{"title":"清真寺青少年建筑方法的主动性学习模式","authors":"Andika Hendra Mustaqim, Rina Lestari, Suci Riyanti, Arrizqi Ramadhan","doi":"10.36928/jrt.v5i3.1090","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Setelah dua tahun pandemi Covid-19, dunia mulai bergeliat ditunjukkan dengan proses pembelajaran tatap muka yang mulai dilaksanakan, termasuk dalam pemberdayaan komunitas seperti Remaja Masjid Jami' Al Muttaqin di Jakarta. Masalah yang dihadapi mitra adalah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang semakin dibutuhkan. Tujuan pengabdian masyarakat berbasis penelitan pengembangan model pembelajaran kepada remaja Masjid Jami' Al Muttaqin di Jakarta adalah pembelajaran bahasa Inggris khususnya tentang Adjective to Express Personality and Appearance. Hasil pengabdian masyarakat adalah menghasilkan model pembelajaran yang dikembangkan oleh para peneliti bernama INITIATIVE. Model ini merupakan model pembelajaran yang memiliki elemen seperti Idealism, Neologism, Incrementalism, Tachism, Intuitionism, Activism, Territorialism, Instrumentalism, Vocationalism, dan Essentialism dan diterapkan dalam proses pengabdian masyarakat. Model itu dinilai tepat dipraktikkan pada pembelajaran pasca-pandemi Covid-19 karena mengutamakan kreativitas dan inovasi. Paradigma yang dalam model tersebut adalah konstruktivis berbasis pada realitas kritis dalam pendidikan. Model tersebut bukan hanya berfokus utama pada peserta didik, tetapi melibatkan pendidik dan aktor lain, yakni lembaga baik sekolah atau komunitas","PeriodicalId":191234,"journal":{"name":"Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"17 19","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Model Pembelajaran INITIATIVE dengan Pendekatan Kontruktivisme Berbasis Komunitas Remaja Masjid Pascapandemi Covid-19\",\"authors\":\"Andika Hendra Mustaqim, Rina Lestari, Suci Riyanti, Arrizqi Ramadhan\",\"doi\":\"10.36928/jrt.v5i3.1090\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Setelah dua tahun pandemi Covid-19, dunia mulai bergeliat ditunjukkan dengan proses pembelajaran tatap muka yang mulai dilaksanakan, termasuk dalam pemberdayaan komunitas seperti Remaja Masjid Jami' Al Muttaqin di Jakarta. Masalah yang dihadapi mitra adalah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang semakin dibutuhkan. Tujuan pengabdian masyarakat berbasis penelitan pengembangan model pembelajaran kepada remaja Masjid Jami' Al Muttaqin di Jakarta adalah pembelajaran bahasa Inggris khususnya tentang Adjective to Express Personality and Appearance. Hasil pengabdian masyarakat adalah menghasilkan model pembelajaran yang dikembangkan oleh para peneliti bernama INITIATIVE. Model ini merupakan model pembelajaran yang memiliki elemen seperti Idealism, Neologism, Incrementalism, Tachism, Intuitionism, Activism, Territorialism, Instrumentalism, Vocationalism, dan Essentialism dan diterapkan dalam proses pengabdian masyarakat. Model itu dinilai tepat dipraktikkan pada pembelajaran pasca-pandemi Covid-19 karena mengutamakan kreativitas dan inovasi. Paradigma yang dalam model tersebut adalah konstruktivis berbasis pada realitas kritis dalam pendidikan. Model tersebut bukan hanya berfokus utama pada peserta didik, tetapi melibatkan pendidik dan aktor lain, yakni lembaga baik sekolah atau komunitas\",\"PeriodicalId\":191234,\"journal\":{\"name\":\"Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat\",\"volume\":\"17 19\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36928/jrt.v5i3.1090\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36928/jrt.v5i3.1090","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
在Covid-19大流行两年后,世界开始通过开始进行的面对面学习过程,包括在雅加达Jami' Al muttachin等青少年社区的授权下,世界开始受到影响。合作伙伴面临的问题是越来越需要的英语沟通能力。雅加达杰米·阿尔·穆塔钦清真寺青少年学习模式开发社区服务的目标是学习英语,尤其是关于个性化和实现的建议。社区奉献的结果是创造了一个名为主动的研究人员开发的学习模式。它是一种学习模式,具有意识形态、新逻辑、增长性、塔契主义、直觉主义、行动主义、批评主义、工具性、词汇性和对公民奉献进程的应用等元素。该模型在大流行后Covid-19的研究中得到了很好的实施,因为它提倡创造力和创新。这种模式的内在范例是基于教育的关键现实的构建。这种模式不仅集中在学习者身上,还包括教育工作者和其他演员,也就是学校或社区
Model Pembelajaran INITIATIVE dengan Pendekatan Kontruktivisme Berbasis Komunitas Remaja Masjid Pascapandemi Covid-19
Setelah dua tahun pandemi Covid-19, dunia mulai bergeliat ditunjukkan dengan proses pembelajaran tatap muka yang mulai dilaksanakan, termasuk dalam pemberdayaan komunitas seperti Remaja Masjid Jami' Al Muttaqin di Jakarta. Masalah yang dihadapi mitra adalah kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang semakin dibutuhkan. Tujuan pengabdian masyarakat berbasis penelitan pengembangan model pembelajaran kepada remaja Masjid Jami' Al Muttaqin di Jakarta adalah pembelajaran bahasa Inggris khususnya tentang Adjective to Express Personality and Appearance. Hasil pengabdian masyarakat adalah menghasilkan model pembelajaran yang dikembangkan oleh para peneliti bernama INITIATIVE. Model ini merupakan model pembelajaran yang memiliki elemen seperti Idealism, Neologism, Incrementalism, Tachism, Intuitionism, Activism, Territorialism, Instrumentalism, Vocationalism, dan Essentialism dan diterapkan dalam proses pengabdian masyarakat. Model itu dinilai tepat dipraktikkan pada pembelajaran pasca-pandemi Covid-19 karena mengutamakan kreativitas dan inovasi. Paradigma yang dalam model tersebut adalah konstruktivis berbasis pada realitas kritis dalam pendidikan. Model tersebut bukan hanya berfokus utama pada peserta didik, tetapi melibatkan pendidik dan aktor lain, yakni lembaga baik sekolah atau komunitas