{"title":"牡蛎真菌和未经加工的纤维为食品产品开发","authors":"Nastitie Cinintya Nurzihan, Oktavina Permatasari, Inayatush Sholihah","doi":"10.35842/mr.v17i3.609","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang: Tahun 2018, rata-rata tingkat konsumsi jamur di Indonesia mencapai 0,18 kg per kapita per taun. Jamur tiram tersebut diyakini memiliki rasa yang hampir sama dengan daging ayam dan memiliki kandungan serat pangan yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan organ pencernaan. Abon merupakan produk olahan yang relatif bertahan lama. Salah satu bahan nabati yang mudah untuk dibuat abon adalah jamur tiram, selain itu jamur merupakan makanan dengan gizi baik dan seimbang. Diversifikasi produk dari jamur tiram perlu dilakukan sebagai pengembangan produk pangan. Pengolahan jamur tiram menjadi abon merupakan produk baru dengan proses dan tampilan abon jamur yang belum ada sebelumnya dan penting diperhatikan guna meningkatkan konsumsi jamur tiram. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan proksimat dan serat kasar pada abon jamur tiram sebagai pengembangan produk pangan. Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratory melalui analisis zat gizi (proksimat dan serta kasar) dengan 2 metode perlakukan yaitu metode dengan pengepresan dan tanpa pengepresan. Data dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil: ada perbedaan kadar air, protein dan karbohidrat pada abon jamur tiram dengan 2 perlakuan (p<0.05) sedangankan untuk kadar abu, kadar lemak dan serat kasar tidak memiliki perbedaan. Kesimpulan: Pengembangan produk abon jamur tiram sesuai dengan syarat standar dari abon ","PeriodicalId":364911,"journal":{"name":"Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KANDUNGAN PROXIMAT DAN SERAT KASAR ABON JAMUR TIRAM SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN\",\"authors\":\"Nastitie Cinintya Nurzihan, Oktavina Permatasari, Inayatush Sholihah\",\"doi\":\"10.35842/mr.v17i3.609\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar belakang: Tahun 2018, rata-rata tingkat konsumsi jamur di Indonesia mencapai 0,18 kg per kapita per taun. Jamur tiram tersebut diyakini memiliki rasa yang hampir sama dengan daging ayam dan memiliki kandungan serat pangan yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan organ pencernaan. Abon merupakan produk olahan yang relatif bertahan lama. Salah satu bahan nabati yang mudah untuk dibuat abon adalah jamur tiram, selain itu jamur merupakan makanan dengan gizi baik dan seimbang. Diversifikasi produk dari jamur tiram perlu dilakukan sebagai pengembangan produk pangan. Pengolahan jamur tiram menjadi abon merupakan produk baru dengan proses dan tampilan abon jamur yang belum ada sebelumnya dan penting diperhatikan guna meningkatkan konsumsi jamur tiram. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan proksimat dan serat kasar pada abon jamur tiram sebagai pengembangan produk pangan. Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratory melalui analisis zat gizi (proksimat dan serta kasar) dengan 2 metode perlakukan yaitu metode dengan pengepresan dan tanpa pengepresan. Data dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil: ada perbedaan kadar air, protein dan karbohidrat pada abon jamur tiram dengan 2 perlakuan (p<0.05) sedangankan untuk kadar abu, kadar lemak dan serat kasar tidak memiliki perbedaan. Kesimpulan: Pengembangan produk abon jamur tiram sesuai dengan syarat standar dari abon \",\"PeriodicalId\":364911,\"journal\":{\"name\":\"Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan\",\"volume\":\"95 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35842/mr.v17i3.609\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35842/mr.v17i3.609","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KANDUNGAN PROXIMAT DAN SERAT KASAR ABON JAMUR TIRAM SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN
Latar belakang: Tahun 2018, rata-rata tingkat konsumsi jamur di Indonesia mencapai 0,18 kg per kapita per taun. Jamur tiram tersebut diyakini memiliki rasa yang hampir sama dengan daging ayam dan memiliki kandungan serat pangan yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan organ pencernaan. Abon merupakan produk olahan yang relatif bertahan lama. Salah satu bahan nabati yang mudah untuk dibuat abon adalah jamur tiram, selain itu jamur merupakan makanan dengan gizi baik dan seimbang. Diversifikasi produk dari jamur tiram perlu dilakukan sebagai pengembangan produk pangan. Pengolahan jamur tiram menjadi abon merupakan produk baru dengan proses dan tampilan abon jamur yang belum ada sebelumnya dan penting diperhatikan guna meningkatkan konsumsi jamur tiram. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan proksimat dan serat kasar pada abon jamur tiram sebagai pengembangan produk pangan. Metode: penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratory melalui analisis zat gizi (proksimat dan serta kasar) dengan 2 metode perlakukan yaitu metode dengan pengepresan dan tanpa pengepresan. Data dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil: ada perbedaan kadar air, protein dan karbohidrat pada abon jamur tiram dengan 2 perlakuan (p<0.05) sedangankan untuk kadar abu, kadar lemak dan serat kasar tidak memiliki perbedaan. Kesimpulan: Pengembangan produk abon jamur tiram sesuai dengan syarat standar dari abon