Riza Alviany, Inggit Kresna Maharsih, Fadhil Muhammad Tarmidzi, Bangkit Gotama, M. D. Pusfitasari
{"title":"Pengenalan Sains Terapan Sederhana Guna Meningkatkan Minat Sains Pada Siswa di Lingkungan SMP Negeri 17 Balikpapan","authors":"Riza Alviany, Inggit Kresna Maharsih, Fadhil Muhammad Tarmidzi, Bangkit Gotama, M. D. Pusfitasari","doi":"10.58466/literasi.v3i1.877","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \n \nMinat belajar siswa dapat diperbaiki dengan desain pembelajaran yang menarik. Desain pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan kualitas pemahaman siswa, dimana peningkatan dapat dinilai dari efektivitas pembelajaran. Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran yaitu kurikulum pembelajaran, fasilitas, dan kualitas guru. Dari ketiga aspek tersebut, aspek fasilitas seringkali menjadi masalah di sekolah. Salah satu contoh keterbatasan fasilitas sekolah yaitu laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang belum memadai. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 17 Balikpapan adalah salah satu sekolah yang terkendala pada aspek fasilitas dimana hanya memiliki 1 Laboratorium IPA sehingga praktikum hanya dilakukan sesekali saja. Oleh karena itu, dilaksanakan pengabdian masyarakat di SMPN 17 Balikpapan melalui program “Pengenalan sains terapan sederhana guna meningkatkan minat sains” yang mana diharapkan pengetahuan dan minat siswa terhadap sains akan meningkat. Untuk meningkatkan pengetahuan dan minat siswa terhadap sains maka diterapkan modul pratikum sains sederhana. Sebelum dilakukannya pratikum, siswa terlebih dahulu diberi materi sains berupa dasar teori yang berkaitan dengan eksperimen yang akan dilakukan. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melakukan post-test pada siswa kelas yang menjadi sasaran program (VII G) dan kelas pembanding (VII A). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kelas VII G mendapatkan nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas VII A, tetapi kelas VII A yang mendapatkan nilai ≥ 75 lebih besar persentasenya. Pengamatan di lapangan menunjukkan penambahan modul praktikum dalam metode pembelajaran memberikan dampak positif pada motivasi belajar siswa. Hanya saja belum berpengaruh signifikan dari target pencapaian yang diharapkan oleh tim yaitu hanya 6,9% yang mendapatkan nilai ≥ 75. \n \n \n \n","PeriodicalId":262408,"journal":{"name":"Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi","volume":"203 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58466/literasi.v3i1.877","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengenalan Sains Terapan Sederhana Guna Meningkatkan Minat Sains Pada Siswa di Lingkungan SMP Negeri 17 Balikpapan
Minat belajar siswa dapat diperbaiki dengan desain pembelajaran yang menarik. Desain pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan kualitas pemahaman siswa, dimana peningkatan dapat dinilai dari efektivitas pembelajaran. Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran yaitu kurikulum pembelajaran, fasilitas, dan kualitas guru. Dari ketiga aspek tersebut, aspek fasilitas seringkali menjadi masalah di sekolah. Salah satu contoh keterbatasan fasilitas sekolah yaitu laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang belum memadai. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 17 Balikpapan adalah salah satu sekolah yang terkendala pada aspek fasilitas dimana hanya memiliki 1 Laboratorium IPA sehingga praktikum hanya dilakukan sesekali saja. Oleh karena itu, dilaksanakan pengabdian masyarakat di SMPN 17 Balikpapan melalui program “Pengenalan sains terapan sederhana guna meningkatkan minat sains” yang mana diharapkan pengetahuan dan minat siswa terhadap sains akan meningkat. Untuk meningkatkan pengetahuan dan minat siswa terhadap sains maka diterapkan modul pratikum sains sederhana. Sebelum dilakukannya pratikum, siswa terlebih dahulu diberi materi sains berupa dasar teori yang berkaitan dengan eksperimen yang akan dilakukan. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melakukan post-test pada siswa kelas yang menjadi sasaran program (VII G) dan kelas pembanding (VII A). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kelas VII G mendapatkan nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas VII A, tetapi kelas VII A yang mendapatkan nilai ≥ 75 lebih besar persentasenya. Pengamatan di lapangan menunjukkan penambahan modul praktikum dalam metode pembelajaran memberikan dampak positif pada motivasi belajar siswa. Hanya saja belum berpengaruh signifikan dari target pencapaian yang diharapkan oleh tim yaitu hanya 6,9% yang mendapatkan nilai ≥ 75.