{"title":"多文本学习:提高印尼学生读写能力的努力","authors":"Astuti Darmiyanti, M. Taufik","doi":"10.33701/ijolib.v2i1.1422","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \n \nProblem Statement: Development of literacy lists reading as the main literacy skill in the 21st century. Although society in general especially students are no longer illiterate, reading interest and reading literacy skills in Indonesia, based on PISA, OCED, and UNESCO, are still relatively low in terms of multi text study. For this reason, multi text-based learning is needed for improving the students’ literacy. Purpose: This study aims to describe how multi-text learning is taught to students to increase their interest in reading and literacy. Method: This research uses a qualitative research with literature study method. Data sources of this research are reference books and scientific journal articles that have relevance to the research. Results: Multi-literacy learning or also known as multiliteracy is one of the learning designs used in the context of 2013 curriculum. This concept is designed to meet the skills needed in the 21st century. Multiliteracy learning is created to connect 4 multiliteracy skills (reading, writing, spoken language, and, using IT). The stages of multi-text literacy learning cycle are as follows: 1) involving: 2) responding; 3) elaborating; 4) reviewing; 5) presenting. Conclusion: Multitext learning is still barely taught to students in Indonesia. Only 30% of students have multitext reading knowledge and skills. In fact, multitext learning can be used as an alternative solution to increase reading ability and interest. Multi-text learning needs to be supported by teacher's skills namely creating interesting and adequate multitext materials and ensuring decent reading sources according to its age of reader, as well as for parents, they have to be able to advise their children to choose multitext as the reading sources. \n \n \n \n \n Keywords: Literacy; Multitext Learning; Reading \n \n \n \n \n \nAbstrak \n \n \n \n \nLatar Belakang: Perkembangan literasi masih menempatkan membaca sebagai keterampilan utama litrasi sebagai keteramplan abad 21. Kendati para pelajar dan masyarakat pada umumnya sudah tidak lagi buta aksara, namun minat membaca dan kemampuan literasi membaca di Indonesia berdasarkan PISA, OCED, dan UNESCO masih terbilang rendah terutama jika dihadapkan pada kajian multiteks. Untu itu diperlukan pembelajaran berbasis multiteks bagi para siswa untuk meningkatkan kualitas literasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana pembelajaran multiteks diajarkan kepada siswa sehingga mampu meningkatkan minat baca dan literasi siswa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka . Sumber data penelitian berupa buku-buku referensi dan artikel-artikel jurnal ilmiah yang memiliki relevansi dengan penelitian. Hasil: Pembelajaran mutiteks atau dikenal juga dengan multiliterasi merupakan salah satu desain pembelajaran yang digunakan dalam konteks kurikulum 2013. Konsep ini dirancang untuk menjawab kebutuhan keterampilan yang diperlukan di abad 21. Pembelajaran multiliterasi didesain untuk mampu menghubungkan 4 keterampilan multiliterasi (membaca, menulis, berbahasa lisan, dan ber-IT). Tahapan siklus pembelajaran literasi dengan multiteks antara lain: 1) melibatkan; 2)merespon; 3) elaborasi; 4) meninjau ulang; 5) mempresentasikan. Kesimpulan: Pembelajaran multiteks masih sangat minim diajarkan kepada para siswa di Indonesia. Hanya 30% siswa yang memiliki pengtahuan dan keterampilan membaca multiteks. Pembelajaran multiteks dapat dijadikan solusi alternatif menumbuhkan kemampuan dan minat baca. Pembelajaran multiteks ini perlu ditunjang oleh kemahiran guru dalam membuat multiteks yang menarik dan bermutu, keterjaminan sumber bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan usia pembaca, serta peran orang tua yang harus mampu mengarahkan anak-anak memilih sumber bacaan sebagai multiteks \n \n \n \n \n Keywords: Literasi; Pembelajaran Multiteks; Membaca \n \n \n \n","PeriodicalId":117442,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Librarianship","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Multitext Learning: Efforts to Improve Literacy Students in Indonesia\",\"authors\":\"Astuti Darmiyanti, M. Taufik\",\"doi\":\"10.33701/ijolib.v2i1.1422\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"\\n \\n \\n \\nProblem Statement: Development of literacy lists reading as the main literacy skill in the 21st century. Although society in general especially students are no longer illiterate, reading interest and reading literacy skills in Indonesia, based on PISA, OCED, and UNESCO, are still relatively low in terms of multi text study. For this reason, multi text-based learning is needed for improving the students’ literacy. Purpose: This study aims to describe how multi-text learning is taught to students to increase their interest in reading and literacy. Method: This research uses a qualitative research with literature study method. Data sources of this research are reference books and scientific journal articles that have relevance to the research. Results: Multi-literacy learning or also known as multiliteracy is one of the learning designs used in the context of 2013 curriculum. This concept is designed to meet the skills needed in the 21st century. Multiliteracy learning is created to connect 4 multiliteracy skills (reading, writing, spoken language, and, using IT). The stages of multi-text literacy learning cycle are as follows: 1) involving: 2) responding; 3) elaborating; 4) reviewing; 5) presenting. Conclusion: Multitext learning is still barely taught to students in Indonesia. Only 30% of students have multitext reading knowledge and skills. In fact, multitext learning can be used as an alternative solution to increase reading ability and interest. Multi-text learning needs to be supported by teacher's skills namely creating interesting and adequate multitext materials and ensuring decent reading sources according to its age of reader, as well as for parents, they have to be able to advise their children to choose multitext as the reading sources. \\n \\n \\n \\n \\n Keywords: Literacy; Multitext Learning; Reading \\n \\n \\n \\n \\n \\nAbstrak \\n \\n \\n \\n \\nLatar Belakang: Perkembangan literasi masih menempatkan membaca sebagai keterampilan utama litrasi sebagai keteramplan abad 21. Kendati para pelajar dan masyarakat pada umumnya sudah tidak lagi buta aksara, namun minat membaca dan kemampuan literasi membaca di Indonesia berdasarkan PISA, OCED, dan UNESCO masih terbilang rendah terutama jika dihadapkan pada kajian multiteks. Untu itu diperlukan pembelajaran berbasis multiteks bagi para siswa untuk meningkatkan kualitas literasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana pembelajaran multiteks diajarkan kepada siswa sehingga mampu meningkatkan minat baca dan literasi siswa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka . Sumber data penelitian berupa buku-buku referensi dan artikel-artikel jurnal ilmiah yang memiliki relevansi dengan penelitian. Hasil: Pembelajaran mutiteks atau dikenal juga dengan multiliterasi merupakan salah satu desain pembelajaran yang digunakan dalam konteks kurikulum 2013. Konsep ini dirancang untuk menjawab kebutuhan keterampilan yang diperlukan di abad 21. Pembelajaran multiliterasi didesain untuk mampu menghubungkan 4 keterampilan multiliterasi (membaca, menulis, berbahasa lisan, dan ber-IT). Tahapan siklus pembelajaran literasi dengan multiteks antara lain: 1) melibatkan; 2)merespon; 3) elaborasi; 4) meninjau ulang; 5) mempresentasikan. Kesimpulan: Pembelajaran multiteks masih sangat minim diajarkan kepada para siswa di Indonesia. Hanya 30% siswa yang memiliki pengtahuan dan keterampilan membaca multiteks. Pembelajaran multiteks dapat dijadikan solusi alternatif menumbuhkan kemampuan dan minat baca. Pembelajaran multiteks ini perlu ditunjang oleh kemahiran guru dalam membuat multiteks yang menarik dan bermutu, keterjaminan sumber bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan usia pembaca, serta peran orang tua yang harus mampu mengarahkan anak-anak memilih sumber bacaan sebagai multiteks \\n \\n \\n \\n \\n Keywords: Literasi; Pembelajaran Multiteks; Membaca \\n \\n \\n \\n\",\"PeriodicalId\":117442,\"journal\":{\"name\":\"Indonesian Journal of Librarianship\",\"volume\":\"46 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-08-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Indonesian Journal of Librarianship\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33701/ijolib.v2i1.1422\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of Librarianship","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33701/ijolib.v2i1.1422","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
问题陈述:《读写能力的发展》将阅读列为21世纪的主要读写技能。尽管整个社会尤其是学生不再是文盲,但根据PISA、OCED和UNESCO的数据,印度尼西亚的阅读兴趣和阅读能力在多文本研究方面仍然相对较低。因此,提高学生的读写能力需要多文本学习。目的:本研究旨在描述如何教授多文本学习,以提高学生的阅读兴趣和读写能力。方法:本研究采用文献研究法进行定性研究。本研究的数据来源是与本研究相关的参考书和科学期刊文章。结果:多元素养学习或也称为多元素养是2013年课程背景下使用的学习设计之一。这一概念旨在满足21世纪所需的技能。多元读写学习是为了将四种多元读写技能(阅读、写作、口语和使用IT)联系起来而创建的。多文本素养学习周期的阶段为:1)参与阶段;2)回应阶段;3)详细说明;4)审查;5)呈现。结论:印度尼西亚的学生仍然很少教授多文本学习。只有30%的学生具备多文本阅读知识和技能。事实上,多文本学习可以作为提高阅读能力和兴趣的另一种解决方案。多文本学习需要教师的技能支持,即创造有趣和充足的多文本材料,并根据读者的年龄确保体面的阅读来源,对于父母来说,他们必须能够建议孩子选择多文本作为阅读来源。关键词:文化;Multitext学习;阅读摘要Latar Belakang: Perkembangan literasi masih menempatkan membaca sebagai keterampilan utama litrasi sebagai keteramplan abad 21。Kendati para pelajar dan masyarakat pada umumnya sudah tidak lagi buta aksara, namun minat membaca dan kemampuan literasi membaca di Indonesia berdasarkan PISA, OCED, dan UNESCO masih terbilang rendah terutama jika dihadapkan pada kajian multiteks。Untu tu diperlukan pembelajaran berbasis multiteks bagi para siswa untuk meningkatkan kualitas literasi。图胡安:Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana pembelajaran multiteks diajarkan kepada siswa sehinga mampu meningkatkan minat baca dan literasi siswa。方法:Penelitian ini merupakan Penelitian qualitatiff dengan方法研究pustaka。夏季数据penelitian berupa buku-buku参考文献,但artikel-artikel学报[j] .中国科学院学报。[3][中文]:彭贝拉贾兰多元文学[au dikenal juga dengan], 2013。康赛尼·迪兰坎·阿德·阿德·阿德·阿德·阿德·阿德。潘比拉加兰多语(蒙古语、蒙古语、蒙古语、蒙古语、蒙古语)Tahapan siklus pembelajaran literasi dengan multiteks antara lain: 1) melibatkan;2) merespon;3) elaborasi;4) meninjau ulang;5) mempresentasikan。Pembelajaran multiteks masih sangat minim diajarkan kepada para siswa di Indonesia。汉雅30%西西瓦阳记忆基,彭塔环丹,克特兰皮兰记忆多元。Pembelajaran multiteks dapat dijadikan solusi alternatif menumbuhkan kemampuan dan minat baca。【关键词】文字学;关键词:文字学;关键词:文学;Pembelajaran Multiteks;Membaca
Multitext Learning: Efforts to Improve Literacy Students in Indonesia
Problem Statement: Development of literacy lists reading as the main literacy skill in the 21st century. Although society in general especially students are no longer illiterate, reading interest and reading literacy skills in Indonesia, based on PISA, OCED, and UNESCO, are still relatively low in terms of multi text study. For this reason, multi text-based learning is needed for improving the students’ literacy. Purpose: This study aims to describe how multi-text learning is taught to students to increase their interest in reading and literacy. Method: This research uses a qualitative research with literature study method. Data sources of this research are reference books and scientific journal articles that have relevance to the research. Results: Multi-literacy learning or also known as multiliteracy is one of the learning designs used in the context of 2013 curriculum. This concept is designed to meet the skills needed in the 21st century. Multiliteracy learning is created to connect 4 multiliteracy skills (reading, writing, spoken language, and, using IT). The stages of multi-text literacy learning cycle are as follows: 1) involving: 2) responding; 3) elaborating; 4) reviewing; 5) presenting. Conclusion: Multitext learning is still barely taught to students in Indonesia. Only 30% of students have multitext reading knowledge and skills. In fact, multitext learning can be used as an alternative solution to increase reading ability and interest. Multi-text learning needs to be supported by teacher's skills namely creating interesting and adequate multitext materials and ensuring decent reading sources according to its age of reader, as well as for parents, they have to be able to advise their children to choose multitext as the reading sources.
Keywords: Literacy; Multitext Learning; Reading
Abstrak
Latar Belakang: Perkembangan literasi masih menempatkan membaca sebagai keterampilan utama litrasi sebagai keteramplan abad 21. Kendati para pelajar dan masyarakat pada umumnya sudah tidak lagi buta aksara, namun minat membaca dan kemampuan literasi membaca di Indonesia berdasarkan PISA, OCED, dan UNESCO masih terbilang rendah terutama jika dihadapkan pada kajian multiteks. Untu itu diperlukan pembelajaran berbasis multiteks bagi para siswa untuk meningkatkan kualitas literasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bagaimana pembelajaran multiteks diajarkan kepada siswa sehingga mampu meningkatkan minat baca dan literasi siswa. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka . Sumber data penelitian berupa buku-buku referensi dan artikel-artikel jurnal ilmiah yang memiliki relevansi dengan penelitian. Hasil: Pembelajaran mutiteks atau dikenal juga dengan multiliterasi merupakan salah satu desain pembelajaran yang digunakan dalam konteks kurikulum 2013. Konsep ini dirancang untuk menjawab kebutuhan keterampilan yang diperlukan di abad 21. Pembelajaran multiliterasi didesain untuk mampu menghubungkan 4 keterampilan multiliterasi (membaca, menulis, berbahasa lisan, dan ber-IT). Tahapan siklus pembelajaran literasi dengan multiteks antara lain: 1) melibatkan; 2)merespon; 3) elaborasi; 4) meninjau ulang; 5) mempresentasikan. Kesimpulan: Pembelajaran multiteks masih sangat minim diajarkan kepada para siswa di Indonesia. Hanya 30% siswa yang memiliki pengtahuan dan keterampilan membaca multiteks. Pembelajaran multiteks dapat dijadikan solusi alternatif menumbuhkan kemampuan dan minat baca. Pembelajaran multiteks ini perlu ditunjang oleh kemahiran guru dalam membuat multiteks yang menarik dan bermutu, keterjaminan sumber bacaan yang berkualitas dan sesuai dengan usia pembaca, serta peran orang tua yang harus mampu mengarahkan anak-anak memilih sumber bacaan sebagai multiteks
Keywords: Literasi; Pembelajaran Multiteks; Membaca