古兰经》框架中的女性:阿米娜-瓦杜德的阐释模式

Reni Dian Anggraini
{"title":"古兰经》框架中的女性:阿米娜-瓦杜德的阐释模式","authors":"Reni Dian Anggraini","doi":"10.15408/ushuluna.v8i2.25860","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam hal ini sebenarnya perempuan di dalam al-Qur’an kedudukannya sangatlah dimuliakan dan juga memiliki persamaan antara laki-laki dengan perempuan. Yang membedakannya hanyalah tingkat ketakwaannya dihadapan Tuhan. Akan tetapi banyak orang beranggapan bahwa perempuan itu kedudukannya satu tingkat di bawah laki-laki. Sehingga para penafsir klasik sering kali menafsirkan bahwasanya perempuan tidaklah bisa bisa berada dalam ruang publik. Maka dari itu seringkali perempuan termarginalkan oleh laki-laki, hak-hak kebebasan terhadap perempuan seringkali terikat oleh laki-laki. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa Amina Wadud menggunakan metode hermeneutiknya dalam menafsirkan perempuan di dalam bingkai al-Qur’an. Sehingga beliau mengkritik para mufassir klasik yang mengatakan bahwa perempuan tidak sebanding dengan laki-laki. Maka dari itu bagi Amina Wadud perempuan dengan laki-laki itu adalah sama. Perempuan juga bisa seperti laki-laki, dia juga bisa berada dalam ruang publik. Sehingga pada saat sekarang ini perempuan juga harus bisa berperan baik itu di dalam urusan politik, masyarakat bahkan hal lainnya. Oleh sebab itu kedudukan perempuan tersebut tersebut sebanding dengan laki-laki dan juga tidak menutup kemungkinan bahwasanya perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki.In this case, in fact, women in the Qur'an are very glorified and also have similarities between men and women. What distinguishes him is only the level of his piety before God. However, many people assume that women are one level below men. So classical interpreters often interpret that women cannot be in the public sphere. Therefore, women are often marginalized by men, the rights of freedom to women are often bound by men. The results of this paper show that Amina Wadud used hermeneutic methods in interpreting women in the frame of the Qur'an. So he criticized the classical mufassir who said that women are not comparable to men. Therefore for Amina Wadud women with men it is the same. A woman can also be like a man, she can also be in a public space. So that at this time women must also be able to play a good role in political affairs, society and even other things. Therefore, the position of the woman is comparable to that of men and also does not rule out the possibility that women can also do what is done by men.","PeriodicalId":203381,"journal":{"name":"Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"PEREMPUAN DALAM BINGKAI AL-QUR’AN: MODEL PENAFSIRAN AMINA WADUD\",\"authors\":\"Reni Dian Anggraini\",\"doi\":\"10.15408/ushuluna.v8i2.25860\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Dalam hal ini sebenarnya perempuan di dalam al-Qur’an kedudukannya sangatlah dimuliakan dan juga memiliki persamaan antara laki-laki dengan perempuan. Yang membedakannya hanyalah tingkat ketakwaannya dihadapan Tuhan. Akan tetapi banyak orang beranggapan bahwa perempuan itu kedudukannya satu tingkat di bawah laki-laki. Sehingga para penafsir klasik sering kali menafsirkan bahwasanya perempuan tidaklah bisa bisa berada dalam ruang publik. Maka dari itu seringkali perempuan termarginalkan oleh laki-laki, hak-hak kebebasan terhadap perempuan seringkali terikat oleh laki-laki. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa Amina Wadud menggunakan metode hermeneutiknya dalam menafsirkan perempuan di dalam bingkai al-Qur’an. Sehingga beliau mengkritik para mufassir klasik yang mengatakan bahwa perempuan tidak sebanding dengan laki-laki. Maka dari itu bagi Amina Wadud perempuan dengan laki-laki itu adalah sama. Perempuan juga bisa seperti laki-laki, dia juga bisa berada dalam ruang publik. Sehingga pada saat sekarang ini perempuan juga harus bisa berperan baik itu di dalam urusan politik, masyarakat bahkan hal lainnya. Oleh sebab itu kedudukan perempuan tersebut tersebut sebanding dengan laki-laki dan juga tidak menutup kemungkinan bahwasanya perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki.In this case, in fact, women in the Qur'an are very glorified and also have similarities between men and women. What distinguishes him is only the level of his piety before God. However, many people assume that women are one level below men. So classical interpreters often interpret that women cannot be in the public sphere. Therefore, women are often marginalized by men, the rights of freedom to women are often bound by men. The results of this paper show that Amina Wadud used hermeneutic methods in interpreting women in the frame of the Qur'an. So he criticized the classical mufassir who said that women are not comparable to men. Therefore for Amina Wadud women with men it is the same. A woman can also be like a man, she can also be in a public space. So that at this time women must also be able to play a good role in political affairs, society and even other things. Therefore, the position of the woman is comparable to that of men and also does not rule out the possibility that women can also do what is done by men.\",\"PeriodicalId\":203381,\"journal\":{\"name\":\"Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin\",\"volume\":\"4 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/ushuluna.v8i2.25860\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/ushuluna.v8i2.25860","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

在这一点上,古兰经中的妇女是光荣的,也有男人和女人的共同点。他们唯一的区别是他们在上帝面前的恐惧程度。然而,许多人认为她比男人低一级。因此,传统的解释往往不允许妇女出现在公共场合。这就是为什么女性经常被男性边缘化,女性的自由权利往往被男性束缚。本文的结果表明,Amina Wadud解释妇女在伊斯兰教框架中使用方法hermeneutiknya 'an。因此,他批评古典穆斯林,他们说女性不如男性。因此对Amina Wadud从女人的男人往往都是一样的。女人也可以像男人一样,他也可以在公共空间中。所以在现在女性也应该可以无论是在参与社会政治事务,甚至其他的东西。因此上述这些女性的地位相当于男人也不排除还有另外女人被男人也可以做。在这个案例,事实上,妇女》《'an是非常glorified之间也有similarities男人和女人。distinguishes他是什么,只有《上帝他piety之前的水平。但是,很多人推测那女人是一号下面分钟级。所以古典interpreters经常interpret那个妇女不能成为in the public所在。例如,被男人边缘化的妇女,被男人束缚的权利。results》这篇文章秀那Amina Wadud过去hermeneutic方法在interpreting women in框架》《'an。所以他古典mufassir criticized《说那个女人是谁不是comparable to分钟。这就是人人平等Amina Wadud women with分钟是不变。一个女人也可以成为like A man),她也成为能在一个公共空间。那妇女必须在这个时代也be able to play a good角色在社会政治事务,甚至和其他事情。位置》,这就是女人是comparable to that of分钟and也确实不是统治了《可能性那女人干得也能做什么是由分钟。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
PEREMPUAN DALAM BINGKAI AL-QUR’AN: MODEL PENAFSIRAN AMINA WADUD
Dalam hal ini sebenarnya perempuan di dalam al-Qur’an kedudukannya sangatlah dimuliakan dan juga memiliki persamaan antara laki-laki dengan perempuan. Yang membedakannya hanyalah tingkat ketakwaannya dihadapan Tuhan. Akan tetapi banyak orang beranggapan bahwa perempuan itu kedudukannya satu tingkat di bawah laki-laki. Sehingga para penafsir klasik sering kali menafsirkan bahwasanya perempuan tidaklah bisa bisa berada dalam ruang publik. Maka dari itu seringkali perempuan termarginalkan oleh laki-laki, hak-hak kebebasan terhadap perempuan seringkali terikat oleh laki-laki. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa Amina Wadud menggunakan metode hermeneutiknya dalam menafsirkan perempuan di dalam bingkai al-Qur’an. Sehingga beliau mengkritik para mufassir klasik yang mengatakan bahwa perempuan tidak sebanding dengan laki-laki. Maka dari itu bagi Amina Wadud perempuan dengan laki-laki itu adalah sama. Perempuan juga bisa seperti laki-laki, dia juga bisa berada dalam ruang publik. Sehingga pada saat sekarang ini perempuan juga harus bisa berperan baik itu di dalam urusan politik, masyarakat bahkan hal lainnya. Oleh sebab itu kedudukan perempuan tersebut tersebut sebanding dengan laki-laki dan juga tidak menutup kemungkinan bahwasanya perempuan juga bisa melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki.In this case, in fact, women in the Qur'an are very glorified and also have similarities between men and women. What distinguishes him is only the level of his piety before God. However, many people assume that women are one level below men. So classical interpreters often interpret that women cannot be in the public sphere. Therefore, women are often marginalized by men, the rights of freedom to women are often bound by men. The results of this paper show that Amina Wadud used hermeneutic methods in interpreting women in the frame of the Qur'an. So he criticized the classical mufassir who said that women are not comparable to men. Therefore for Amina Wadud women with men it is the same. A woman can also be like a man, she can also be in a public space. So that at this time women must also be able to play a good role in political affairs, society and even other things. Therefore, the position of the woman is comparable to that of men and also does not rule out the possibility that women can also do what is done by men.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信