Daffa’ Muhammad Amjad, Nita Puspita Anugrah HIdayat, R. Amaranti
{"title":"利用Constraint的案例研究理论,还原纺织纱笼中出现瓶塞的工作站数量。Patma Jaya Textile)","authors":"Daffa’ Muhammad Amjad, Nita Puspita Anugrah HIdayat, R. Amaranti","doi":"10.29313/bcsies.v3i1.6477","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrack. CV. Patma Jaya Textile is a company that produces various types of woven sarongs is plain, motifs and dobbies. The production process of woven scabbards pass through seven workstations is Spinning, Weaving, Pelicinan, Cutting, Sewing and Packaging Workstations. Based on the order data for woven sheaths in the time span of August 2021 to January 2022, the company has been unable to fulfill these orders several times. This phenomenon occurs because of a workstation that experiences a bottleneck, namely the Weaving Workstation. This caused constraints on the weaving scabbard production line, thus hindering the production process of woven scabbards to be less than optimal. The theory of constraint (TOC) approach is used to solve the problem by applying TOC measures is identification, exploitation, subordination to other sources and elevation constraint. At the stage of subordination to other sources, the methods used are drum buffer rope (DBR) and production scheduling using backward scheduling with FCFS rules. Based on the application of the TOC, it can be seen that by implementing the proposed improvement in the form of overtime, the order for woven scabbards can be fulfilled according to the predetermined time and is able to increase the maximum amount of throughput. \nAbstrak. CV. Patma Jaya Textile merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis sarung tenun yaitu sarung tenun polos, motif dan dobby. Proses produksi sarung tenun perlu melewati tujuh stasiun kerja yaitu Stasiun Kerja Pemintalan, Tenun, Pelicinan, Pemotongan, Penjahitan dan Pengemasan. Berdasarkan data pesanan sarung tenun pada rentang waktu Agustus 2021 sampai dengan Januari 2022, dapat diketahui bahwa perusahaan beberapa kali tidak dapat memenuhi pesanan tersebut. Fenomena tersebut terjadi karena adanya stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu pada Stasiun Kerja Tenun. Hal tersebut menyebabkan adanya constraint pada lini produksi sarung tenun, sehingga menghambat proses produksi sarung tenun menjadi tidak optimal. Pendekatan theory of constraint (TOC) digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara menerapkan langkah-langkah TOC yaitu identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi ke sumber lainnya dan elevasi constraint. Pada tahapan subordinasi ke sumber lainnya, metode yang digunakan yaitu drum buffer rope (DBR) dan penjadwalan produksi menggunakan backward scheduling dengan aturan FCFS. Berdasarkan penerapan TOC dapat diketahui bahwa dengan menerapkan usulan perbaikan berupa overtime, pesanan sarung tenun dapat terpenuhi sesuai waktu yang telah ditentukan dan mampu meningkatkan jumlah throughput maksimal.","PeriodicalId":127015,"journal":{"name":"Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science","volume":"57 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Reduksi Jumlah Stasiun Kerja yang Mengalami Bottleneck pada Produksi Sarung Tenun Menggunakan Theory Of Constraint (Studi Kasus: CV. Patma Jaya Textile)\",\"authors\":\"Daffa’ Muhammad Amjad, Nita Puspita Anugrah HIdayat, R. Amaranti\",\"doi\":\"10.29313/bcsies.v3i1.6477\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrack. CV. Patma Jaya Textile is a company that produces various types of woven sarongs is plain, motifs and dobbies. The production process of woven scabbards pass through seven workstations is Spinning, Weaving, Pelicinan, Cutting, Sewing and Packaging Workstations. Based on the order data for woven sheaths in the time span of August 2021 to January 2022, the company has been unable to fulfill these orders several times. This phenomenon occurs because of a workstation that experiences a bottleneck, namely the Weaving Workstation. This caused constraints on the weaving scabbard production line, thus hindering the production process of woven scabbards to be less than optimal. The theory of constraint (TOC) approach is used to solve the problem by applying TOC measures is identification, exploitation, subordination to other sources and elevation constraint. At the stage of subordination to other sources, the methods used are drum buffer rope (DBR) and production scheduling using backward scheduling with FCFS rules. Based on the application of the TOC, it can be seen that by implementing the proposed improvement in the form of overtime, the order for woven scabbards can be fulfilled according to the predetermined time and is able to increase the maximum amount of throughput. \\nAbstrak. CV. Patma Jaya Textile merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis sarung tenun yaitu sarung tenun polos, motif dan dobby. Proses produksi sarung tenun perlu melewati tujuh stasiun kerja yaitu Stasiun Kerja Pemintalan, Tenun, Pelicinan, Pemotongan, Penjahitan dan Pengemasan. Berdasarkan data pesanan sarung tenun pada rentang waktu Agustus 2021 sampai dengan Januari 2022, dapat diketahui bahwa perusahaan beberapa kali tidak dapat memenuhi pesanan tersebut. Fenomena tersebut terjadi karena adanya stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu pada Stasiun Kerja Tenun. Hal tersebut menyebabkan adanya constraint pada lini produksi sarung tenun, sehingga menghambat proses produksi sarung tenun menjadi tidak optimal. Pendekatan theory of constraint (TOC) digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara menerapkan langkah-langkah TOC yaitu identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi ke sumber lainnya dan elevasi constraint. Pada tahapan subordinasi ke sumber lainnya, metode yang digunakan yaitu drum buffer rope (DBR) dan penjadwalan produksi menggunakan backward scheduling dengan aturan FCFS. Berdasarkan penerapan TOC dapat diketahui bahwa dengan menerapkan usulan perbaikan berupa overtime, pesanan sarung tenun dapat terpenuhi sesuai waktu yang telah ditentukan dan mampu meningkatkan jumlah throughput maksimal.\",\"PeriodicalId\":127015,\"journal\":{\"name\":\"Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science\",\"volume\":\"57 \",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29313/bcsies.v3i1.6477\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/bcsies.v3i1.6477","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
抽象。简历。帕特玛贾亚纺织公司是一家生产各种类型的织造纱笼的公司,有平纹、图案和花纹。机织剑鞘的生产过程要经过纺纱、织布、刀剪、缝纫、包装七个工位。从织造护套在2021年8月至2022年1月的订单数据来看,公司已经多次无法完成这些订单。出现这种现象是因为工作站遇到瓶颈,即编织工作站。这对织造鞘的生产线造成了约束,从而阻碍了织造鞘的生产工艺不尽如人意。采用约束理论(TOC)方法解决问题,采用TOC措施是识别、开发、隶属于其他源和高程约束。在其他源从属阶段,采用的方法是卷筒缓冲绳(DBR)和基于FCFS规则的逆向调度生产调度。通过TOC的应用可以看出,通过以加班的形式实施所提出的改进,编织鞘的订单可以按照预定的时间完成,并且可以增加最大的吞吐量。Abstrak。简历。帕特玛嘉亚纺织有限公司主要产品有:织布机、织布机、织布机、织布机、织布机、织布机、织布机、织布机等。produksi sarung tenun perlu melewati tujuh stasiun kerja yitu stasiun kerja Pemintalan, tenun, Pelicinan, Pemotongan, Penjahitan and Pengemasan。Berdasarkan数据pesanan sarung tenun pada rentang waktu Agustus 2021 sampai dengan 1月2022,dapat diketahui bahwa perushaan beberapa kali tidak dapat memenuhi pesanan tersebut。现象terjadi karena adanya stasiun kerja yang mengalami瓶颈yitu pada stasiun kerja Tenun。在此基础上,提出了一种约束条件,即约束条件下的约束条件,即约束条件下的约束条件。Pendekatan约束理论(TOC)认为,约束是一种非约束性约束,而非约束性约束是一种非约束性约束,即非约束性约束、非约束性约束、非约束性约束等。帕达哈班隶属于苏宁雅,方法是杨迪古纳坎雅图鼓缓冲绳(DBR)和彭加德瓦兰,产品是孟古纳坎倒排登甘土和FCFS。Berdasarkan penerkatkan TOC dapat diketahui bahwa dengan menerapkan usulan perbaikan berupa加班,pesanan sarung tenun dapat terpenuhi sesuai waktu yang telah ditentukan dan mampu meningkatkan jumlah throughput maksimal。
Reduksi Jumlah Stasiun Kerja yang Mengalami Bottleneck pada Produksi Sarung Tenun Menggunakan Theory Of Constraint (Studi Kasus: CV. Patma Jaya Textile)
Abstrack. CV. Patma Jaya Textile is a company that produces various types of woven sarongs is plain, motifs and dobbies. The production process of woven scabbards pass through seven workstations is Spinning, Weaving, Pelicinan, Cutting, Sewing and Packaging Workstations. Based on the order data for woven sheaths in the time span of August 2021 to January 2022, the company has been unable to fulfill these orders several times. This phenomenon occurs because of a workstation that experiences a bottleneck, namely the Weaving Workstation. This caused constraints on the weaving scabbard production line, thus hindering the production process of woven scabbards to be less than optimal. The theory of constraint (TOC) approach is used to solve the problem by applying TOC measures is identification, exploitation, subordination to other sources and elevation constraint. At the stage of subordination to other sources, the methods used are drum buffer rope (DBR) and production scheduling using backward scheduling with FCFS rules. Based on the application of the TOC, it can be seen that by implementing the proposed improvement in the form of overtime, the order for woven scabbards can be fulfilled according to the predetermined time and is able to increase the maximum amount of throughput.
Abstrak. CV. Patma Jaya Textile merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis sarung tenun yaitu sarung tenun polos, motif dan dobby. Proses produksi sarung tenun perlu melewati tujuh stasiun kerja yaitu Stasiun Kerja Pemintalan, Tenun, Pelicinan, Pemotongan, Penjahitan dan Pengemasan. Berdasarkan data pesanan sarung tenun pada rentang waktu Agustus 2021 sampai dengan Januari 2022, dapat diketahui bahwa perusahaan beberapa kali tidak dapat memenuhi pesanan tersebut. Fenomena tersebut terjadi karena adanya stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu pada Stasiun Kerja Tenun. Hal tersebut menyebabkan adanya constraint pada lini produksi sarung tenun, sehingga menghambat proses produksi sarung tenun menjadi tidak optimal. Pendekatan theory of constraint (TOC) digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara menerapkan langkah-langkah TOC yaitu identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi ke sumber lainnya dan elevasi constraint. Pada tahapan subordinasi ke sumber lainnya, metode yang digunakan yaitu drum buffer rope (DBR) dan penjadwalan produksi menggunakan backward scheduling dengan aturan FCFS. Berdasarkan penerapan TOC dapat diketahui bahwa dengan menerapkan usulan perbaikan berupa overtime, pesanan sarung tenun dapat terpenuhi sesuai waktu yang telah ditentukan dan mampu meningkatkan jumlah throughput maksimal.