{"title":"关系代理和结构:利邦县森林资源管理谈判室","authors":"Panji Suminar","doi":"10.33369/jsn.6.1.55-76","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract This paper draws on research concerned with relations between agents and structures in community-based forest management by bringing in Giddens’s theoretical framework on structuration. The research that this paper draws upon attempted to make visible the relations between state and local elite in opening negotiation spaces on existing forest management problems. The research was carried out in Ladang Palembang village, sub-district of Lebong Utara, Lebong district Bengkulu Province. Data were collected through observation, depth-interviewed, and documentation methods. Informants involved in the study were local informal and formal elites, state decision-makers on forest management, and organizations which are concerned with empowering local communities. The findings reveal that relations between local elites and government (state) have been able to open negotiate space relating to forest management. The relations between agents have produced and reproduced social structures relating to forest management. The structures consist of various institutions such as shared values, norms, and sanctions, social values, and ethics, formal regulations, and customs. The structures are aimed at meeting various agents’ needs and interests. Keyword : structuration, agents, structures, local elite, protected forest Abstrak Makalah ini mengacu pada penelitian yang berkaitan dengan relasi antara agen dan struktur dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan memasukkan kerangka teori Giddens tentang strukturasi. Kajian yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas relasi antara negara dan elit lokal dalam membuka ruang negosiasi terkait dengan pengelolaan hutan yang ada. Penelitian ini dilakukan di Desa Ladang Palembang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan metode dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah elit informal dan formal setempat, para pengambil keputusan tentang pengelolaan hutan, dan organisasi yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat lokal. Temuan mengungkapkan bahwa hubungan antara elit lokal dan pemerintah (negara) telah mampu membuka ruang negosiasi yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Hubungan antara agen telah menghasilkan dan mereproduksi struktur sosial yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Struktur tersebut terdiri dari berbagai lembaga seperti nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, nilai-nilai sosial dan etika, peraturan formal, adat istiadat, dan lain-lain. Struktur ini ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan kepentingan agen. Kata kunci : strukturasi, agen, struktur, elit lokal, hutan lindung, Lebong","PeriodicalId":388752,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Nusantara","volume":"85 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"RELASI AGEN DAN STRUKTUR: RUANG NEGOSIASI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN DI KABUPATEN LEBONG\",\"authors\":\"Panji Suminar\",\"doi\":\"10.33369/jsn.6.1.55-76\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract This paper draws on research concerned with relations between agents and structures in community-based forest management by bringing in Giddens’s theoretical framework on structuration. The research that this paper draws upon attempted to make visible the relations between state and local elite in opening negotiation spaces on existing forest management problems. The research was carried out in Ladang Palembang village, sub-district of Lebong Utara, Lebong district Bengkulu Province. Data were collected through observation, depth-interviewed, and documentation methods. Informants involved in the study were local informal and formal elites, state decision-makers on forest management, and organizations which are concerned with empowering local communities. The findings reveal that relations between local elites and government (state) have been able to open negotiate space relating to forest management. The relations between agents have produced and reproduced social structures relating to forest management. The structures consist of various institutions such as shared values, norms, and sanctions, social values, and ethics, formal regulations, and customs. The structures are aimed at meeting various agents’ needs and interests. Keyword : structuration, agents, structures, local elite, protected forest Abstrak Makalah ini mengacu pada penelitian yang berkaitan dengan relasi antara agen dan struktur dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan memasukkan kerangka teori Giddens tentang strukturasi. Kajian yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas relasi antara negara dan elit lokal dalam membuka ruang negosiasi terkait dengan pengelolaan hutan yang ada. Penelitian ini dilakukan di Desa Ladang Palembang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan metode dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah elit informal dan formal setempat, para pengambil keputusan tentang pengelolaan hutan, dan organisasi yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat lokal. Temuan mengungkapkan bahwa hubungan antara elit lokal dan pemerintah (negara) telah mampu membuka ruang negosiasi yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Hubungan antara agen telah menghasilkan dan mereproduksi struktur sosial yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Struktur tersebut terdiri dari berbagai lembaga seperti nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, nilai-nilai sosial dan etika, peraturan formal, adat istiadat, dan lain-lain. Struktur ini ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan kepentingan agen. Kata kunci : strukturasi, agen, struktur, elit lokal, hutan lindung, Lebong\",\"PeriodicalId\":388752,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Nusantara\",\"volume\":\"85 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-06-17\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Nusantara\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33369/jsn.6.1.55-76\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Nusantara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33369/jsn.6.1.55-76","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
摘要本文引入吉登斯的结构理论框架,对社区森林经营中主体与结构关系的研究进行借鉴。本文借鉴的研究试图揭示国家与地方精英在开放森林经营问题谈判空间中的关系。该研究是在Bengkulu省Lebong区Lebong Utara街道Ladang Palembang村进行的。通过观察法、深度访谈法和文献法收集数据。参与这项研究的资料提供者包括当地的正式和非正式精英、国家森林管理决策者以及与赋予当地社区权力有关的组织。研究结果表明,地方精英与政府(国家)之间的关系已经能够打开与森林管理有关的谈判空间。行动者之间的关系产生和再生产了与森林管理有关的社会结构。这些结构由各种机构组成,如共同的价值观、规范和制裁、社会价值观和伦理、正式法规和习俗。这些结构旨在满足各种代理人的需求和利益。关键词:构造,因子,结构,地方精英,保护林abstract: Makalah ini mengacu patada penelitian杨伯凯坦登干松茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸茸喀坚杨,迪拉库坎,贝图胡安,untuk成员,jelas, relasi, antara, negara, dan, elit,当地dalam,成员,nebuka, ruang,谈判,tenkan, pengelolaan, hutan, yang ada。Penelitian ini dilakukan di Desa Ladang Palembang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong,省Bengkulu。数据分析与观测,数据分析与文献分析。Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah精英非正式的意思是正式的意思,para pengambil keputusan tentang penelolaan hutan, dan organisasi yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat local。Temuan mengungkapkan bahwa hubungan antara精英当地丹佩林塔(negara) telah mampu menbuka ruang谈判,谈判,yang berkaitan登安penelolaan hutan。呼和浩特,呼和浩特,呼和浩特,呼和浩特,呼和浩特。strucktur tersebut terdiri dari berbagai lembaga seperti nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, nilai-nilai social dan etika, peraturan formal, adat istadat, dan lain-lain。struckturr ini ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan和kebutuhan保持一致。卡塔昆奇:特拉克图拉西、阿根、特拉克图尔、精英当地、湖南林东、乐邦
RELASI AGEN DAN STRUKTUR: RUANG NEGOSIASI DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN DI KABUPATEN LEBONG
Abstract This paper draws on research concerned with relations between agents and structures in community-based forest management by bringing in Giddens’s theoretical framework on structuration. The research that this paper draws upon attempted to make visible the relations between state and local elite in opening negotiation spaces on existing forest management problems. The research was carried out in Ladang Palembang village, sub-district of Lebong Utara, Lebong district Bengkulu Province. Data were collected through observation, depth-interviewed, and documentation methods. Informants involved in the study were local informal and formal elites, state decision-makers on forest management, and organizations which are concerned with empowering local communities. The findings reveal that relations between local elites and government (state) have been able to open negotiate space relating to forest management. The relations between agents have produced and reproduced social structures relating to forest management. The structures consist of various institutions such as shared values, norms, and sanctions, social values, and ethics, formal regulations, and customs. The structures are aimed at meeting various agents’ needs and interests. Keyword : structuration, agents, structures, local elite, protected forest Abstrak Makalah ini mengacu pada penelitian yang berkaitan dengan relasi antara agen dan struktur dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan memasukkan kerangka teori Giddens tentang strukturasi. Kajian yang dilakukan bertujuan untuk memperjelas relasi antara negara dan elit lokal dalam membuka ruang negosiasi terkait dengan pengelolaan hutan yang ada. Penelitian ini dilakukan di Desa Ladang Palembang, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan metode dokumentasi. Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah elit informal dan formal setempat, para pengambil keputusan tentang pengelolaan hutan, dan organisasi yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat lokal. Temuan mengungkapkan bahwa hubungan antara elit lokal dan pemerintah (negara) telah mampu membuka ruang negosiasi yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Hubungan antara agen telah menghasilkan dan mereproduksi struktur sosial yang berkaitan dengan pengelolaan hutan. Struktur tersebut terdiri dari berbagai lembaga seperti nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, nilai-nilai sosial dan etika, peraturan formal, adat istiadat, dan lain-lain. Struktur ini ditujukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan kepentingan agen. Kata kunci : strukturasi, agen, struktur, elit lokal, hutan lindung, Lebong