Kesejahteraan Subjektif dan Burnout pada Perawat Ruang Isolasi Rumah Sakit selama Masa Pandemi COVID-19

Abstract

This study aims to uncover the relationship between subjective well-being and burnout in nurses working in the COVID-19 isolation room of dr. Doris Sylvanus Hospital. This research is quantitative research by examining the relationship between two variables or correlational. The sample in this study was 53 nurses who worked in the COVID-19 isolation room and was taken with total sampling techniques. The data collection technique consists of three psychological scales that measure burnout, namely MBI-HSS and two separate scales that measure subjective well-being such as SWLS and SPANE. Pearson's correlation test results show r = -0.620 (p < 0.05), which means that there is a significant negative relationship between subjective well-being and burnout, where the higher subjective well-being the lower the burnout in nurses working in the COVID-19 isolation room, and vice versa. An effective contribution of subjective well-being 38.5% affected burnout and 61.5% was the effect of other variables.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara subjective well-being dengan burnout pada perawat yang bekerja pada ruang isolasi COVID-19 RSUD dr. Doris Sylvanus. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menguji hubungan di antara dua variabel atau korelasional. Sampel dalam penelitian ini merupakan 53 perawat yang bekerja pada ruang isolasi COVID-19 serta diambil dengan teknik sampling total. Teknik pengumpulan data terdiri dari tiga skala psikologi yang mengukur burnout yaitu MBI-HSS serta dua skala terpisah yang mengukur subjective well-being seperti SWLS dan SPANE. Hasil uji korelasi pearson menunjukan r = -0,620 (p < 0,05), yang memiliki arti bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara subjective well-being dengan burnout, dimana semakin tinggi subjective well-being maka semakin rendah burnout pada perawat yang bekerja pada ruang isolasi COVID-19, begitu pula dengan sebaliknya. Sumbangan efektif subjective well-being sebesar 38,5% memengaruhi burnout serta 61,5% merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain.