{"title":"PERLAKUAN PERENDAMAN PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) PADA PERKECAMBAHAN BENIH BAYAM UNTUK BIBIT HIDROPONIK","authors":"Ibrahim Abdullah Mukayis, Fitri Yulianti","doi":"10.35760/jpp.2022.v6i1.5956","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kebutuhan bayam untuk konsumsi setiap harinya cukup tinggi. Namun, kegiatan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian yang terus terjadi mengakibatkan ketersediaan bayam menjadi berkurang. Hidroponik menjadi salah satu cara meningkatkan pertumbuhan dan produksi bayam karena dapat dilakukan di lahan yang sempit. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah mikroorganisme hayati yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perendaman benih bayam dengan PGPR terhadap perkecambahan yang akan digunakan untuk bibit hidroponik. Penelitian ini dilakukan pada 16 Agustus - 20 September 2021 di PT. Kebun Sayuran Pagi yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu waktu perendaman benih bayam dengan PGPR (tanpa perendaman, 5 menit, 15 menit, 25 menit). Pengamatan yang dilakukan yaitu waktu berkecambah, daya berkecambah, persentase kecambah normal, persentase kecambah abnormal, tinggi bibit, jumlah daun, warna daun, serangan hama dan penyakit serta waktu pindah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih bayam dengan PGPR menghasilkan daya berkecambah yang lebih tinggi daripada kontrol. Sedangkan waktu berkecambah, tinggi bibit, jumlah daun, warna daun, dan waktu pindah tanam tanaman tidak memberikan hasil yang lebih baik daripada kontrol. Perendaman benih bayam dengan PGPR meningkatkan daya tahan bibit terhadap serangan penyakit.","PeriodicalId":325350,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"1900-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35760/jpp.2022.v6i1.5956","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PERLAKUAN PERENDAMAN PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) PADA PERKECAMBAHAN BENIH BAYAM UNTUK BIBIT HIDROPONIK
Kebutuhan bayam untuk konsumsi setiap harinya cukup tinggi. Namun, kegiatan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian yang terus terjadi mengakibatkan ketersediaan bayam menjadi berkurang. Hidroponik menjadi salah satu cara meningkatkan pertumbuhan dan produksi bayam karena dapat dilakukan di lahan yang sempit. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah mikroorganisme hayati yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perendaman benih bayam dengan PGPR terhadap perkecambahan yang akan digunakan untuk bibit hidroponik. Penelitian ini dilakukan pada 16 Agustus - 20 September 2021 di PT. Kebun Sayuran Pagi yang berlokasi di Depok, Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu waktu perendaman benih bayam dengan PGPR (tanpa perendaman, 5 menit, 15 menit, 25 menit). Pengamatan yang dilakukan yaitu waktu berkecambah, daya berkecambah, persentase kecambah normal, persentase kecambah abnormal, tinggi bibit, jumlah daun, warna daun, serangan hama dan penyakit serta waktu pindah tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman benih bayam dengan PGPR menghasilkan daya berkecambah yang lebih tinggi daripada kontrol. Sedangkan waktu berkecambah, tinggi bibit, jumlah daun, warna daun, dan waktu pindah tanam tanaman tidak memberikan hasil yang lebih baik daripada kontrol. Perendaman benih bayam dengan PGPR meningkatkan daya tahan bibit terhadap serangan penyakit.