{"title":"美国对伊拉克,宗教政治化的危险","authors":"Arthur Aritonang","doi":"10.47900/nptrs.v4i1.100","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Buku ini merupakan tesis dari Dr. Richard M. Daulay dalam studi Ilmu Hubungan Internasional di UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, di bawah bimbingan Prof. Dr. Mochtar Mas’oed dan Diah Kusumaningrum, S.I.P, M.A. Dalam penelitiannya ia memfokuskan perhatiannya terhadap peristiwa yang pernah menjadi perhatian publik dunia pada waktu itu yaitu serangan gedung WTC (pusat ekonomi) dan gedung Pentagon (Departemen militer) di Amerika Serikat [untuk selanjutnya disingkat dengan AS] pada 11 september 2001. Peristiwa tersebut membuat publik dunia bertanya-tanya bagaimana mungkin negara superpower seperti AS bisa lengah terhadap serangan terorisme? Sebelum lanjut kita perlu mengetahui bahwa sejak tahun 1960-an AS berada di puncak kejayaannya baik dari segi ekonomi, politik, militer maupun ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini secara garis besar hendak mengajukan pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana keterlibatan AS di dalam kemenangan Afghanistan melawan Uni Soviet? Selanjutnya, bagaimana reaksi pemimpin Afghanistan terhadap AS paska kemenangannya terhadap Uni Soviet (2) Bagaimana sikap politik Presiden George W. Bush terhadap paska tragedi 11 September 2001? (3) Bagaimana upaya yang dilakukan Presiden Bush dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat AS paska tragedi 11 September 2001? (4) Bagaimana reaksi publik terhadap sikap politik luar negeri Presiden Bush paska insiden tersebut? Metode penelitian Daulay yaitu kualitatif (kepustakaan). Untuk memperkuat tesis daripada penelitian ini, Daulay merasa perlu untuk melakukan diskusi yang cukup intens dengan dua narasumber yang memiliki kapasitas untuk berbicara tentang politik Amerika Serikat yaitu Dr. Rizal Mallarangeng dan Prof. Dr. William (Bill) Liddle.Temuan dari penilitian secara garis besar ialah Bush berhasil melakukan politisasi agama dan menyebarkan ideologi neokonservatisme untuk mendukung agenda politik luar negerinya melawan Irak. Hal ini semata-mata untuk memastikan rasa aman bagi AS maupun negara Israel yang berada di tengah-tengah negara Arab yang mayoritas Islam. Meskipun demikian, sikap politiknya Bush dinilai sangat fatal oleh karena beberapa bukti diantaranya: Irak terbukti tidak terlibat dalam insiden 11 September 2001, merugikan keuangan negara, memperkuat aliansi (solidaritas) dari negara-negara Islam internasional, dan yang terakhir merasang lahirnya bibit-bibit terorisme di negara-negara yang berpenduduk muslim.","PeriodicalId":364402,"journal":{"name":"The New Perspective in Theology and Religious Studies","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Amerika vs Irak Bahaya Politisasi Agama\",\"authors\":\"Arthur Aritonang\",\"doi\":\"10.47900/nptrs.v4i1.100\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Buku ini merupakan tesis dari Dr. Richard M. Daulay dalam studi Ilmu Hubungan Internasional di UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, di bawah bimbingan Prof. Dr. Mochtar Mas’oed dan Diah Kusumaningrum, S.I.P, M.A. Dalam penelitiannya ia memfokuskan perhatiannya terhadap peristiwa yang pernah menjadi perhatian publik dunia pada waktu itu yaitu serangan gedung WTC (pusat ekonomi) dan gedung Pentagon (Departemen militer) di Amerika Serikat [untuk selanjutnya disingkat dengan AS] pada 11 september 2001. Peristiwa tersebut membuat publik dunia bertanya-tanya bagaimana mungkin negara superpower seperti AS bisa lengah terhadap serangan terorisme? Sebelum lanjut kita perlu mengetahui bahwa sejak tahun 1960-an AS berada di puncak kejayaannya baik dari segi ekonomi, politik, militer maupun ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini secara garis besar hendak mengajukan pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana keterlibatan AS di dalam kemenangan Afghanistan melawan Uni Soviet? Selanjutnya, bagaimana reaksi pemimpin Afghanistan terhadap AS paska kemenangannya terhadap Uni Soviet (2) Bagaimana sikap politik Presiden George W. Bush terhadap paska tragedi 11 September 2001? (3) Bagaimana upaya yang dilakukan Presiden Bush dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat AS paska tragedi 11 September 2001? (4) Bagaimana reaksi publik terhadap sikap politik luar negeri Presiden Bush paska insiden tersebut? Metode penelitian Daulay yaitu kualitatif (kepustakaan). Untuk memperkuat tesis daripada penelitian ini, Daulay merasa perlu untuk melakukan diskusi yang cukup intens dengan dua narasumber yang memiliki kapasitas untuk berbicara tentang politik Amerika Serikat yaitu Dr. Rizal Mallarangeng dan Prof. Dr. William (Bill) Liddle.Temuan dari penilitian secara garis besar ialah Bush berhasil melakukan politisasi agama dan menyebarkan ideologi neokonservatisme untuk mendukung agenda politik luar negerinya melawan Irak. Hal ini semata-mata untuk memastikan rasa aman bagi AS maupun negara Israel yang berada di tengah-tengah negara Arab yang mayoritas Islam. Meskipun demikian, sikap politiknya Bush dinilai sangat fatal oleh karena beberapa bukti diantaranya: Irak terbukti tidak terlibat dalam insiden 11 September 2001, merugikan keuangan negara, memperkuat aliansi (solidaritas) dari negara-negara Islam internasional, dan yang terakhir merasang lahirnya bibit-bibit terorisme di negara-negara yang berpenduduk muslim.\",\"PeriodicalId\":364402,\"journal\":{\"name\":\"The New Perspective in Theology and Religious Studies\",\"volume\":\"7 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"The New Perspective in Theology and Religious Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47900/nptrs.v4i1.100\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The New Perspective in Theology and Religious Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47900/nptrs.v4i1.100","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
这本书是日经亚太大学UGM M. Daulay博士的论文,在Mochtar Mas oed和Diah Kusumaningrum教授的指导下,M。在研究中,他集中注意世界曾经是公众关注的事件对当时世贸中心袭击(经济中心)和五角大楼(美国)在军事部门为美国接下来的简称)2001年9月11日。这一事件让公众世界很好奇怎么可能像美国这样的超级大国可以放松警惕恐怖主义攻击?在继续之前,我们需要知道美国自1960年代以来在鼎盛时期的经济、政治和军事方面的科学知识。因此,本研究将提出以下问题:(1)美国如何参与阿富汗战胜苏联的胜利?接下来,阿富汗领导人如何应对美国对苏联的胜利后(2)政治立场如何后布什(George W . Bush)总统对2001年9月11日的悲剧?(3)布什总统在2001年9月11日的悲剧后为美国人民提供安全保障方面做了什么努力?(4)布什总统事件后,公众对他的外交态度有何反应?定性研究方法Daulay即(文学)。为了加强比这项研究的论文,Daulay觉得有必要进行的讨论很紧张的两个来源美国有能力在谈论政治,即Rizal Mallarangeng博士和教授威廉(比尔)Liddle博士。研究先天的大纲是布什成功地做到发现宗教政治化和意识形态传播neokonservatisme支持外交对抗伊拉克的政治议程。这仅仅是为了确保美国和以色列国家的安全感在大多数伊斯兰的阿拉伯国家。然而,布什的政治态度的评价是非常致命的,因为其中一些证据:事实证明伊拉克不参与了2001年9月11日发生的事件,对经济不利,加强团结联盟()的国际伊斯兰国家,最后诞生merasang幼苗在穆斯林人口的国家恐怖主义。
Buku ini merupakan tesis dari Dr. Richard M. Daulay dalam studi Ilmu Hubungan Internasional di UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, di bawah bimbingan Prof. Dr. Mochtar Mas’oed dan Diah Kusumaningrum, S.I.P, M.A. Dalam penelitiannya ia memfokuskan perhatiannya terhadap peristiwa yang pernah menjadi perhatian publik dunia pada waktu itu yaitu serangan gedung WTC (pusat ekonomi) dan gedung Pentagon (Departemen militer) di Amerika Serikat [untuk selanjutnya disingkat dengan AS] pada 11 september 2001. Peristiwa tersebut membuat publik dunia bertanya-tanya bagaimana mungkin negara superpower seperti AS bisa lengah terhadap serangan terorisme? Sebelum lanjut kita perlu mengetahui bahwa sejak tahun 1960-an AS berada di puncak kejayaannya baik dari segi ekonomi, politik, militer maupun ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini secara garis besar hendak mengajukan pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana keterlibatan AS di dalam kemenangan Afghanistan melawan Uni Soviet? Selanjutnya, bagaimana reaksi pemimpin Afghanistan terhadap AS paska kemenangannya terhadap Uni Soviet (2) Bagaimana sikap politik Presiden George W. Bush terhadap paska tragedi 11 September 2001? (3) Bagaimana upaya yang dilakukan Presiden Bush dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat AS paska tragedi 11 September 2001? (4) Bagaimana reaksi publik terhadap sikap politik luar negeri Presiden Bush paska insiden tersebut? Metode penelitian Daulay yaitu kualitatif (kepustakaan). Untuk memperkuat tesis daripada penelitian ini, Daulay merasa perlu untuk melakukan diskusi yang cukup intens dengan dua narasumber yang memiliki kapasitas untuk berbicara tentang politik Amerika Serikat yaitu Dr. Rizal Mallarangeng dan Prof. Dr. William (Bill) Liddle.Temuan dari penilitian secara garis besar ialah Bush berhasil melakukan politisasi agama dan menyebarkan ideologi neokonservatisme untuk mendukung agenda politik luar negerinya melawan Irak. Hal ini semata-mata untuk memastikan rasa aman bagi AS maupun negara Israel yang berada di tengah-tengah negara Arab yang mayoritas Islam. Meskipun demikian, sikap politiknya Bush dinilai sangat fatal oleh karena beberapa bukti diantaranya: Irak terbukti tidak terlibat dalam insiden 11 September 2001, merugikan keuangan negara, memperkuat aliansi (solidaritas) dari negara-negara Islam internasional, dan yang terakhir merasang lahirnya bibit-bibit terorisme di negara-negara yang berpenduduk muslim.