作为宗教间对话媒介的混合坟墓现象

Selvone Christin Pattiserlihun
{"title":"作为宗教间对话媒介的混合坟墓现象","authors":"Selvone Christin Pattiserlihun","doi":"10.37196/kenosis.v8i2.518","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Several meeting spaces in society have become different in engagement places or media for dialog antar agama in Indonesia unconsciously, such as Graves oft seen as scary spaces can be spaces for dialog antar agama. This paper aims to reveal interfaith dialogue facts from the mixed-grave phenomenon that academics rarely see. This paper uses a qualitative study with the mechanism of observation, interviews, and literature analysis. There are several results. 1) Interfaith dialogue media can be distinguished into three forms of mixed grave phenomena, namely mixed ethnic graves, mixed religions, and mixed ethnicities and religions. 2)These three types of mixed graves conduct dialog antar agama to maintain tolerance through activities carried out by several community groups, both from families and the Indonesian Graveyard community, that hunting activities. 3)Kinship and friendship are important reasons for preserving the values of tolerance in a multicultural and multi-religious society through this phenomenon. Thus, dialog antar agama can be carried out in various public spaces, not just academic areas which are boring and difficult to reach by grassroots communities. Several regions that do not experience religious segregation have practiced these methods for a long time.AbstrakTanpa disadari, beberapa ruang perjumpaan dalam masyarakat menjadi tempat perkawinan perbedaan atau media dialog antar-agama di Indonesia salah satu contohnya adalah kuburan yang dilihat sebagai tempat menakutkan dapat dijadikan sebagai ruang terciptanya dialog antar-agama. Tujuan tulisan ini adalah menganalisis dialog antar agama dari fenomena kuburan campur (mix-grave) yang jarang dilihat para akademisi. Tulisan ini menggunakan studi kualitatif dengan mekanisme observasi, wawancara, dan analisis literatur. Hasilnya, 1) Media dialog antar agama dapat dibedakan dalam 3 bentuk fenomena kuburan campur yakni kuburan campur etnik, campur agama, dan campur etnik dan agama. 2) Ketiga macam kuburan campur ini dapat disadari sebagai ruang baru bagi masyarakat melakukan dialog antar-agama agar tetap memelihara toleransi melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat baik dari keluarga dan juga aktivitas berburu (hunting) kuburan yang dilakukan oleh komunitas Graveyard Indonesia. 3) Hubungan kekerabatan (kinship) dan persahabatan (friendship) menjadi alasan penting pelestarian nilai-nilai toleransi dalam masyarakat yang multikultural dan multiagama melalui fenomena ini. Dengan demikian, dialog antar agama dapat dilakukan di berbagai ruang masyarakat bukan hanya pada ruang akademis yang membosankan dan sulit dijangkau oleh masyarakat akar rumput. Cara-cara ini telah dilakukan dari lama oleh beberapa daerah yang tidak mengalami segregasi agama.","PeriodicalId":423837,"journal":{"name":"KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Fenomena Kuburan Campur sebagai Media Dialog Antar-Agama\",\"authors\":\"Selvone Christin Pattiserlihun\",\"doi\":\"10.37196/kenosis.v8i2.518\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Several meeting spaces in society have become different in engagement places or media for dialog antar agama in Indonesia unconsciously, such as Graves oft seen as scary spaces can be spaces for dialog antar agama. This paper aims to reveal interfaith dialogue facts from the mixed-grave phenomenon that academics rarely see. This paper uses a qualitative study with the mechanism of observation, interviews, and literature analysis. There are several results. 1) Interfaith dialogue media can be distinguished into three forms of mixed grave phenomena, namely mixed ethnic graves, mixed religions, and mixed ethnicities and religions. 2)These three types of mixed graves conduct dialog antar agama to maintain tolerance through activities carried out by several community groups, both from families and the Indonesian Graveyard community, that hunting activities. 3)Kinship and friendship are important reasons for preserving the values of tolerance in a multicultural and multi-religious society through this phenomenon. Thus, dialog antar agama can be carried out in various public spaces, not just academic areas which are boring and difficult to reach by grassroots communities. Several regions that do not experience religious segregation have practiced these methods for a long time.AbstrakTanpa disadari, beberapa ruang perjumpaan dalam masyarakat menjadi tempat perkawinan perbedaan atau media dialog antar-agama di Indonesia salah satu contohnya adalah kuburan yang dilihat sebagai tempat menakutkan dapat dijadikan sebagai ruang terciptanya dialog antar-agama. Tujuan tulisan ini adalah menganalisis dialog antar agama dari fenomena kuburan campur (mix-grave) yang jarang dilihat para akademisi. Tulisan ini menggunakan studi kualitatif dengan mekanisme observasi, wawancara, dan analisis literatur. Hasilnya, 1) Media dialog antar agama dapat dibedakan dalam 3 bentuk fenomena kuburan campur yakni kuburan campur etnik, campur agama, dan campur etnik dan agama. 2) Ketiga macam kuburan campur ini dapat disadari sebagai ruang baru bagi masyarakat melakukan dialog antar-agama agar tetap memelihara toleransi melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat baik dari keluarga dan juga aktivitas berburu (hunting) kuburan yang dilakukan oleh komunitas Graveyard Indonesia. 3) Hubungan kekerabatan (kinship) dan persahabatan (friendship) menjadi alasan penting pelestarian nilai-nilai toleransi dalam masyarakat yang multikultural dan multiagama melalui fenomena ini. Dengan demikian, dialog antar agama dapat dilakukan di berbagai ruang masyarakat bukan hanya pada ruang akademis yang membosankan dan sulit dijangkau oleh masyarakat akar rumput. Cara-cara ini telah dilakukan dari lama oleh beberapa daerah yang tidak mengalami segregasi agama.\",\"PeriodicalId\":423837,\"journal\":{\"name\":\"KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi\",\"volume\":\"53 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.37196/kenosis.v8i2.518\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37196/kenosis.v8i2.518","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

在印度尼西亚,社会上的一些会议空间在不知不觉中变成了不同的参与场所或对话对话的媒体,比如原本被视为恐怖空间的Graves也可以成为对话对话的空间。本文旨在从学术界很少看到的混葬现象中揭示宗教间对话的事实。本文采用定性研究方法,采用观察法、访谈法和文献分析法。有几个结果。1)跨信仰对话媒介可分为三种形式的混合坟墓现象,即混合种族坟墓、混合宗教和混合种族宗教。2)这三种类型的混合墓地通过几个社区团体(包括家庭和印度尼西亚墓地社区)的狩猎活动进行对话,以保持宽容。3)亲属关系和友谊是通过这一现象在多元文化和多宗教社会中保持宽容价值观的重要原因。因此,对话对话可以在各种公共空间进行,而不仅仅是学术领域,这是基层社区难以触及的无聊领域。一些没有经历宗教隔离的地区长期以来一直采用这些方法。AbstrakTanpa disadari, beberapa ruang perjumpaan dalam步伐menjadi tempat perkawinan perbedaan atau媒体对话框antar-agama di印尼salah研究contohnya adalah kuburan杨dilihat sebagai tempat menakutkan dapat dijadikan sebagai ruang antar-agama terciptanya对话框。土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族土族。图里桑·尼·蒙古纳坎研究质量问题的机制观察,瓦万卡拉,分析文献。1)媒体对话antar agama dapat dibedakan dalam 3 bentuk现象kuburan campur yakni kuburan campur etnik, campur agama, dan campur etnik dan agama。2) Ketiga macam kuburan campur ini dapat disadari sebagai ruang baru bagi masyarakat melakukan dialog antar-agama agar tetap memelihara toleransi melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat baik dari keluarga dan juga aktivitas berburu(狩猎)kuburan yang dilakakukan oleh komunitas Graveyard印度尼西亚多重多重现象。邓坎德米克,对话antar agama dapat dilakukan di berbagai ruang masyarakat bukan hanya patang academiis yang membobosankan dansuit dijangkau oleh masyarakat akar rumput。卡拉-卡拉ini telah dilakukan dari lama oleh beberapa daerah yang tidak mengalami segregasi agama。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Fenomena Kuburan Campur sebagai Media Dialog Antar-Agama
Several meeting spaces in society have become different in engagement places or media for dialog antar agama in Indonesia unconsciously, such as Graves oft seen as scary spaces can be spaces for dialog antar agama. This paper aims to reveal interfaith dialogue facts from the mixed-grave phenomenon that academics rarely see. This paper uses a qualitative study with the mechanism of observation, interviews, and literature analysis. There are several results. 1) Interfaith dialogue media can be distinguished into three forms of mixed grave phenomena, namely mixed ethnic graves, mixed religions, and mixed ethnicities and religions. 2)These three types of mixed graves conduct dialog antar agama to maintain tolerance through activities carried out by several community groups, both from families and the Indonesian Graveyard community, that hunting activities. 3)Kinship and friendship are important reasons for preserving the values of tolerance in a multicultural and multi-religious society through this phenomenon. Thus, dialog antar agama can be carried out in various public spaces, not just academic areas which are boring and difficult to reach by grassroots communities. Several regions that do not experience religious segregation have practiced these methods for a long time.AbstrakTanpa disadari, beberapa ruang perjumpaan dalam masyarakat menjadi tempat perkawinan perbedaan atau media dialog antar-agama di Indonesia salah satu contohnya adalah kuburan yang dilihat sebagai tempat menakutkan dapat dijadikan sebagai ruang terciptanya dialog antar-agama. Tujuan tulisan ini adalah menganalisis dialog antar agama dari fenomena kuburan campur (mix-grave) yang jarang dilihat para akademisi. Tulisan ini menggunakan studi kualitatif dengan mekanisme observasi, wawancara, dan analisis literatur. Hasilnya, 1) Media dialog antar agama dapat dibedakan dalam 3 bentuk fenomena kuburan campur yakni kuburan campur etnik, campur agama, dan campur etnik dan agama. 2) Ketiga macam kuburan campur ini dapat disadari sebagai ruang baru bagi masyarakat melakukan dialog antar-agama agar tetap memelihara toleransi melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat baik dari keluarga dan juga aktivitas berburu (hunting) kuburan yang dilakukan oleh komunitas Graveyard Indonesia. 3) Hubungan kekerabatan (kinship) dan persahabatan (friendship) menjadi alasan penting pelestarian nilai-nilai toleransi dalam masyarakat yang multikultural dan multiagama melalui fenomena ini. Dengan demikian, dialog antar agama dapat dilakukan di berbagai ruang masyarakat bukan hanya pada ruang akademis yang membosankan dan sulit dijangkau oleh masyarakat akar rumput. Cara-cara ini telah dilakukan dari lama oleh beberapa daerah yang tidak mengalami segregasi agama.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信