{"title":"The Central Processing Music Of Bacalempong : Komposisi Musik Minimalis dalam Ansambel Campuran","authors":"Cepri Zulda Putra, Asep Saepul Haris, Wilma Sriwulan","doi":"10.24114/gsts.v2i2.40397","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Central Processing Music Of Bacalempong merupakan komposisi musik yang berangkat dari peristiwa simulasi pada tahap intrumentasi antara calempong kayu dan calempong perunggu sebagai kesenian tradisi asli masyarakat Sumpur Kudus yang kemudian digarap berdasarkan idiom musik Barat. Konsep garapan karya The Central Processing Music of Bacalempong adalah representasi antara material komposisi musik didalam calempong kayu dan calempong perunggu dijadikan hierarki musikal dengan menggunakan pendekatan sistem musik minimalis yang direalisasikan dalam formasi Ansambel Campuran. Secara keseluruhan, komposisi ini menawarkan gaya musik abad 20 berkenaan dengan pentahapan dalam sebuah proses pelahiran sebuah peristiwa musikal, proses tersebut menekankan pada siklus pusat yang dijadikan konstruksi struktur untuk menggiring analisis pada setiap dimensi musikal yang menunjukkan bagaimana sebuah penciptaan musik dihasilkan sacara sistematis. Metode penciptaan karya terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama menentukan siklus pusat dalam setiap proses Komposisi. Kedua, penempatan simulasi timbre (intrumen). Ketiga, menentukan deskripsi struktural karya. Terdapat sepuluh proses struktur yang terdiri dari I (restricted pitch and rhythm materials), II (pitch-centrycity), III (use of repetition), IV (steady pulse), V (phasing), VI (drone or ostinatos), VII (static harmony), VIII (pandiatonicism), IX (indeterminacy), dan X (long duration). Kesimpulan yang menghasilkan penggunakan pola-pola minimal kemudian perubahan-perubahan secara sedikit-demi sedikit dan bertahap hingga didapatkan komposisi musik secara utuhKata Kunci: Calempong Kayu, Calempong Perunggu, Musik Minimalis, Ansambel Campuran","PeriodicalId":182052,"journal":{"name":"GESTUS JOURNAL : PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI","volume":"75 2-3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"GESTUS JOURNAL : PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24114/gsts.v2i2.40397","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
The Central Processing Music Of Bacalempong : Komposisi Musik Minimalis dalam Ansambel Campuran
The Central Processing Music Of Bacalempong merupakan komposisi musik yang berangkat dari peristiwa simulasi pada tahap intrumentasi antara calempong kayu dan calempong perunggu sebagai kesenian tradisi asli masyarakat Sumpur Kudus yang kemudian digarap berdasarkan idiom musik Barat. Konsep garapan karya The Central Processing Music of Bacalempong adalah representasi antara material komposisi musik didalam calempong kayu dan calempong perunggu dijadikan hierarki musikal dengan menggunakan pendekatan sistem musik minimalis yang direalisasikan dalam formasi Ansambel Campuran. Secara keseluruhan, komposisi ini menawarkan gaya musik abad 20 berkenaan dengan pentahapan dalam sebuah proses pelahiran sebuah peristiwa musikal, proses tersebut menekankan pada siklus pusat yang dijadikan konstruksi struktur untuk menggiring analisis pada setiap dimensi musikal yang menunjukkan bagaimana sebuah penciptaan musik dihasilkan sacara sistematis. Metode penciptaan karya terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama menentukan siklus pusat dalam setiap proses Komposisi. Kedua, penempatan simulasi timbre (intrumen). Ketiga, menentukan deskripsi struktural karya. Terdapat sepuluh proses struktur yang terdiri dari I (restricted pitch and rhythm materials), II (pitch-centrycity), III (use of repetition), IV (steady pulse), V (phasing), VI (drone or ostinatos), VII (static harmony), VIII (pandiatonicism), IX (indeterminacy), dan X (long duration). Kesimpulan yang menghasilkan penggunakan pola-pola minimal kemudian perubahan-perubahan secara sedikit-demi sedikit dan bertahap hingga didapatkan komposisi musik secara utuhKata Kunci: Calempong Kayu, Calempong Perunggu, Musik Minimalis, Ansambel Campuran