{"title":"在伯斯-埃尔圣会,为不同宗教的求爱提供神职人员的工作,根据哥林多后书6:14-18","authors":"Endik Firmansah, A. Wibowo","doi":"10.53547/rcj.v4i2.163","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Interfaith dating is a phenomenon that cannot be avoided. Regardless of the pros and cons of the church on whether or not different religions are allowed to date. The church thinks that assistance for interfaith courtship is very useful because it can be a medium to prevent interfaith marriages that are contrary to the basic values of the Christian faith. Responding to interfaith courtship, the church cannot remain silent. The church must be active to play a maximum role in preventing interfaith courtship by providing assistance to interfaith dating couples, in this case Christianity and Islam. The interesting thing is, in 2 Corinthians 6:14-18 there is an implied method to provide assistance to interfaith courtship, behind the strict commandment that forbids having an interfaith partner. This paper will use a postpositivism qualitative approach, accompanied by examples of interfaith courtship cases that occurred in GBT Sei Menggaris, North Kalimantan. As for the results of this assistance, interfaith couples can be directed to courtship guidance with partners who share the same faith, namely by following the Christian faith.Keywords: church; the book of Corinth; accompaniment; pastoral; different religion dating AbstrakPacaran beda agama adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari. Terlepas dari pro dan kontra gereja terhadap boleh tidaknya pacaran beda agama. Gereja emikirkan pendampingan terhadap pacaran beda agama amat bermanfaat karena dapat menjadi sebuah media untuk mencegah terjadinya perkawinan beda agama yang bertentangan dengan nilai dasar iman Kristen. Menyikapi pacaran beda agama, gereja tidak bisa tinggal diam. Gereja harus aktif untuk berperan semaksimal mungkin mencegah terjadinya pacaran beda agama dengan melalukan sebuah pendampingan kepada pasangan pacaran beda agama, dalam hal ini Kristen dan Islam. Menariknya adalah, di dalam 2 Korintus 6:14-18 terdapat metode secara tersirat untuk melakukan pendampingan pada pacaran beda agama, di balik perintah tegas yang melarang untuk memiliki pasangan beda agama. Penulisan ini akan menggunakan metode pendekatakan kualitatif pospositivisme dengan disertai contoh kasus pacaran beda agama yang terjadi di GBT Sei Menggaris, Kalimantan Utara. Adapun hasil dari pendampingan ini, pasangan beda agama dapat diarahkan kepada bimbingan pacaran dengan pasangan yang seiman yaitu dengan mengikuti iman Kristen.Kata Kunci : gereja; kitab Korintus; pendampingan; pastoral; pacaran beda agama","PeriodicalId":415174,"journal":{"name":"Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pendampingan Pastoral bagi Pacaran Beda Agama di Gereja Beth-El Tabernakel Sei Menggaris Menurut 2 Korintus 6:14-18\",\"authors\":\"Endik Firmansah, A. Wibowo\",\"doi\":\"10.53547/rcj.v4i2.163\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Interfaith dating is a phenomenon that cannot be avoided. Regardless of the pros and cons of the church on whether or not different religions are allowed to date. The church thinks that assistance for interfaith courtship is very useful because it can be a medium to prevent interfaith marriages that are contrary to the basic values of the Christian faith. Responding to interfaith courtship, the church cannot remain silent. The church must be active to play a maximum role in preventing interfaith courtship by providing assistance to interfaith dating couples, in this case Christianity and Islam. The interesting thing is, in 2 Corinthians 6:14-18 there is an implied method to provide assistance to interfaith courtship, behind the strict commandment that forbids having an interfaith partner. This paper will use a postpositivism qualitative approach, accompanied by examples of interfaith courtship cases that occurred in GBT Sei Menggaris, North Kalimantan. As for the results of this assistance, interfaith couples can be directed to courtship guidance with partners who share the same faith, namely by following the Christian faith.Keywords: church; the book of Corinth; accompaniment; pastoral; different religion dating AbstrakPacaran beda agama adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari. Terlepas dari pro dan kontra gereja terhadap boleh tidaknya pacaran beda agama. Gereja emikirkan pendampingan terhadap pacaran beda agama amat bermanfaat karena dapat menjadi sebuah media untuk mencegah terjadinya perkawinan beda agama yang bertentangan dengan nilai dasar iman Kristen. Menyikapi pacaran beda agama, gereja tidak bisa tinggal diam. Gereja harus aktif untuk berperan semaksimal mungkin mencegah terjadinya pacaran beda agama dengan melalukan sebuah pendampingan kepada pasangan pacaran beda agama, dalam hal ini Kristen dan Islam. Menariknya adalah, di dalam 2 Korintus 6:14-18 terdapat metode secara tersirat untuk melakukan pendampingan pada pacaran beda agama, di balik perintah tegas yang melarang untuk memiliki pasangan beda agama. Penulisan ini akan menggunakan metode pendekatakan kualitatif pospositivisme dengan disertai contoh kasus pacaran beda agama yang terjadi di GBT Sei Menggaris, Kalimantan Utara. Adapun hasil dari pendampingan ini, pasangan beda agama dapat diarahkan kepada bimbingan pacaran dengan pasangan yang seiman yaitu dengan mengikuti iman Kristen.Kata Kunci : gereja; kitab Korintus; pendampingan; pastoral; pacaran beda agama\",\"PeriodicalId\":415174,\"journal\":{\"name\":\"Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat\",\"volume\":\"42 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.53547/rcj.v4i2.163\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53547/rcj.v4i2.163","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
不同信仰的人约会是一种无法避免的现象。不管教会对不同的宗教是否允许约会持赞成和反对的态度。教会认为,对不同信仰之间的求爱提供帮助是非常有用的,因为它可以作为一种媒介,防止违背基督教信仰基本价值观的不同信仰之间的婚姻。面对不同信仰之间的求爱,教会不能保持沉默。教会必须积极发挥最大的作用,通过为不同信仰的约会伴侣提供帮助,防止不同信仰的人求爱,在这种情况下是基督教和伊斯兰教。有趣的是,在哥林多后书6:14-18中,在禁止拥有不同信仰的伴侣的严格戒律背后,有一种隐含的方法,为不同信仰的人求爱提供帮助。本文将采用后实证主义的定性方法,并以发生在北加里曼丹的GBT Sei Menggaris的跨信仰求爱案例为例。至于这种帮助的结果,可以引导不同信仰的夫妇与拥有相同信仰的伴侣进行求爱指导,即遵循基督教信仰。关键词:教堂;哥林多书;伴奏;田园生活的;摘要pacaran beda agama adalah sebuah现象yang tidak bisa dihindari。Terlepas dari pro dan kontra gereja terhadap boleh tidaknya pacaran beda agama。印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道,印度媒体报道。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。《古林多后书》6:14-18“神的灵命,神的灵命,神的灵命,神的灵命,神的灵命,神的灵命。”孟加里丹,北加里曼丹,孟加里丹,孟加里丹方法,孟加里丹质量的实证分析,孟加里丹质量的实证分析。apapun hasil dari pendampingan ini, pasangan beda agama, dapat diarahkan, kepaada bimbingan, pacaran dengan, pasangan yang, seiman yitu, dengan mengikuti, Kristen。Kata Kunci: gereja;最初Korintus;pendampingan;田园生活的;Pacaran beda agama
Pendampingan Pastoral bagi Pacaran Beda Agama di Gereja Beth-El Tabernakel Sei Menggaris Menurut 2 Korintus 6:14-18
Interfaith dating is a phenomenon that cannot be avoided. Regardless of the pros and cons of the church on whether or not different religions are allowed to date. The church thinks that assistance for interfaith courtship is very useful because it can be a medium to prevent interfaith marriages that are contrary to the basic values of the Christian faith. Responding to interfaith courtship, the church cannot remain silent. The church must be active to play a maximum role in preventing interfaith courtship by providing assistance to interfaith dating couples, in this case Christianity and Islam. The interesting thing is, in 2 Corinthians 6:14-18 there is an implied method to provide assistance to interfaith courtship, behind the strict commandment that forbids having an interfaith partner. This paper will use a postpositivism qualitative approach, accompanied by examples of interfaith courtship cases that occurred in GBT Sei Menggaris, North Kalimantan. As for the results of this assistance, interfaith couples can be directed to courtship guidance with partners who share the same faith, namely by following the Christian faith.Keywords: church; the book of Corinth; accompaniment; pastoral; different religion dating AbstrakPacaran beda agama adalah sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari. Terlepas dari pro dan kontra gereja terhadap boleh tidaknya pacaran beda agama. Gereja emikirkan pendampingan terhadap pacaran beda agama amat bermanfaat karena dapat menjadi sebuah media untuk mencegah terjadinya perkawinan beda agama yang bertentangan dengan nilai dasar iman Kristen. Menyikapi pacaran beda agama, gereja tidak bisa tinggal diam. Gereja harus aktif untuk berperan semaksimal mungkin mencegah terjadinya pacaran beda agama dengan melalukan sebuah pendampingan kepada pasangan pacaran beda agama, dalam hal ini Kristen dan Islam. Menariknya adalah, di dalam 2 Korintus 6:14-18 terdapat metode secara tersirat untuk melakukan pendampingan pada pacaran beda agama, di balik perintah tegas yang melarang untuk memiliki pasangan beda agama. Penulisan ini akan menggunakan metode pendekatakan kualitatif pospositivisme dengan disertai contoh kasus pacaran beda agama yang terjadi di GBT Sei Menggaris, Kalimantan Utara. Adapun hasil dari pendampingan ini, pasangan beda agama dapat diarahkan kepada bimbingan pacaran dengan pasangan yang seiman yaitu dengan mengikuti iman Kristen.Kata Kunci : gereja; kitab Korintus; pendampingan; pastoral; pacaran beda agama