{"title":"NILAI-NILAI SUFISTIK DALAM TRADISI SABALLASAN DI DUSUN TANGKOLONG DESA LARANGAN DALAM KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN PAMEKASAN","authors":"Saiful Islam","doi":"10.28944/el-waroqoh.v5i2.486","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tadisi saballasan merupakan tradisi ritual keagamaan yang dilakukan sekali dalam setiap bulan tahun hijriyah yakni pada tanggal sebellas, dalam perkumpulan tradisi saballasan ini terdapat kayfiyah-kayfiyah dalam pelaksanaannya seperti ketentuan jumlah anggota minimal harus 14 orang, ritual ini dilaksanakan secara berjamaah yang dipimpin oleh Kyai atau Tokoh yang paham terhadap kayfiyah-kayfiyah nya, tradisi ini merupakan wadah masyarakat untuk dekat dengan Allah, menyucikan diri dengan berdzikir, shalawat, baca al-Qur’an dan do’a untuk mengisi jiwa. Apalagi masa-masa sekarang di era globalisasi, mulai tampak dimana jiwa-jiwa manusia sudah mulai dirasa gersang karena kehadiran teknologi, mulai hampa dalam menghadapi persoalan dunia, mulai gelisah menghadapi penatnya kehidupan. Maka mereka otomatis butuh hal yang bisa mendinginkan. Perkumpulan itulah menjadi alternatif mereka, seperti ritual tradisi saballasan tersebut. Penelitian ini berfokus pada. Pertama, unsur-unsur tasawuf yang terdapat dalam tradisi saballasan di Dsn. Tangkolong Ds. Larangan Dalam Kec. Larangan, kedua, makna dan nilai-nilai sufistik saballasan. Adapun jenis penelitian yang dipakai ialah kualitatif lapangan dengan pendekatan fenomenologi. Dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari metode ini kemudian peneliti olah dan analisis untuk memperoleh data atau informasi. Subyek penelitian ini peneliti ambil dari tokoh saballasan dan para anggotanya serta rujukan kitab yang dipakai. Sedangkan untuk keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi, dan menggunakan bahan refrensi. Penelitian ini menghasilkan bahwa unsur-unsur tasawuf dalam tradisi saballasan meliputi taubat, ikhlas, sabar, dan tawakkal. Adapun makna dari sabellesen ialah sebagai wadah guna menyucikan diri dan mendekat diri kepada Allah, dengan nilai nilai-nilai sufistik saballasan berupa cinta (muhabbah), rindu (Syawq), dan raja’ wal khawf. ","PeriodicalId":343200,"journal":{"name":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.28944/el-waroqoh.v5i2.486","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
Tadisi saballasan是传统的宗教仪式中第一次hijriyah即sebellas日年每个月这个传统saballasan有kayfiyah-kayfiyah协会中,整个过程就像规定成员必须至少14人死亡的数量,这个仪式为首的莫科的马格里布Kyai地执行或误解kayfiyah-kayfiyah的人物,这是传统的社会容器亲近上帝,一边祈祷一边喝着饮料然而,在全球化时代的今天,似乎人类的灵魂已经开始被技术的存在所忽视,在世界问题上变得空洞,在生活的压力面前变得焦躁不安。然后他们就会自然而然地需要一些东西来降温。这样的聚会成了他们的另类仪式,就像传统的安息日一样。这项研究的重点是。首先,在Dsn中发现sabalf传统中的tasawuf元素。Tangkolong Ds。Kec上的禁令。禁止,第二,saballux的意义和价值。至于采用现象学方法进行的领域定性研究。所使用的数据收集方法包括访谈、观察和记录。从这种方法中进行研究和分析以获取数据或信息。本研究人员的研究对象从萨巴尔及其成员以及他们所使用的圣经参考资料中选择。至于研究人员使用三角测量和引用材料的有效性。这项研究发现,在sabalf传统中,tasawuf的元素包括真诚、耐心和tawakkal。至于sabellesen的意义,它是一个容器,以净化自己和接近上帝,具有爱(muhabbah), misma (shawq)和king ' wal khawf的苏菲派价值观。
NILAI-NILAI SUFISTIK DALAM TRADISI SABALLASAN DI DUSUN TANGKOLONG DESA LARANGAN DALAM KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN PAMEKASAN
Tadisi saballasan merupakan tradisi ritual keagamaan yang dilakukan sekali dalam setiap bulan tahun hijriyah yakni pada tanggal sebellas, dalam perkumpulan tradisi saballasan ini terdapat kayfiyah-kayfiyah dalam pelaksanaannya seperti ketentuan jumlah anggota minimal harus 14 orang, ritual ini dilaksanakan secara berjamaah yang dipimpin oleh Kyai atau Tokoh yang paham terhadap kayfiyah-kayfiyah nya, tradisi ini merupakan wadah masyarakat untuk dekat dengan Allah, menyucikan diri dengan berdzikir, shalawat, baca al-Qur’an dan do’a untuk mengisi jiwa. Apalagi masa-masa sekarang di era globalisasi, mulai tampak dimana jiwa-jiwa manusia sudah mulai dirasa gersang karena kehadiran teknologi, mulai hampa dalam menghadapi persoalan dunia, mulai gelisah menghadapi penatnya kehidupan. Maka mereka otomatis butuh hal yang bisa mendinginkan. Perkumpulan itulah menjadi alternatif mereka, seperti ritual tradisi saballasan tersebut. Penelitian ini berfokus pada. Pertama, unsur-unsur tasawuf yang terdapat dalam tradisi saballasan di Dsn. Tangkolong Ds. Larangan Dalam Kec. Larangan, kedua, makna dan nilai-nilai sufistik saballasan. Adapun jenis penelitian yang dipakai ialah kualitatif lapangan dengan pendekatan fenomenologi. Dan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari metode ini kemudian peneliti olah dan analisis untuk memperoleh data atau informasi. Subyek penelitian ini peneliti ambil dari tokoh saballasan dan para anggotanya serta rujukan kitab yang dipakai. Sedangkan untuk keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi, dan menggunakan bahan refrensi. Penelitian ini menghasilkan bahwa unsur-unsur tasawuf dalam tradisi saballasan meliputi taubat, ikhlas, sabar, dan tawakkal. Adapun makna dari sabellesen ialah sebagai wadah guna menyucikan diri dan mendekat diri kepada Allah, dengan nilai nilai-nilai sufistik saballasan berupa cinta (muhabbah), rindu (Syawq), dan raja’ wal khawf.