{"title":"Nasionalisme, Sekularisme di Turki","authors":"Fadila Syahadha","doi":"10.37108/tabuah.v24i1.268","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Rakyat Turki dikenal memiliki kecintaan yang sangat besar kepada tanah airnya. Dan hal ini sangat mudah dijumpai di Turki, dengan simbol dan perilaku sosial yang dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, bendera Turki yang bisa dijumpai di masjid, rumah, restoran, mobil, bus, kereta, kapal laut, sekolah, universitas, hotel, kantor-kantor pemerintahan dan swasta. Juga taman-taman kota yang selalu memberikan ruang khusus untuk tiang bendera Turki bersama patung sang pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk. Satu frasa yang sangat terkenal dan populer di Turki adalah Ne Mutlu Türküm Diyene (NMTD, Betapa bahagianya seorang yang menyebut dirinya aku orang Turki). Frasa tersebut sebenarnya diambil dari kutipan pidato Mustafa Kemal Atatürk pada 29 Oktober 1933 yang menandai 10 tahun kemerdekaan Turki. Semboyan ini pada umumnya digunakan sebagai cara untuk mempertegas identitas sebagai seorang Turki. Pada sisi lainnya, juga dijumpai masalah rasial perihal frasa tersebut, karena dianggap tidak mengakomodir kelompok identitas lain yang hidup di Turki. Selain itu, secara umum orang Turki tetap berprinsip bahwa semboyan tersebut adalah medium untuk bertanggungjawab dan melampaui rasa cinta tanah air (Nasionalisem) dengan tujuan membawa Turki lebih maju dan kuat dalam segala bidang. ","PeriodicalId":358180,"journal":{"name":"Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37108/tabuah.v24i1.268","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
土耳其人民以热爱祖国而闻名。这在土耳其是很容易找到的,在日常生活中有象征和社会行为。以土耳其国旗为例,你可以在清真寺、家里、餐馆、汽车、公共汽车、火车、轮船、学校、大学、酒店、政府机构和私人机构看到土耳其国旗。还有城市公园,这里总是为土耳其国旗柱提供特别的空间,以及土耳其共和国创始人穆斯塔法•凯末尔•阿塔图尔克(Mustafa Kemal Ataturk)的雕像。在土耳其最著名和最受欢迎的短语是Ne Mutlu Turkum Diyene (NMTD,一个自称我是土耳其人的人是多么幸福啊)。这句话实际上来自1933年10月29日穆斯塔法•凯末尔•阿塔图尔克(Mustafa Kemal Ataturk)关于土耳其独立10年的演讲。这种口号通常被用作强调土耳其人身份的一种手段。另一方面,关于这一短语的种族问题也被认为无法满足土耳其生活的其他身份群体。此外,土耳其人普遍认为,这一口号是一种对祖国负责任和超越爱国主义的媒介,目的是让土耳其在所有领域变得更加强大。
Rakyat Turki dikenal memiliki kecintaan yang sangat besar kepada tanah airnya. Dan hal ini sangat mudah dijumpai di Turki, dengan simbol dan perilaku sosial yang dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, bendera Turki yang bisa dijumpai di masjid, rumah, restoran, mobil, bus, kereta, kapal laut, sekolah, universitas, hotel, kantor-kantor pemerintahan dan swasta. Juga taman-taman kota yang selalu memberikan ruang khusus untuk tiang bendera Turki bersama patung sang pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk. Satu frasa yang sangat terkenal dan populer di Turki adalah Ne Mutlu Türküm Diyene (NMTD, Betapa bahagianya seorang yang menyebut dirinya aku orang Turki). Frasa tersebut sebenarnya diambil dari kutipan pidato Mustafa Kemal Atatürk pada 29 Oktober 1933 yang menandai 10 tahun kemerdekaan Turki. Semboyan ini pada umumnya digunakan sebagai cara untuk mempertegas identitas sebagai seorang Turki. Pada sisi lainnya, juga dijumpai masalah rasial perihal frasa tersebut, karena dianggap tidak mengakomodir kelompok identitas lain yang hidup di Turki. Selain itu, secara umum orang Turki tetap berprinsip bahwa semboyan tersebut adalah medium untuk bertanggungjawab dan melampaui rasa cinta tanah air (Nasionalisem) dengan tujuan membawa Turki lebih maju dan kuat dalam segala bidang.