{"title":"FUNGSI TRADISI BEDAH BLUMBANG DALAM PELESTARIAN AREA KONSERVASI AIR DI KAKI GUNUNG UNGARAN KABUPATEN SEMARANG","authors":"Reny Wiyatasari, Af’idatul Lathifah","doi":"10.21776/UB.SBN.2019.003.01.01","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tradisi bedah blumbang yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Gintungan di kaki Gunung Ungaran merupakan rangkaian upacara merti dusun atau sering dikenal dengan tradisi bersih desa. Artikel ini membahas bagaimana peran tradisi bedah blumbang dalam praktek konservasi sumber daya air di kaki Gunung Ungaran serta makna tradisi tersebut pada masyarakat Dusun Gintungan. Praktek tradisi bedah blumbang telah mengalami berbagai perubahan serta improvisasi pelaksanaannya, mulai dari tata acara, kelengkapan upacara, hingga keterlibatan masyarakat. Tidak hanya masayarakat Dusun Gintungan saja yang terlibat, tetapi juga para pemangku kebijakan di tingkat pemerintahan. Bedah blumbang juga menjadi salah satu atraksi wisata di Dusun Gintungan. Keberlimpahan air di Dusun Gintungan juga belum terkelola dengan baik, warga masih menganggap air adalah sumber daya yang tidak akan habis sehingga warga cenderung menggunakannya tanpa batas. Akan tetapi, mitos-mitos yang berkembang di masyarakat seputar sumber mata air menjadi pengontrol masyarakat dalam memanfaatka sumber daya alam sekitar mereka, khususnya sumber daya air. Bedah blumbang kini berfungsi sebagai penjaga tradisi, penjaga kerukunan antar warga, ajang berwisata, dan sebagai pengingat leluhur mereka. proses konservasi lingkungan secara tidak langsung terjadi pada saat mengingat mitos tentang leluhur, dengan demikian warga terus menjaga kelestarian blumbang yang menjadi sumber mata air bagi warga Dusun Gintungan dan sekitarnya. Penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Wawancara mendalam dan observasi dimaksudkan untuk mendapatkan data primer.","PeriodicalId":347377,"journal":{"name":"Studi Budaya Nusantara","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Studi Budaya Nusantara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/UB.SBN.2019.003.01.01","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
FUNGSI TRADISI BEDAH BLUMBANG DALAM PELESTARIAN AREA KONSERVASI AIR DI KAKI GUNUNG UNGARAN KABUPATEN SEMARANG
Tradisi bedah blumbang yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Gintungan di kaki Gunung Ungaran merupakan rangkaian upacara merti dusun atau sering dikenal dengan tradisi bersih desa. Artikel ini membahas bagaimana peran tradisi bedah blumbang dalam praktek konservasi sumber daya air di kaki Gunung Ungaran serta makna tradisi tersebut pada masyarakat Dusun Gintungan. Praktek tradisi bedah blumbang telah mengalami berbagai perubahan serta improvisasi pelaksanaannya, mulai dari tata acara, kelengkapan upacara, hingga keterlibatan masyarakat. Tidak hanya masayarakat Dusun Gintungan saja yang terlibat, tetapi juga para pemangku kebijakan di tingkat pemerintahan. Bedah blumbang juga menjadi salah satu atraksi wisata di Dusun Gintungan. Keberlimpahan air di Dusun Gintungan juga belum terkelola dengan baik, warga masih menganggap air adalah sumber daya yang tidak akan habis sehingga warga cenderung menggunakannya tanpa batas. Akan tetapi, mitos-mitos yang berkembang di masyarakat seputar sumber mata air menjadi pengontrol masyarakat dalam memanfaatka sumber daya alam sekitar mereka, khususnya sumber daya air. Bedah blumbang kini berfungsi sebagai penjaga tradisi, penjaga kerukunan antar warga, ajang berwisata, dan sebagai pengingat leluhur mereka. proses konservasi lingkungan secara tidak langsung terjadi pada saat mengingat mitos tentang leluhur, dengan demikian warga terus menjaga kelestarian blumbang yang menjadi sumber mata air bagi warga Dusun Gintungan dan sekitarnya. Penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Wawancara mendalam dan observasi dimaksudkan untuk mendapatkan data primer.