{"title":"通过耶稣会难民服务中心的生计项目,城市难民的复原力","authors":"Bazlin Fadilah, Lisma Dyawati Fuaida","doi":"10.15408/empati.v11i1.28397","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. Asian countries have often been the targets of the mobilization of refugees who migrate to seek protection, including Indonesia. Most refugees live independently in populated areas and alongside local urban residents in the country. These urban refugees who come to Indonesia experience serious difficulties, especially from the limited work opportunity that affects their resilience. Their existence encourages a non-profit community organization, Jesuit Refugee Service (JRS), located in Bogor, Indonesia, with its livelihood program to help refugees support their life survival. This study aims to explore and understand how a livelihood program supports the resiliency of urban refugees. The subjects in this study were four urban refugees who lived independently and participated in the livelihood program. The research is descriptive qualitative research. Data collection techniques in this study consist of interviews, observation, and documentation studies. The research results conclude that the four urban refugees have better resilience obtained from the support and benefits of the livelihood program. The four urban refugees have resilient individual traits ranging from social competence, autonomy, problem-solving skills, and awareness of goals and the future that are obtained through the stages of resilience (succumbing, surviving, recovering, thriving) and the supporting factors of resilience (I Am, I Have, and I Can). Keywords: Resilience; Urban Refugees; Livelihood Program. Abstrak. Negara-negara Asia sering menjadi sasaran mobilisasi para pengungsi yang bermigrasi untuk mencari perlindungan, termasuk Indonesia. Sebagian besar pengungsi tinggal secara mandiri di daerah berpenduduk dan bersama penduduk perkotaan lokal di negara ini. Pengungsi perkotaan yang datang ke Indonesia ini mengalami kesulitan yang serius, terutama dari terbatasnya kesempatan kerja yang mempengaruhi ketahanan mereka. Keberadaan mereka mendorong sebuah organisasi masyarakat nirlaba, Jesuit Refugee Service (JRS), yang berlokasi di Bogor, Indonesia, dengan program mata pencaharian untuk membantu para pengungsi mendukung kelangsungan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami bagaimana program mata pencaharian mendukung ketahanan pengungsi perkotaan. Subjek dalam penelitian ini adalah empat pengungsi perkotaan yang hidup mandiri dan mengikuti program mata pencaharian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keempat pengungsi perkotaan memiliki ketahanan yang lebih baik yang diperoleh dari dukungan dan manfaat dari program mata pencaharian. Keempat pengungsi perkotaan memiliki ciri-ciri individu resilien mulai dari kompetensi sosial, otonomi, keterampilan memecahkan masalah, dan kesadaran akan tujuan dan masa depan yang diperoleh melalui tahapan resiliensi (succumbing, survival, recovery, thriving) dan faktor pendukung resiliensi. (Saya Ada, Saya Punya, dan Saya Bisa). Kata kunci: Resiliensi; Urban Refugees; Program Livelihood.","PeriodicalId":403045,"journal":{"name":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"THE RESILIENCE OF URBAN REFUGEES THROUGH A LIVELIHOOD PROGRAM AT THE JESUIT REFUGEE SERVICE\",\"authors\":\"Bazlin Fadilah, Lisma Dyawati Fuaida\",\"doi\":\"10.15408/empati.v11i1.28397\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. Asian countries have often been the targets of the mobilization of refugees who migrate to seek protection, including Indonesia. Most refugees live independently in populated areas and alongside local urban residents in the country. These urban refugees who come to Indonesia experience serious difficulties, especially from the limited work opportunity that affects their resilience. Their existence encourages a non-profit community organization, Jesuit Refugee Service (JRS), located in Bogor, Indonesia, with its livelihood program to help refugees support their life survival. This study aims to explore and understand how a livelihood program supports the resiliency of urban refugees. The subjects in this study were four urban refugees who lived independently and participated in the livelihood program. The research is descriptive qualitative research. Data collection techniques in this study consist of interviews, observation, and documentation studies. The research results conclude that the four urban refugees have better resilience obtained from the support and benefits of the livelihood program. The four urban refugees have resilient individual traits ranging from social competence, autonomy, problem-solving skills, and awareness of goals and the future that are obtained through the stages of resilience (succumbing, surviving, recovering, thriving) and the supporting factors of resilience (I Am, I Have, and I Can). Keywords: Resilience; Urban Refugees; Livelihood Program. Abstrak. Negara-negara Asia sering menjadi sasaran mobilisasi para pengungsi yang bermigrasi untuk mencari perlindungan, termasuk Indonesia. Sebagian besar pengungsi tinggal secara mandiri di daerah berpenduduk dan bersama penduduk perkotaan lokal di negara ini. Pengungsi perkotaan yang datang ke Indonesia ini mengalami kesulitan yang serius, terutama dari terbatasnya kesempatan kerja yang mempengaruhi ketahanan mereka. Keberadaan mereka mendorong sebuah organisasi masyarakat nirlaba, Jesuit Refugee Service (JRS), yang berlokasi di Bogor, Indonesia, dengan program mata pencaharian untuk membantu para pengungsi mendukung kelangsungan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami bagaimana program mata pencaharian mendukung ketahanan pengungsi perkotaan. Subjek dalam penelitian ini adalah empat pengungsi perkotaan yang hidup mandiri dan mengikuti program mata pencaharian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keempat pengungsi perkotaan memiliki ketahanan yang lebih baik yang diperoleh dari dukungan dan manfaat dari program mata pencaharian. Keempat pengungsi perkotaan memiliki ciri-ciri individu resilien mulai dari kompetensi sosial, otonomi, keterampilan memecahkan masalah, dan kesadaran akan tujuan dan masa depan yang diperoleh melalui tahapan resiliensi (succumbing, survival, recovery, thriving) dan faktor pendukung resiliensi. (Saya Ada, Saya Punya, dan Saya Bisa). Kata kunci: Resiliensi; Urban Refugees; Program Livelihood.\",\"PeriodicalId\":403045,\"journal\":{\"name\":\"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial\",\"volume\":\"3 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/empati.v11i1.28397\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/empati.v11i1.28397","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要亚洲国家经常成为动员移民寻求保护的难民的目标,其中包括印度尼西亚。大多数难民独立生活在人口稠密地区,并与该国当地城市居民生活在一起。这些来到印度尼西亚的城市难民遇到了严重的困难,特别是工作机会有限,影响了他们的复原力。他们的存在鼓励了一个非营利性社区组织,耶稣会难民服务(JRS),位于印度尼西亚茂物,其生计计划帮助难民支持他们的生活生存。本研究旨在探索和理解生计计划如何支持城市难民的复原力。本研究的研究对象为四名独立生活并参与生计计划的城市难民。本研究为描述性质的研究。本研究资料收集方法包括访谈法、观察法和文献研究法。研究结果表明,四种城市难民从生计计划的支持和收益中获得了更好的复原力。这四名城市难民具有弹性的个人特征,包括社会能力、自主性、解决问题的能力、对目标和未来的认识,这些特征是通过弹性阶段(屈服、生存、恢复、繁荣)和弹性的支持因素(我是、我有、我能)获得的。关键词:弹性;城市难民;生计项目。Abstrak。Negara-negara Asia服务menjadi sasaran mobilissi para pengungsi yang bermigrasi untuk mengari perlindungan, termasuk Indonesia。巴塞隆尼亚州的州长彭廷吉说:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”Pengungsi perkotaan yang datang ke印度尼西亚ini mengalami kesulitan yang serius, terutama dari terbatasnya kesempatan kerja yang mempengaruhi ketahanan mereka。Keberadaan mereka mendorong sebuah organisasi masyarakat nirlaba,耶稣会难民服务(JRS),印度尼西亚茂物,登革项目mata penaharian untuk membantu para pengungsi mendukung kelangsungan hidup mereka。Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami bagaimana program mata penaharian mendukung ketahanan pengungsi perkotaan。科目:dalam penelitian ini adalah, empungsi perkotaan yang hidup mandiri dan mengikuti程序mata penaharian。Jenis penelitian ini adalah penelitian deskscriptif quality。中国人口普查数据,中国人口普查数据,中国人口普查数据,中国人口普查数据。Hasil penelitian menypulkan bahwa keempat pengungsi perkotaan memoriliki ketahanan yang lebih baik yang diperoleh dari dukungan dan manfaat dari program mata penaharian。Keempat pengungsi perkotaan memiliki ciri-ciri individual resilien mulai dari kompetensi social, otonomi, keterampilan memecahkan masalah, dan kesadaran akan tujuan dan masa depan yang diperoleh melalui tahapan resiliensi(屈服,生存,恢复,繁荣)dan factor for penddukung resiliensi。(Saya Ada, Saya Punya, dan Saya Bisa)。kunci:弹性;城市难民;计划生活。
THE RESILIENCE OF URBAN REFUGEES THROUGH A LIVELIHOOD PROGRAM AT THE JESUIT REFUGEE SERVICE
Abstract. Asian countries have often been the targets of the mobilization of refugees who migrate to seek protection, including Indonesia. Most refugees live independently in populated areas and alongside local urban residents in the country. These urban refugees who come to Indonesia experience serious difficulties, especially from the limited work opportunity that affects their resilience. Their existence encourages a non-profit community organization, Jesuit Refugee Service (JRS), located in Bogor, Indonesia, with its livelihood program to help refugees support their life survival. This study aims to explore and understand how a livelihood program supports the resiliency of urban refugees. The subjects in this study were four urban refugees who lived independently and participated in the livelihood program. The research is descriptive qualitative research. Data collection techniques in this study consist of interviews, observation, and documentation studies. The research results conclude that the four urban refugees have better resilience obtained from the support and benefits of the livelihood program. The four urban refugees have resilient individual traits ranging from social competence, autonomy, problem-solving skills, and awareness of goals and the future that are obtained through the stages of resilience (succumbing, surviving, recovering, thriving) and the supporting factors of resilience (I Am, I Have, and I Can). Keywords: Resilience; Urban Refugees; Livelihood Program. Abstrak. Negara-negara Asia sering menjadi sasaran mobilisasi para pengungsi yang bermigrasi untuk mencari perlindungan, termasuk Indonesia. Sebagian besar pengungsi tinggal secara mandiri di daerah berpenduduk dan bersama penduduk perkotaan lokal di negara ini. Pengungsi perkotaan yang datang ke Indonesia ini mengalami kesulitan yang serius, terutama dari terbatasnya kesempatan kerja yang mempengaruhi ketahanan mereka. Keberadaan mereka mendorong sebuah organisasi masyarakat nirlaba, Jesuit Refugee Service (JRS), yang berlokasi di Bogor, Indonesia, dengan program mata pencaharian untuk membantu para pengungsi mendukung kelangsungan hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami bagaimana program mata pencaharian mendukung ketahanan pengungsi perkotaan. Subjek dalam penelitian ini adalah empat pengungsi perkotaan yang hidup mandiri dan mengikuti program mata pencaharian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keempat pengungsi perkotaan memiliki ketahanan yang lebih baik yang diperoleh dari dukungan dan manfaat dari program mata pencaharian. Keempat pengungsi perkotaan memiliki ciri-ciri individu resilien mulai dari kompetensi sosial, otonomi, keterampilan memecahkan masalah, dan kesadaran akan tujuan dan masa depan yang diperoleh melalui tahapan resiliensi (succumbing, survival, recovery, thriving) dan faktor pendukung resiliensi. (Saya Ada, Saya Punya, dan Saya Bisa). Kata kunci: Resiliensi; Urban Refugees; Program Livelihood.