Emelia Zain, Luh Putu Suciati, Dewi Junita Koesoemawati
{"title":"Arah Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Unggul Ras Madura Di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan","authors":"Emelia Zain, Luh Putu Suciati, Dewi Junita Koesoemawati","doi":"10.19184/matrapolis.v4i1.34536","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pengembangan kawasan peternakan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh kesesuaian lingkungan fisik dan ketersediaan hijauan pakan yang memadai sebagai sumber makanan ternak. Analisis dilakukan dengan metode overlay pada berbagai jenis peta (Peta penggunaan lahan, peta tanah, peta administrasi, peta suhu, kerengan, dan curah hujan) menggunakan GIS pada analisis kesesuaian lahan, data tabular pada analisis ketersediaan hijauan pakan, serta analisis FFA (Force Field Analysis). Luas kesesuaian fisik lingkungan untuk peternakan sapi yang dikandangkan 5.875,794 Ha (83,6%) dari luas wilayah, lahan yang tidak sesuai 19,1 Ha (0,27%), dan tidak dinilai seluas 1.133,212 Ha (16,1%). Sedangkan lahan yang sesuai untuk berbagai hijauan pakan ternak seluas 5.852,83 Ha (83,2%) dari luas wilayah, lahan yang tidak sesuai seluas 34,60 Ha (0,5%), dan tidak dinilai 1.140,74 Ha (16,3%). Daya dukung hijauan di Kecamatan Waru berada pada kriteria aman di 4 desa (Bajur, Sumberwaru, Sana Laok, Tampojung Tengah), 6 desa dengan kriteria rawan, dan 2 desa (Waru Barat, Tagangser Laok) dengan kriteria kritis. Hasil analisis FFA diketahui faktor kunci pendorong adalah memiliki ketersediaan lahan yang luas, serta peningkatan harga sapi, sedangkan faktor penghambat kunci adalah konversi lahan menjadi kawasan terbangun, dan minimnya dukungan infrastruktur dasar. Arahan pengembangan kawasan peternakan sapi di Kecamatan Waru dilakukan dengan mengoptimalkan potensi ketersediaan lahan.","PeriodicalId":445593,"journal":{"name":"MATRAPOLIS: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MATRAPOLIS: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19184/matrapolis.v4i1.34536","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
如果有足够的环境协调和足够的饲料绿色作为饲料来源,畜牧业的发展可能会很好。分析方法包括覆盖不同类型的地图(土地利用地图、土地地图、行政地图、温度、循环和降水地图),使用地理环境分析、饲料绿色可用性分析的手持式数据以及草拟法分析。该地区面积为5,875,794 Ha(83.6%),土地面积为19.1 Ha(0.27%),面积不超过1,133,212 Ha(16.1%)。而该区域的牧场为5,852公顷(83.2%)、面积为34.60公顷(0.5%)的土地、面积为140.74公顷(16.3%)而适宜使用的牧场。村庄的绿色支持标准为4个村庄(hyur, palawaru, Sana Laok,中塔波戎)、6个村庄的低洼标准和2个村庄(Waru west, Tagangser Laok)的安全标准。当然,所有这些都是不可能的,所有这些都是不可能的。该地区的牛场开发方向是通过优化土地供应潜力而实现的。
Arah Pengembangan Kawasan Peternakan Sapi Unggul Ras Madura Di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan
Pengembangan kawasan peternakan dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh kesesuaian lingkungan fisik dan ketersediaan hijauan pakan yang memadai sebagai sumber makanan ternak. Analisis dilakukan dengan metode overlay pada berbagai jenis peta (Peta penggunaan lahan, peta tanah, peta administrasi, peta suhu, kerengan, dan curah hujan) menggunakan GIS pada analisis kesesuaian lahan, data tabular pada analisis ketersediaan hijauan pakan, serta analisis FFA (Force Field Analysis). Luas kesesuaian fisik lingkungan untuk peternakan sapi yang dikandangkan 5.875,794 Ha (83,6%) dari luas wilayah, lahan yang tidak sesuai 19,1 Ha (0,27%), dan tidak dinilai seluas 1.133,212 Ha (16,1%). Sedangkan lahan yang sesuai untuk berbagai hijauan pakan ternak seluas 5.852,83 Ha (83,2%) dari luas wilayah, lahan yang tidak sesuai seluas 34,60 Ha (0,5%), dan tidak dinilai 1.140,74 Ha (16,3%). Daya dukung hijauan di Kecamatan Waru berada pada kriteria aman di 4 desa (Bajur, Sumberwaru, Sana Laok, Tampojung Tengah), 6 desa dengan kriteria rawan, dan 2 desa (Waru Barat, Tagangser Laok) dengan kriteria kritis. Hasil analisis FFA diketahui faktor kunci pendorong adalah memiliki ketersediaan lahan yang luas, serta peningkatan harga sapi, sedangkan faktor penghambat kunci adalah konversi lahan menjadi kawasan terbangun, dan minimnya dukungan infrastruktur dasar. Arahan pengembangan kawasan peternakan sapi di Kecamatan Waru dilakukan dengan mengoptimalkan potensi ketersediaan lahan.