{"title":"Mahasantri扫盲运动:努力推动伊斯兰扫盲来消除不容忍的症状","authors":"Hilya Maylaffayza, Ummy Kulsum Berlian, Asri Oktaviana Ningrum","doi":"10.15408/tadabbur.v1i02.31548","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak: Toleransi menjadi masalah serius yang mengancam kerukunan bangsa di tengah arus modernisasi media. Mahasantri selaku generasi muda berpotensi untuk terpapar intoleransi dan paham ekstremisme. Dalam hal ini, kecakapan literasi dan kecakapan bermedia sangat dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi. Dalam penelitian ini, mahasantri Mabna Syarifah Fatimah ditempatkan sebagai subjek sekaligus objek utama dalam penelitian. Beberapa penelitian sejenis sudah pernah dilakukan, di antaranya oleh Yunianto, T. d. tahun 2022 dan Bono Setyo, W. A. tahun 2020 tentang pentingnya kecakapan literasi digital untuk menangkal kasus intoleransi. Persamaan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang diteliti yaitu sama-sama mengkorelasikan keberadaan sosial media dan tantangannya di ruang digital dalam menangkal intoleransi melalui literasi digital. Namun beberapa penelitian sejenis belum banyak yang membahas mengenai bagaimana upaya menangkal isu intoleransi di kalangan mahasantri yang dipadukan dengan solusi literasi berdasarkan Al-Qur’an. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang disesuaikan dengan konteks kekinian untuk mengentas kasus intoleransi di kalangan mahasantri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isu intoleransi menjadi masalah besar di ranah digital. Oleh sebab itu, peneliti menghadirkan mahasantri sebagai solusi terdepan dalam menangkal intoleransi. Untuk mengimplemntasikan solusi tersebut, mahasantri perlu dibekali dengan kemampuan literasi melalui beberapa kegiatan literasi. Abstract: Tolerance is a serious problem that threatens national harmony in the midst of modernization of the media. Mahasantri as the younger generation have the potential to be exposed to intolerance and extremism. In this case, literacy guides and media guides are needed. This study uses a qualitative approach with observation techniques. In this study, Mabna Syarifah Fatimah's female students were placed as both the subject and the main object of the study. This research seeks to explore the content of the verses of the Qur'an that are adapted to the current context to alleviate cases of intolerance among female students. The results of this study indicate that the issue of intolerance is a big problem in the digital realm. Therefore, presenting female students as a leading solution in counteracting intolerance. To implement this solution, students need to be equipped with literacy skills through several literacy activities.","PeriodicalId":422466,"journal":{"name":"Tadabbur: Jurnal Integrasi Keilmuan","volume":"110 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Gerakan Literasi Mahasantri: Ikhtiar Menggiatkan Literasi Islami untuk Mengikis Gejala Intoleransi\",\"authors\":\"Hilya Maylaffayza, Ummy Kulsum Berlian, Asri Oktaviana Ningrum\",\"doi\":\"10.15408/tadabbur.v1i02.31548\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak: Toleransi menjadi masalah serius yang mengancam kerukunan bangsa di tengah arus modernisasi media. Mahasantri selaku generasi muda berpotensi untuk terpapar intoleransi dan paham ekstremisme. Dalam hal ini, kecakapan literasi dan kecakapan bermedia sangat dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi. Dalam penelitian ini, mahasantri Mabna Syarifah Fatimah ditempatkan sebagai subjek sekaligus objek utama dalam penelitian. Beberapa penelitian sejenis sudah pernah dilakukan, di antaranya oleh Yunianto, T. d. tahun 2022 dan Bono Setyo, W. A. tahun 2020 tentang pentingnya kecakapan literasi digital untuk menangkal kasus intoleransi. Persamaan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang diteliti yaitu sama-sama mengkorelasikan keberadaan sosial media dan tantangannya di ruang digital dalam menangkal intoleransi melalui literasi digital. Namun beberapa penelitian sejenis belum banyak yang membahas mengenai bagaimana upaya menangkal isu intoleransi di kalangan mahasantri yang dipadukan dengan solusi literasi berdasarkan Al-Qur’an. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang disesuaikan dengan konteks kekinian untuk mengentas kasus intoleransi di kalangan mahasantri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isu intoleransi menjadi masalah besar di ranah digital. Oleh sebab itu, peneliti menghadirkan mahasantri sebagai solusi terdepan dalam menangkal intoleransi. Untuk mengimplemntasikan solusi tersebut, mahasantri perlu dibekali dengan kemampuan literasi melalui beberapa kegiatan literasi. Abstract: Tolerance is a serious problem that threatens national harmony in the midst of modernization of the media. Mahasantri as the younger generation have the potential to be exposed to intolerance and extremism. In this case, literacy guides and media guides are needed. This study uses a qualitative approach with observation techniques. In this study, Mabna Syarifah Fatimah's female students were placed as both the subject and the main object of the study. This research seeks to explore the content of the verses of the Qur'an that are adapted to the current context to alleviate cases of intolerance among female students. The results of this study indicate that the issue of intolerance is a big problem in the digital realm. Therefore, presenting female students as a leading solution in counteracting intolerance. To implement this solution, students need to be equipped with literacy skills through several literacy activities.\",\"PeriodicalId\":422466,\"journal\":{\"name\":\"Tadabbur: Jurnal Integrasi Keilmuan\",\"volume\":\"110 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Tadabbur: Jurnal Integrasi Keilmuan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/tadabbur.v1i02.31548\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tadabbur: Jurnal Integrasi Keilmuan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/tadabbur.v1i02.31548","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Gerakan Literasi Mahasantri: Ikhtiar Menggiatkan Literasi Islami untuk Mengikis Gejala Intoleransi
Abstrak: Toleransi menjadi masalah serius yang mengancam kerukunan bangsa di tengah arus modernisasi media. Mahasantri selaku generasi muda berpotensi untuk terpapar intoleransi dan paham ekstremisme. Dalam hal ini, kecakapan literasi dan kecakapan bermedia sangat dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik observasi. Dalam penelitian ini, mahasantri Mabna Syarifah Fatimah ditempatkan sebagai subjek sekaligus objek utama dalam penelitian. Beberapa penelitian sejenis sudah pernah dilakukan, di antaranya oleh Yunianto, T. d. tahun 2022 dan Bono Setyo, W. A. tahun 2020 tentang pentingnya kecakapan literasi digital untuk menangkal kasus intoleransi. Persamaan penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian yang diteliti yaitu sama-sama mengkorelasikan keberadaan sosial media dan tantangannya di ruang digital dalam menangkal intoleransi melalui literasi digital. Namun beberapa penelitian sejenis belum banyak yang membahas mengenai bagaimana upaya menangkal isu intoleransi di kalangan mahasantri yang dipadukan dengan solusi literasi berdasarkan Al-Qur’an. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang disesuaikan dengan konteks kekinian untuk mengentas kasus intoleransi di kalangan mahasantri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isu intoleransi menjadi masalah besar di ranah digital. Oleh sebab itu, peneliti menghadirkan mahasantri sebagai solusi terdepan dalam menangkal intoleransi. Untuk mengimplemntasikan solusi tersebut, mahasantri perlu dibekali dengan kemampuan literasi melalui beberapa kegiatan literasi. Abstract: Tolerance is a serious problem that threatens national harmony in the midst of modernization of the media. Mahasantri as the younger generation have the potential to be exposed to intolerance and extremism. In this case, literacy guides and media guides are needed. This study uses a qualitative approach with observation techniques. In this study, Mabna Syarifah Fatimah's female students were placed as both the subject and the main object of the study. This research seeks to explore the content of the verses of the Qur'an that are adapted to the current context to alleviate cases of intolerance among female students. The results of this study indicate that the issue of intolerance is a big problem in the digital realm. Therefore, presenting female students as a leading solution in counteracting intolerance. To implement this solution, students need to be equipped with literacy skills through several literacy activities.