{"title":"对性别文本在理解男性和女性关系方面的修正(上下文研究QS - nisa - 34节)","authors":"Mayola Andika","doi":"10.15408/HARKAT.V14I1.10399","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. Nowadays, the issues of gender become hot topics to be discussed. It caused by the reality of some society who still hold the principle of patriarchal culture. Men tend to get the privileges than women. Basically, Islam upholds equality between men and women. Islam is believed as an ideal religion that is revealed for lift level and free up women from Jahiliyyah tradition in which marginalize women’s position. Verses of the Qur'an have revealed the equality of man and women and outline the equation in between both of them. As for the difference is their level of devotion. However, in religious empirical reality, the problem of gender bias arises whilst understanding and interpreting the religion texts. The misinterpretation then brought up the problem interrelated with men and women relation, for instance injustice, subordination, discrimination, and marginalization. Thus, the author assumes that a review of the interpretations of the verses and models of interpretation that tend to marginalize the role of women is needed to be conducted. In this research, the author elaborates of how the relation betwen men and women in Al-quran’s perspective through reinterpretation of Surat An-Nisa, verse 34 in contextual. The author focuses on the gender studies and connect it with the concept of men and women equality with descriptive-analitics method. Abstrak. Dewasa ini isu gender hangat diperbincangkan. Hal itu dilatarbelakangi oleh realitas masyarakat yang sebagian masih memegang prinsip budaya patriaki. Laki-laki mendapatkan hak-hak istimewa, sedangkan kaum perempuan cenderung dinomorduakan. Islam pada dasarnya menjunjung tinggi kesetaraan. Agama Islam diyakini sebagai agama yang ideal. Diturunkan untuk mengangkat derajat dan membebaskan perempuan dari tradisi jahiliyyah yang memarginalisasi kedudukannya. Ayat al-Qur’an telah mengungkapkan kesetaraan laki-laki dan perempuan serta menggariskan persamaan kedudukan di antara keduanya. Adapun yang membedakan adalah tingkat ketaqwaan. Namun, dalam realitas empiris keagamaan timbul problem pemahaman dan penafsiran teks-teks agama yang bias gender. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti ketidakadilan, subordinasi, diskriminasi, dan marginalisasi. Untuk itu penulis menganggap perlu adanya peninjauan ulang interpretasi ayat dan model penafsiran yang cenderung meminggirkan peranan kaum perempuan. Dalam penelitian ini penulis memaparkan bagaimana relasi laki-laki dan perempuan dalam perspektif al-Qur’an melalui reinterpretasi terhadap penafsiran QS an-Nisa` ayat 34 secara kontekstual. Penulis memfokuskan kajian gender dan menghubungkannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan metode deskriptif-analitis. ","PeriodicalId":420598,"journal":{"name":"Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"REINTERPRETASI AYAT GENDER DALAM MEMAHAMI RELASI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (Kajian Kontekstual QS An-Nisa` ayat 34)\",\"authors\":\"Mayola Andika\",\"doi\":\"10.15408/HARKAT.V14I1.10399\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract. Nowadays, the issues of gender become hot topics to be discussed. It caused by the reality of some society who still hold the principle of patriarchal culture. Men tend to get the privileges than women. Basically, Islam upholds equality between men and women. Islam is believed as an ideal religion that is revealed for lift level and free up women from Jahiliyyah tradition in which marginalize women’s position. Verses of the Qur'an have revealed the equality of man and women and outline the equation in between both of them. As for the difference is their level of devotion. However, in religious empirical reality, the problem of gender bias arises whilst understanding and interpreting the religion texts. The misinterpretation then brought up the problem interrelated with men and women relation, for instance injustice, subordination, discrimination, and marginalization. Thus, the author assumes that a review of the interpretations of the verses and models of interpretation that tend to marginalize the role of women is needed to be conducted. In this research, the author elaborates of how the relation betwen men and women in Al-quran’s perspective through reinterpretation of Surat An-Nisa, verse 34 in contextual. The author focuses on the gender studies and connect it with the concept of men and women equality with descriptive-analitics method. Abstrak. Dewasa ini isu gender hangat diperbincangkan. Hal itu dilatarbelakangi oleh realitas masyarakat yang sebagian masih memegang prinsip budaya patriaki. Laki-laki mendapatkan hak-hak istimewa, sedangkan kaum perempuan cenderung dinomorduakan. Islam pada dasarnya menjunjung tinggi kesetaraan. Agama Islam diyakini sebagai agama yang ideal. Diturunkan untuk mengangkat derajat dan membebaskan perempuan dari tradisi jahiliyyah yang memarginalisasi kedudukannya. Ayat al-Qur’an telah mengungkapkan kesetaraan laki-laki dan perempuan serta menggariskan persamaan kedudukan di antara keduanya. Adapun yang membedakan adalah tingkat ketaqwaan. Namun, dalam realitas empiris keagamaan timbul problem pemahaman dan penafsiran teks-teks agama yang bias gender. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti ketidakadilan, subordinasi, diskriminasi, dan marginalisasi. Untuk itu penulis menganggap perlu adanya peninjauan ulang interpretasi ayat dan model penafsiran yang cenderung meminggirkan peranan kaum perempuan. Dalam penelitian ini penulis memaparkan bagaimana relasi laki-laki dan perempuan dalam perspektif al-Qur’an melalui reinterpretasi terhadap penafsiran QS an-Nisa` ayat 34 secara kontekstual. Penulis memfokuskan kajian gender dan menghubungkannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan metode deskriptif-analitis. \",\"PeriodicalId\":420598,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender\",\"volume\":\"22 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-01-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/HARKAT.V14I1.10399\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/HARKAT.V14I1.10399","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
摘要如今,性别问题成为人们讨论的热门话题。这是由于一些社会的现实仍然坚持男权文化的原则。男性往往比女性享有特权。基本上,伊斯兰教主张男女平等。伊斯兰教被认为是一个理想的宗教,它揭示了妇女的地位,并将妇女从被边缘化的贾希利亚传统中解放出来。古兰经的经文揭示了男人和女人的平等,并概述了两者之间的平衡。至于不同之处在于他们的奉献程度。然而,在宗教经验现实中,在对宗教文本的理解和解释中,出现了性别偏见的问题。这种误解带来了与男女关系相关的问题,例如不公正、从属、歧视和边缘化。因此,作者认为有必要对那些倾向于边缘化妇女作用的经文解释和解释模式进行审查。在本研究中,作者通过对《古兰经》第34节上下文的重新解释,阐述了《古兰经》视角下的男女关系。作者以性别研究为重点,运用描述分析的方法将其与男女平等的概念联系起来。Abstrak。Dewasa ini isu gender hangat diperbincangkan。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Laki-laki mendapatkan hak-hak istimewa, sedangkan kaum perempuan cenderung dinmorduakan。伊斯兰教的pada dasarnya menjunjung tinggi kesetaraan。阿伽马伊斯兰教的diyakini sebagai阿伽马杨理想。Diturunkan untuk mengangkat derajat dan成员,baskan perempuan dari tradisi jahiliyyah yang memarginalisaskedudukannya。《古兰经》上说:“我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。”Adapun yang成员akan adalah tingkat ketaqwaan。Namun, dalam realitas empiris keagamaan timbul problem, pemahaman and penafsiran teks-teks, agama yang bias gender。Hal tersebut kemudian memunculkan masalah berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti ketidakadilan, subasi, diskriminasi, dan marginalisasi。Untuk i penulis menganggap perlu adanya peninjauan ulang解释,penajan模型penalan yang cenderung meminggirkan peranan kaum perempuan。《古兰经》重新诠释了《古兰经》的双重含义,即《古兰经》的双重含义,即《古兰经》的双重含义。Penulis memokuskan kajian性别dan menghubungkannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan方法分析。
REINTERPRETASI AYAT GENDER DALAM MEMAHAMI RELASI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN (Kajian Kontekstual QS An-Nisa` ayat 34)
Abstract. Nowadays, the issues of gender become hot topics to be discussed. It caused by the reality of some society who still hold the principle of patriarchal culture. Men tend to get the privileges than women. Basically, Islam upholds equality between men and women. Islam is believed as an ideal religion that is revealed for lift level and free up women from Jahiliyyah tradition in which marginalize women’s position. Verses of the Qur'an have revealed the equality of man and women and outline the equation in between both of them. As for the difference is their level of devotion. However, in religious empirical reality, the problem of gender bias arises whilst understanding and interpreting the religion texts. The misinterpretation then brought up the problem interrelated with men and women relation, for instance injustice, subordination, discrimination, and marginalization. Thus, the author assumes that a review of the interpretations of the verses and models of interpretation that tend to marginalize the role of women is needed to be conducted. In this research, the author elaborates of how the relation betwen men and women in Al-quran’s perspective through reinterpretation of Surat An-Nisa, verse 34 in contextual. The author focuses on the gender studies and connect it with the concept of men and women equality with descriptive-analitics method. Abstrak. Dewasa ini isu gender hangat diperbincangkan. Hal itu dilatarbelakangi oleh realitas masyarakat yang sebagian masih memegang prinsip budaya patriaki. Laki-laki mendapatkan hak-hak istimewa, sedangkan kaum perempuan cenderung dinomorduakan. Islam pada dasarnya menjunjung tinggi kesetaraan. Agama Islam diyakini sebagai agama yang ideal. Diturunkan untuk mengangkat derajat dan membebaskan perempuan dari tradisi jahiliyyah yang memarginalisasi kedudukannya. Ayat al-Qur’an telah mengungkapkan kesetaraan laki-laki dan perempuan serta menggariskan persamaan kedudukan di antara keduanya. Adapun yang membedakan adalah tingkat ketaqwaan. Namun, dalam realitas empiris keagamaan timbul problem pemahaman dan penafsiran teks-teks agama yang bias gender. Hal tersebut kemudian memunculkan masalah berkaitan dengan relasi laki-laki dan perempuan, seperti ketidakadilan, subordinasi, diskriminasi, dan marginalisasi. Untuk itu penulis menganggap perlu adanya peninjauan ulang interpretasi ayat dan model penafsiran yang cenderung meminggirkan peranan kaum perempuan. Dalam penelitian ini penulis memaparkan bagaimana relasi laki-laki dan perempuan dalam perspektif al-Qur’an melalui reinterpretasi terhadap penafsiran QS an-Nisa` ayat 34 secara kontekstual. Penulis memfokuskan kajian gender dan menghubungkannya dengan konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dengan metode deskriptif-analitis.