Muhammad Andika Yudha Harahap, M. H. Natsir, C. Damayanti, Syahputra Wibowo, D. Adli, Osfar Sjofjan
{"title":"进食中的钙和脱粒体对32周大的木鸭Mojosari (Anas javanica)蛋白酶和差异化露淀粉的影响","authors":"Muhammad Andika Yudha Harahap, M. H. Natsir, C. Damayanti, Syahputra Wibowo, D. Adli, Osfar Sjofjan","doi":"10.21776/ub.jnt.2023.006.01.4","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penggunaan Natural Growth Promotor (NGP) dalam fitobiotik sebagai pengganti Antibiotics Growth Promoters (AGP) sedang gencar digunakan dengan memanfaatkan tanaman obat herbal Indonesia berupa ampas jamu untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas serta menekan konversi pakan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam ransum pakan itik pada deskripsi diferensisasi leukosit (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Materi dalam penelitian menggunakan 120 ekor itik petelur mojosari fase bertelur umur 24 minggu, kandang jenis postal yang secara acak di bagi menjadi enam perlakuan empat ulangan dengan masing-masing lima ekor itik pada setiap perlakuan. Penelitian ini terdiri atas perlakuan: P0 (pakan tanpa perlakuan dan tanpa antibiotik), P1 (pakan tanpa perlakuan dan antibiotik zinc bacitracin 0,25%), P2 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,25%), P3 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,5%), P4 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,75%) dan P5 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 1%). Pakan perlakuan dalam penelitian ini di berikan selama 60 hari. Di akhir masa penelitian, sampel diambil untuk pemeriksaan darah lengkap. Analisis ANOVA oneway digunakan untuk analisis statistik data. Efek signifikan dilanjutkan dengan Duncan sebagai uji lanjut dan data divisualisasikan menggunakan aplikasi prism. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa penambahan kalsium dan ampas jamu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai leukosit dan diferensial leukosit terdiri dari (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Hasil penelitian dapat disimpulkan penambahan kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam pakan dengan konsentrasi berbeda selama 60 hari tidak berpengaruh terhadap diferensial leukosit itik petelur mojosari, meskipun kondisi tersebut secara fisiologi masih normal.","PeriodicalId":236849,"journal":{"name":"Jurnal Nutrisi Ternak Tropis","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Pemberian Kompleks Kalsium dan Ampas Jamu Dalam Pakan Terhadap Jumlah Leukosit dan Diferensial Leukosit Pada Itik Petelur Mojosari (Anas javanica) Umur 32 Minggu\",\"authors\":\"Muhammad Andika Yudha Harahap, M. H. Natsir, C. Damayanti, Syahputra Wibowo, D. Adli, Osfar Sjofjan\",\"doi\":\"10.21776/ub.jnt.2023.006.01.4\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penggunaan Natural Growth Promotor (NGP) dalam fitobiotik sebagai pengganti Antibiotics Growth Promoters (AGP) sedang gencar digunakan dengan memanfaatkan tanaman obat herbal Indonesia berupa ampas jamu untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas serta menekan konversi pakan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam ransum pakan itik pada deskripsi diferensisasi leukosit (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Materi dalam penelitian menggunakan 120 ekor itik petelur mojosari fase bertelur umur 24 minggu, kandang jenis postal yang secara acak di bagi menjadi enam perlakuan empat ulangan dengan masing-masing lima ekor itik pada setiap perlakuan. Penelitian ini terdiri atas perlakuan: P0 (pakan tanpa perlakuan dan tanpa antibiotik), P1 (pakan tanpa perlakuan dan antibiotik zinc bacitracin 0,25%), P2 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,25%), P3 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,5%), P4 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,75%) dan P5 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 1%). Pakan perlakuan dalam penelitian ini di berikan selama 60 hari. Di akhir masa penelitian, sampel diambil untuk pemeriksaan darah lengkap. Analisis ANOVA oneway digunakan untuk analisis statistik data. Efek signifikan dilanjutkan dengan Duncan sebagai uji lanjut dan data divisualisasikan menggunakan aplikasi prism. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa penambahan kalsium dan ampas jamu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai leukosit dan diferensial leukosit terdiri dari (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Hasil penelitian dapat disimpulkan penambahan kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam pakan dengan konsentrasi berbeda selama 60 hari tidak berpengaruh terhadap diferensial leukosit itik petelur mojosari, meskipun kondisi tersebut secara fisiologi masih normal.\",\"PeriodicalId\":236849,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Nutrisi Ternak Tropis\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Nutrisi Ternak Tropis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21776/ub.jnt.2023.006.01.4\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Nutrisi Ternak Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/ub.jnt.2023.006.01.4","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Pemberian Kompleks Kalsium dan Ampas Jamu Dalam Pakan Terhadap Jumlah Leukosit dan Diferensial Leukosit Pada Itik Petelur Mojosari (Anas javanica) Umur 32 Minggu
Penggunaan Natural Growth Promotor (NGP) dalam fitobiotik sebagai pengganti Antibiotics Growth Promoters (AGP) sedang gencar digunakan dengan memanfaatkan tanaman obat herbal Indonesia berupa ampas jamu untuk memacu pertumbuhan, meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas serta menekan konversi pakan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam ransum pakan itik pada deskripsi diferensisasi leukosit (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Materi dalam penelitian menggunakan 120 ekor itik petelur mojosari fase bertelur umur 24 minggu, kandang jenis postal yang secara acak di bagi menjadi enam perlakuan empat ulangan dengan masing-masing lima ekor itik pada setiap perlakuan. Penelitian ini terdiri atas perlakuan: P0 (pakan tanpa perlakuan dan tanpa antibiotik), P1 (pakan tanpa perlakuan dan antibiotik zinc bacitracin 0,25%), P2 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,25%), P3 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,5%), P4 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 0,75%) dan P5 (pakan tanpa perlakuan + kalsium ampas jamu 1%). Pakan perlakuan dalam penelitian ini di berikan selama 60 hari. Di akhir masa penelitian, sampel diambil untuk pemeriksaan darah lengkap. Analisis ANOVA oneway digunakan untuk analisis statistik data. Efek signifikan dilanjutkan dengan Duncan sebagai uji lanjut dan data divisualisasikan menggunakan aplikasi prism. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa penambahan kalsium dan ampas jamu tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai leukosit dan diferensial leukosit terdiri dari (limfosit, heterofil, monosit, eosinophil, basophil dan rasio H/L). Hasil penelitian dapat disimpulkan penambahan kompleks kalsium dan ampas jamu di dalam pakan dengan konsentrasi berbeda selama 60 hari tidak berpengaruh terhadap diferensial leukosit itik petelur mojosari, meskipun kondisi tersebut secara fisiologi masih normal.