Nur Chayati, Marwanti Marwanti, Muhammad Ba'is Ats-tsaqib, Rahmi Pratiwi Munarji
{"title":"确定身体质量指数、腹部围和蔬菜消费的价值,以确定非传染性疾病的风险","authors":"Nur Chayati, Marwanti Marwanti, Muhammad Ba'is Ats-tsaqib, Rahmi Pratiwi Munarji","doi":"10.24198/mkk.v6i1.39292","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Di Indonesia, penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian tertinggi, menggeser angka kematian yang disebabkanpenyakit menular (PM). Analisis lanjut studi mortalitas tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian cenderung lebih banyak di perdesaan daripada perkotaan. Hal ini dapat disebabkan antara lain karena kurang meratanya distribusi tenaga kesehatan di wilayah perdesaan dan kurangnya sarana prasarana di fasilitas kesehatan yang ada. Untuk itulah, kami mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berupaya meningkatkan pengetahuan terkait faktor risiko penyakit tidak menular, seperti stroke belum diketahui seluruh warga. Hal itu, secara spesifik, dilakukan di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Adapun tujuan akhir yang diharapkan dari kegiatan kegiatan ini adalah hadirnya layanan pemeriksaan kesehatan yang berkaitan dengan deteksi penyakit tidak menular, seperti stroke, penyakit jantung, hipertensi. Berdasarkan pengamatan, nilai indeks masa tubuh (IMT) rata rata berjumlah 27,4884. Lebih jauh, rata-rata ukuran lingkar perut warga adalah 87,47 cm dan rata-rata sistolnya serta diastolnya, berturut-turut, sejumlah 137,44 mmHg dan 85,93 mmHg. Obesitas akan memicu munculnya aterosklerosis yang bisa berdampat pada lepasnya plak aterom dan menyumbat pembuluh darak ke gingal, otak dan organ lainnyanya. Dapat disimpulkan bahwa faktor resiko PTM secara output berdasarkan perilaku individu pada warga Soropaten didukung dari sejumlah aktivitas, seperti sulit tidur dan kurang nafsu makan, rendahnya intensitas aktifitas fisik harian, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur < 5 porsi sehari. Keberlanjutan program yang direncanakan adalah terlaksana pemeriksaan kesehatan yang kedua, maksimal 6 bulan lagi.Kata kunci: Penyakit tidak menular, pemberdayaan masyrakat, stroke.","PeriodicalId":333295,"journal":{"name":"Media Karya Kesehatan","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Identifikasi Nilai Indeks Massa Tubuh, Lingkar Perut, dan Konsumsi Buah Sayur sebagai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular\",\"authors\":\"Nur Chayati, Marwanti Marwanti, Muhammad Ba'is Ats-tsaqib, Rahmi Pratiwi Munarji\",\"doi\":\"10.24198/mkk.v6i1.39292\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Di Indonesia, penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian tertinggi, menggeser angka kematian yang disebabkanpenyakit menular (PM). Analisis lanjut studi mortalitas tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian cenderung lebih banyak di perdesaan daripada perkotaan. Hal ini dapat disebabkan antara lain karena kurang meratanya distribusi tenaga kesehatan di wilayah perdesaan dan kurangnya sarana prasarana di fasilitas kesehatan yang ada. Untuk itulah, kami mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berupaya meningkatkan pengetahuan terkait faktor risiko penyakit tidak menular, seperti stroke belum diketahui seluruh warga. Hal itu, secara spesifik, dilakukan di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Adapun tujuan akhir yang diharapkan dari kegiatan kegiatan ini adalah hadirnya layanan pemeriksaan kesehatan yang berkaitan dengan deteksi penyakit tidak menular, seperti stroke, penyakit jantung, hipertensi. Berdasarkan pengamatan, nilai indeks masa tubuh (IMT) rata rata berjumlah 27,4884. Lebih jauh, rata-rata ukuran lingkar perut warga adalah 87,47 cm dan rata-rata sistolnya serta diastolnya, berturut-turut, sejumlah 137,44 mmHg dan 85,93 mmHg. Obesitas akan memicu munculnya aterosklerosis yang bisa berdampat pada lepasnya plak aterom dan menyumbat pembuluh darak ke gingal, otak dan organ lainnyanya. Dapat disimpulkan bahwa faktor resiko PTM secara output berdasarkan perilaku individu pada warga Soropaten didukung dari sejumlah aktivitas, seperti sulit tidur dan kurang nafsu makan, rendahnya intensitas aktifitas fisik harian, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur < 5 porsi sehari. Keberlanjutan program yang direncanakan adalah terlaksana pemeriksaan kesehatan yang kedua, maksimal 6 bulan lagi.Kata kunci: Penyakit tidak menular, pemberdayaan masyrakat, stroke.\",\"PeriodicalId\":333295,\"journal\":{\"name\":\"Media Karya Kesehatan\",\"volume\":\"48 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Karya Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24198/mkk.v6i1.39292\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Karya Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/mkk.v6i1.39292","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Identifikasi Nilai Indeks Massa Tubuh, Lingkar Perut, dan Konsumsi Buah Sayur sebagai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Di Indonesia, penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian tertinggi, menggeser angka kematian yang disebabkanpenyakit menular (PM). Analisis lanjut studi mortalitas tahun 2001 menunjukkan bahwa kematian cenderung lebih banyak di perdesaan daripada perkotaan. Hal ini dapat disebabkan antara lain karena kurang meratanya distribusi tenaga kesehatan di wilayah perdesaan dan kurangnya sarana prasarana di fasilitas kesehatan yang ada. Untuk itulah, kami mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berupaya meningkatkan pengetahuan terkait faktor risiko penyakit tidak menular, seperti stroke belum diketahui seluruh warga. Hal itu, secara spesifik, dilakukan di Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Adapun tujuan akhir yang diharapkan dari kegiatan kegiatan ini adalah hadirnya layanan pemeriksaan kesehatan yang berkaitan dengan deteksi penyakit tidak menular, seperti stroke, penyakit jantung, hipertensi. Berdasarkan pengamatan, nilai indeks masa tubuh (IMT) rata rata berjumlah 27,4884. Lebih jauh, rata-rata ukuran lingkar perut warga adalah 87,47 cm dan rata-rata sistolnya serta diastolnya, berturut-turut, sejumlah 137,44 mmHg dan 85,93 mmHg. Obesitas akan memicu munculnya aterosklerosis yang bisa berdampat pada lepasnya plak aterom dan menyumbat pembuluh darak ke gingal, otak dan organ lainnyanya. Dapat disimpulkan bahwa faktor resiko PTM secara output berdasarkan perilaku individu pada warga Soropaten didukung dari sejumlah aktivitas, seperti sulit tidur dan kurang nafsu makan, rendahnya intensitas aktifitas fisik harian, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur < 5 porsi sehari. Keberlanjutan program yang direncanakan adalah terlaksana pemeriksaan kesehatan yang kedua, maksimal 6 bulan lagi.Kata kunci: Penyakit tidak menular, pemberdayaan masyrakat, stroke.