Helsa Adristi Fairus Shafa, Edy Soesanto, E. Ernawati
{"title":"老年综合服务后的老龄化事件","authors":"Helsa Adristi Fairus Shafa, Edy Soesanto, E. Ernawati","doi":"10.47539/jktp.v5i2.322","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Konstipasi merupakan kondisi dimana feses mengeras sehingga susah dikeluarkan melalui anus dan menimbulkan rasa terganggu atau tidak nyaman pada rektum dan pada umumnya ditandai dengan frekuensi buang air besar yang rendah yaitu kurang dari 3 kali dalam 1 minggu. Konstipasi sering dialami oleh lansia karena adanya perubahan pada sistem pencernaan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kejadian konstipasi pada lansia. Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif yang dilakukan di Posyandu Lansia Adi Yuswa Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada bulan Juli 2022. Subjek penelitian diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 72 responden yang dinilai kejadian konstipasi menggunakan kuesioner Constipation Scoring System (CSS). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan umur responden yaitu paling banyak di rentang usia 60-74 tahun (86,1%), berjenis kelamin perempuan (68,1%), dan pekerjaan didominasi oleh ibu rumah tangga (43,1%). Sebagian besar lansia mengalami konstipasi (59,7%). Sebagian besar lansia mengalami frekuensi defekasi 1 kali seminggu (50%), mengalami kesulitan defekasi (51,4%), merasa tidak tuntas setelah defekasi (44,4%), kadang merasa nyeri/tidak nyaman pada perut (41,7%), defekasi selama 5-10 menit (45,8%), tidak menggunakan laksatif (80,6%), tidak berhasil defekasi selama 24 jam (30,6%), dan memiliki riwayat konstipasi 5-10 kali dalam 1 tahun (37,5%). Lansia perlu diberikan penyuluhan untuk memperbaiki gaya hidup terutama konsumsi makanan berserat, konsumsi air putih yang cukup serta meningkatkan aktivitas fisik.","PeriodicalId":127907,"journal":{"name":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI POST PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA\",\"authors\":\"Helsa Adristi Fairus Shafa, Edy Soesanto, E. Ernawati\",\"doi\":\"10.47539/jktp.v5i2.322\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Konstipasi merupakan kondisi dimana feses mengeras sehingga susah dikeluarkan melalui anus dan menimbulkan rasa terganggu atau tidak nyaman pada rektum dan pada umumnya ditandai dengan frekuensi buang air besar yang rendah yaitu kurang dari 3 kali dalam 1 minggu. Konstipasi sering dialami oleh lansia karena adanya perubahan pada sistem pencernaan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kejadian konstipasi pada lansia. Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif yang dilakukan di Posyandu Lansia Adi Yuswa Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada bulan Juli 2022. Subjek penelitian diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 72 responden yang dinilai kejadian konstipasi menggunakan kuesioner Constipation Scoring System (CSS). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan umur responden yaitu paling banyak di rentang usia 60-74 tahun (86,1%), berjenis kelamin perempuan (68,1%), dan pekerjaan didominasi oleh ibu rumah tangga (43,1%). Sebagian besar lansia mengalami konstipasi (59,7%). Sebagian besar lansia mengalami frekuensi defekasi 1 kali seminggu (50%), mengalami kesulitan defekasi (51,4%), merasa tidak tuntas setelah defekasi (44,4%), kadang merasa nyeri/tidak nyaman pada perut (41,7%), defekasi selama 5-10 menit (45,8%), tidak menggunakan laksatif (80,6%), tidak berhasil defekasi selama 24 jam (30,6%), dan memiliki riwayat konstipasi 5-10 kali dalam 1 tahun (37,5%). Lansia perlu diberikan penyuluhan untuk memperbaiki gaya hidup terutama konsumsi makanan berserat, konsumsi air putih yang cukup serta meningkatkan aktivitas fisik.\",\"PeriodicalId\":127907,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA\",\"volume\":\"95 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47539/jktp.v5i2.322\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47539/jktp.v5i2.322","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
便秘是一种疾病,即粪便硬化,很难通过肛门排出,并引起直肠不适,通常以低于一周三次的低频为特征。由于消化系统的变化,便秘通常会发生在老年人身上。本研究的目的是向老年人描述便秘事件。该研究的设计是对2022年7月在三宝朗镇Posyandu Adi Yuswa dungmundu的Tembalang镇进行的一项描述性调查。研究对象采用了非概率抽样技术与采样类型。72名受访者使用CSS评定问卷。所使用的数据分析是频率分布和百分比的单变量分析。研究表明,受访者的年龄最多在60-74岁(86.1%)、女性(68.1%)和工作由家庭主妇主导(43.1%)。大多数老年人经历过便秘(59.7%)。大多数老年人经历defekasi一周一次的频率(50%)、defekasi困难(51,4%)defekasi(44.4%)后感到不彻底,有时会感到疼痛/不舒服,肚子上(41,7%),defekasi 5 - 10分钟(45,8%),不使用泻药(80,6%)成功defekasi 24小时(30,6%),有便秘病史1年内(37,5% 510次)。老年人需要接受教育,改善生活方式,特别是纤维饮食、足够的水和增加体育活动。
KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI POST PELAYANAN TERPADU LANJUT USIA
Konstipasi merupakan kondisi dimana feses mengeras sehingga susah dikeluarkan melalui anus dan menimbulkan rasa terganggu atau tidak nyaman pada rektum dan pada umumnya ditandai dengan frekuensi buang air besar yang rendah yaitu kurang dari 3 kali dalam 1 minggu. Konstipasi sering dialami oleh lansia karena adanya perubahan pada sistem pencernaan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kejadian konstipasi pada lansia. Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif yang dilakukan di Posyandu Lansia Adi Yuswa Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada bulan Juli 2022. Subjek penelitian diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 72 responden yang dinilai kejadian konstipasi menggunakan kuesioner Constipation Scoring System (CSS). Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan umur responden yaitu paling banyak di rentang usia 60-74 tahun (86,1%), berjenis kelamin perempuan (68,1%), dan pekerjaan didominasi oleh ibu rumah tangga (43,1%). Sebagian besar lansia mengalami konstipasi (59,7%). Sebagian besar lansia mengalami frekuensi defekasi 1 kali seminggu (50%), mengalami kesulitan defekasi (51,4%), merasa tidak tuntas setelah defekasi (44,4%), kadang merasa nyeri/tidak nyaman pada perut (41,7%), defekasi selama 5-10 menit (45,8%), tidak menggunakan laksatif (80,6%), tidak berhasil defekasi selama 24 jam (30,6%), dan memiliki riwayat konstipasi 5-10 kali dalam 1 tahun (37,5%). Lansia perlu diberikan penyuluhan untuk memperbaiki gaya hidup terutama konsumsi makanan berserat, konsumsi air putih yang cukup serta meningkatkan aktivitas fisik.