{"title":"ANALISIS MODIFIKASI JALUR PIPA PERTAMAX TURBO KE MARINE LOADING ARM (MILA) UNTUK DISCHARGE DI JETTY 5 PT XYZ","authors":"Tri Sutrisno Wahyu Effendi, Dwi Nurma Heitasari","doi":"10.53026/sntem.v2i1.995","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"PT XYZ memiliki bisnis seperti halnya Integreated Supply Chain (ISC) yang berperan penting dalam menjaga operasional supply minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan liquified petroleum gas (LPG) nasional dengan tetap mengedepankan keekonomian. Dalam proses pengangkutan produk (BBM), ISC menggunakan sarana transportasi kapal yag sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia. Namun, pemilihan transportasi kapal ini justru menjadi tantangan tersendiri bagi PT XYZ mengingat pemetaan kegiatan yang terkait proses loading dan discharge di dermaga belum mencakup target waktu yang ditentukan, hingga masih banyak waktu yang kurang optimal. Kondisi existing loading dan discharge BBM di Terminal BBM XYZ Kepulauan XYZ menggunakan selang dan Marine Loading Arm (MLA) dengan salah satu produknya adalah Pertamax Turbo. Kondisi existing untuk discharge produk Pertamax Turbo di Jetty 5 masih menggunakan selang (cargo hose) 4” dengan maksimal Flow rate 350 kl/jam, dengan mobilisasi manual oleh tenaga manusia dan crane. Di jetty 5 sendiri terdapat MLA (Marine Loading Arm) yang digunakan untuk operasional produk Premium dan Pertamax 92. Dikarenakan sama-sama merupakan produk light oil, sehingga ada peluang dimanfaatkan untuk operasional produk Pertamax Turbo. Berdasarkan data jetty limitation penggunaan MLA (Marine Loading Arm) untuk operasional discharge produk light oil, kemampuan flow ratenya maksimal 1000 kl/jam. Sehingga peluang peningkatan kemampuan discharge secara operasional lebih cepat. Berdasarkan identifikasi aspek dampak lingkungan dan bahaya resiko pekerjaan pemasangan hose/selang di Terminal BBM XYZ Kepulauan XYZtermasuk dalam kategori resiko tinggi. Namun, saat ini masih menggunakan selang untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo maka waktu yang dubutuhkan adalah 13 jam 20 menit. Jika kedepannya menggunakan Marine Loading Arm (MLA) untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo maka waktu yang dubutuhkan adalah 4 jam 13 menit. Sehingga, dapat menghemat waktu sebanyak 9 jam 6 menit untuk tiap kali discharge/bongkaran. Jika menggunakan selang biaya charter kapal untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo tiap kali bongkarannya adalah Rp 80.802.131,32, sedangkan jika menggunakan Marine Loading Arm (MLA) biaya charter kapal untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo adalah Rp 25.362.319,29. Sehingga biaya charter kapal yang dapat dihemat jika kedepannya discharge/bongkaran Pertamax Turbo menggunakan Marine Loading Arm (MLA) adalah Rp 55.439.812,03.","PeriodicalId":154831,"journal":{"name":"Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi dan Mineral","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi dan Mineral","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53026/sntem.v2i1.995","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
ANALISIS MODIFIKASI JALUR PIPA PERTAMAX TURBO KE MARINE LOADING ARM (MILA) UNTUK DISCHARGE DI JETTY 5 PT XYZ
PT XYZ memiliki bisnis seperti halnya Integreated Supply Chain (ISC) yang berperan penting dalam menjaga operasional supply minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan liquified petroleum gas (LPG) nasional dengan tetap mengedepankan keekonomian. Dalam proses pengangkutan produk (BBM), ISC menggunakan sarana transportasi kapal yag sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia. Namun, pemilihan transportasi kapal ini justru menjadi tantangan tersendiri bagi PT XYZ mengingat pemetaan kegiatan yang terkait proses loading dan discharge di dermaga belum mencakup target waktu yang ditentukan, hingga masih banyak waktu yang kurang optimal. Kondisi existing loading dan discharge BBM di Terminal BBM XYZ Kepulauan XYZ menggunakan selang dan Marine Loading Arm (MLA) dengan salah satu produknya adalah Pertamax Turbo. Kondisi existing untuk discharge produk Pertamax Turbo di Jetty 5 masih menggunakan selang (cargo hose) 4” dengan maksimal Flow rate 350 kl/jam, dengan mobilisasi manual oleh tenaga manusia dan crane. Di jetty 5 sendiri terdapat MLA (Marine Loading Arm) yang digunakan untuk operasional produk Premium dan Pertamax 92. Dikarenakan sama-sama merupakan produk light oil, sehingga ada peluang dimanfaatkan untuk operasional produk Pertamax Turbo. Berdasarkan data jetty limitation penggunaan MLA (Marine Loading Arm) untuk operasional discharge produk light oil, kemampuan flow ratenya maksimal 1000 kl/jam. Sehingga peluang peningkatan kemampuan discharge secara operasional lebih cepat. Berdasarkan identifikasi aspek dampak lingkungan dan bahaya resiko pekerjaan pemasangan hose/selang di Terminal BBM XYZ Kepulauan XYZtermasuk dalam kategori resiko tinggi. Namun, saat ini masih menggunakan selang untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo maka waktu yang dubutuhkan adalah 13 jam 20 menit. Jika kedepannya menggunakan Marine Loading Arm (MLA) untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo maka waktu yang dubutuhkan adalah 4 jam 13 menit. Sehingga, dapat menghemat waktu sebanyak 9 jam 6 menit untuk tiap kali discharge/bongkaran. Jika menggunakan selang biaya charter kapal untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo tiap kali bongkarannya adalah Rp 80.802.131,32, sedangkan jika menggunakan Marine Loading Arm (MLA) biaya charter kapal untuk discharge/bongkaran Pertamax Turbo adalah Rp 25.362.319,29. Sehingga biaya charter kapal yang dapat dihemat jika kedepannya discharge/bongkaran Pertamax Turbo menggunakan Marine Loading Arm (MLA) adalah Rp 55.439.812,03.