proses belajar nilai-nilai hidup selaras dengan alam, dari sejak dini dalam lingkungan keluarga melalui keteladanan orang tua, pembiasaan, dan ajakan bisa mempertahankan potensi Kampung Naga yang saat ini dikenal dengan kampung yang tahan bencana alam.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信