{"title":"对上帝外貌的理解可以在圣经中找到","authors":"Josapat Bangun, Nathanail Sitepu","doi":"10.47304/jl.v8i1.215","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This paper aims to describe the metaphor of \"the face of God\" in the language of anthropomorphism by using a qualitative approach through literature study. Anthropomorphic language is not a language commonly used in everyday conversation because it will make it difficult to understand, it is a style of language that is often used in literary language. The Bible uses anthropomorphism to describe the abstract person of the LORD into a concrete language to make it easier for readers of that era to understand the person of the LORD. Furthermore, today's Bible readers often have difficulty understanding the meaning of anthropomorphic language. It is as if the LORD has eyes, ears, mouth, hands, feet, and a face. The face of the LORD represents both positive and negative meanings, the positive meanings refer to His love, blessing, care, and protection. While the negative meanings related to His activities to destroy, punish, and forsake humans because they continue to live in sin and wickedness. \nAbstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan metafora “wajah TUHAN” dalam bahasa antropomorfisme dengan mengunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur. Bahasa Antropomorfisme bukanlah bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari karena akan menimbulkan kesulitan untuk dipahami, itu adalah gaya bahasa yang sering digunakan dalam bahasa sastra. Alkitab menggunakan antropomorfisme untuk menggambarkan pribadi TUHAN yang abstrak ke dalam bahasa yang konkret untuk memudahkan pembaca pada zaman itu memahami pribadi TUHAN. Lebih jauh lagi, para pembaca Alkitab masa kini sering mengalami kesulitan memahami arti bahasa antropomorfisme. Seolah-olah TUHAN memiliki mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dan wajah. Wajah TUHAN mewakili makna positif dan negatif, makna positif mengacu pada kasih, berkat, perhatian, dan perlindungan-Nya. Sedangkan makna negatifnya berkaitan dengan kegiatan-Nya untuk membinasakan, menghukum, dan meninggalkan manusia karena terus hidup dalam dosa dan kefasikan.","PeriodicalId":228336,"journal":{"name":"JURNAL LUXNOS","volume":"170 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengertian Wajah TUHAN dalam Alkitab\",\"authors\":\"Josapat Bangun, Nathanail Sitepu\",\"doi\":\"10.47304/jl.v8i1.215\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: This paper aims to describe the metaphor of \\\"the face of God\\\" in the language of anthropomorphism by using a qualitative approach through literature study. Anthropomorphic language is not a language commonly used in everyday conversation because it will make it difficult to understand, it is a style of language that is often used in literary language. The Bible uses anthropomorphism to describe the abstract person of the LORD into a concrete language to make it easier for readers of that era to understand the person of the LORD. Furthermore, today's Bible readers often have difficulty understanding the meaning of anthropomorphic language. It is as if the LORD has eyes, ears, mouth, hands, feet, and a face. The face of the LORD represents both positive and negative meanings, the positive meanings refer to His love, blessing, care, and protection. While the negative meanings related to His activities to destroy, punish, and forsake humans because they continue to live in sin and wickedness. \\nAbstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan metafora “wajah TUHAN” dalam bahasa antropomorfisme dengan mengunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur. Bahasa Antropomorfisme bukanlah bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari karena akan menimbulkan kesulitan untuk dipahami, itu adalah gaya bahasa yang sering digunakan dalam bahasa sastra. Alkitab menggunakan antropomorfisme untuk menggambarkan pribadi TUHAN yang abstrak ke dalam bahasa yang konkret untuk memudahkan pembaca pada zaman itu memahami pribadi TUHAN. Lebih jauh lagi, para pembaca Alkitab masa kini sering mengalami kesulitan memahami arti bahasa antropomorfisme. Seolah-olah TUHAN memiliki mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dan wajah. Wajah TUHAN mewakili makna positif dan negatif, makna positif mengacu pada kasih, berkat, perhatian, dan perlindungan-Nya. Sedangkan makna negatifnya berkaitan dengan kegiatan-Nya untuk membinasakan, menghukum, dan meninggalkan manusia karena terus hidup dalam dosa dan kefasikan.\",\"PeriodicalId\":228336,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL LUXNOS\",\"volume\":\"170 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL LUXNOS\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47304/jl.v8i1.215\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL LUXNOS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47304/jl.v8i1.215","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要:本文旨在通过文献研究,运用质性方法描述拟人化语言中“上帝之脸”的隐喻。拟人语言不是一种在日常会话中常用的语言,因为它会使其难以理解,它是一种经常用于文学语言的语言风格。圣经用拟人论把抽象的神描述成具体的语言,使那个时代的读者更容易理解神。此外,今天的圣经读者常常难以理解拟人化语言的含义。好像耶和华有眼,有耳,有口,有手,有脚,有脸。神的面代表积极和消极的意思,积极的意思是指他的爱、祝福、关心和保护。而消极的含义则是指他毁灭、惩罚和抛弃人类的活动,因为他们继续生活在罪恶和邪恶中。ini bertujuan Abstrak:颜色为她mendeskripsikan metafora”wajah TUHAN”dalam印尼语antropomorfisme dengan mengunakan pendekatan kualitatif melalui研究文学。马来文,马来文,马来文,马来文,马来文,马来文,马来文,马来文,马来文,马来文,马来文。蒙古蒙古人性虫,蒙古蒙古人性虫,蒙古蒙古人性虫,蒙古蒙古人性虫,蒙古蒙古人性虫,蒙古蒙古人。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Seolah-olah TUHAN memiliki mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dan wajah。Wajah TUHAN mewakili makna positive dan negative, makna positive mengacu pakasih, berkat, perhatian, dan perlindungan-Nya。Sedangkan makna negative - nya berkaitan dengan kegiatan-Nya untuk membinasakan, menghukum, dan meninggalkan manusia karena terus hidup dalam dosa dan kefasikan。
Abstract: This paper aims to describe the metaphor of "the face of God" in the language of anthropomorphism by using a qualitative approach through literature study. Anthropomorphic language is not a language commonly used in everyday conversation because it will make it difficult to understand, it is a style of language that is often used in literary language. The Bible uses anthropomorphism to describe the abstract person of the LORD into a concrete language to make it easier for readers of that era to understand the person of the LORD. Furthermore, today's Bible readers often have difficulty understanding the meaning of anthropomorphic language. It is as if the LORD has eyes, ears, mouth, hands, feet, and a face. The face of the LORD represents both positive and negative meanings, the positive meanings refer to His love, blessing, care, and protection. While the negative meanings related to His activities to destroy, punish, and forsake humans because they continue to live in sin and wickedness.
Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan metafora “wajah TUHAN” dalam bahasa antropomorfisme dengan mengunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur. Bahasa Antropomorfisme bukanlah bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari karena akan menimbulkan kesulitan untuk dipahami, itu adalah gaya bahasa yang sering digunakan dalam bahasa sastra. Alkitab menggunakan antropomorfisme untuk menggambarkan pribadi TUHAN yang abstrak ke dalam bahasa yang konkret untuk memudahkan pembaca pada zaman itu memahami pribadi TUHAN. Lebih jauh lagi, para pembaca Alkitab masa kini sering mengalami kesulitan memahami arti bahasa antropomorfisme. Seolah-olah TUHAN memiliki mata, telinga, mulut, tangan, kaki, dan wajah. Wajah TUHAN mewakili makna positif dan negatif, makna positif mengacu pada kasih, berkat, perhatian, dan perlindungan-Nya. Sedangkan makna negatifnya berkaitan dengan kegiatan-Nya untuk membinasakan, menghukum, dan meninggalkan manusia karena terus hidup dalam dosa dan kefasikan.