软木鱼的繁殖和幼虫表现(Channa striata Blkr)与一些产卵技术

Wahyulia Cahyanti, Adang Saputra, Anang Hari Kristanto
{"title":"软木鱼的繁殖和幼虫表现(Channa striata Blkr)与一些产卵技术","authors":"Wahyulia Cahyanti, Adang Saputra, Anang Hari Kristanto","doi":"10.15578/jra.16.2.2021.99-106","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sejumlah penelitian terhadap ikan gabus (Channa striata Blkr) telah dilakukan mulai dari pembenihan dan pembesaran, namun masih belum banyak informasi ilmiah terkait performa reproduksi dan larva yang dihasilkan baik dari pemijahan alami maupun pemijahan semi-alami (induksi hormonal). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknik pemijahan yang tepat untuk ikan gabus. Dalam penelitian ini digunakan induk jantan dan betina dengan tingkat kematangan gonad (TKG) yang seragam (yaitu pada TKG-IV). Penelitian memakai empat perlakuan stimulasi hormon, yaitu A (kontrol, tanpa stimulasi hormon), B (induk jantan dan betina distimulasi hormon), C (induk betina distimulasi hormon), D (induk jantan distimulasi hormon). Hormon yang digunakan untuk menginduksi induk betina dan jantan adalah LHRHa + anti dopamin. Masing-masing perlakuan menggunakan tiga pasang induk. Parameter performa reproduksi yang diamati meliputi fekunditas, diameter telur, lama waktu menetas, dan volume kuning telur. Untuk performa larva dilakukan pengamatan laju penyerapan kuning telur, pertumbuhan panjang dan bobot larva, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Dari penelitian diperoleh bahwa ikan perlakuan-A dan B mampu berovulasi hingga menetas, perlakuan-C berhasil ovulasi namun gagal menetas, sedangkan perlakuan-D tidak mampu ovulasi. Fekunditas dan derajat penetasan hasil pemijahan alami paling tinggi (1.832 ± 13 butir dan 97,20 ± 2,49%). Namun, waktu ovulasi dan waktu menetas pemijahan alami (159,50 ± 0,50 jam dan 3.210,00 ± 5,00 menit) lebih lama dibanding pemijahan buatan (26,00 ± 2,00 jam dan 2.370.00 ± 15,00 menit). Abnormalitas terjadi pada perlakuan-B (1,30 ± 0,42%), sedangkan larva hasil perlakuan-A tidak ada yang abnormal. Berdasarkan hasil penelitian ini selain pemijahan alami, ikan gabus dapat dipijahkan secara buatan melalui stimulasi hormon pada induk jantan dan betina.Various studies on snakehead fish (Channa striata Blkr) have been carried out from breeding, nursery, to grow-out. Nevertheless, information regarding reproductive performance and produced larvae either from natural spawning or semi-natural (hormonal induction) spawning are still limited in the literature. This study aimed to determine the appropriate spawning technique for snakehead fish. In this study, the fish males and females were used with a uniform gonad maturity level. The study used four hormone stimulation treatments, namely: A (control, without hormone stimulation), B (male and female parents were hormone-stimulated), C (hormone-stimulated female parent), D (hormone-stimulated male parent). The hormone used to induce female and male broodstock was LHRHa + anti-dopamine. Each treatment used three pairs of parents. Parameters of reproductive performance observed included fecundity, egg diameter, hatching time, and egg yolk volume. For larval performance, observations were made of the rate of egg yolk absorption, growth in length and weight of larvae, specific growth rate, and survival. The research found that fish in treatment-A and B were able to ovulate, and the produced eggs could hatch. Fish in treatment-C managed to ovulate but failed to hatch, while treatment-D could not ovulate. The fecundity and hatching rates of the natural spawning were the highest (1,832 ± 13 grains and 97.20 ± 2.49%). However, the time of ovulation and hatching time for natural spawning (159.50 ± 0.50 hours and 3,210.00 ± 5.00 minutes) were longer than those of artificial spawners (26.00 ± 2.00 hours and 2,370.00 ± 15.00 minutes). Abnormalities occurred in treatment-B (1.30 ± 0.42%), while the larvae from treatment-A were normal. Based on the results of this study, in addition to natural spawning, snakehead fish can be spawned artificially through hormonal stimulation of male and female broodstock.","PeriodicalId":112729,"journal":{"name":"Jurnal Riset Akuakultur","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"PERFORMA REPRODUKSI DAN LARVA IKAN GABUS (Channa striata Blkr) DENGAN BEBERAPA TEKNIK PEMIJAHAN\",\"authors\":\"Wahyulia Cahyanti, Adang Saputra, Anang Hari Kristanto\",\"doi\":\"10.15578/jra.16.2.2021.99-106\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Sejumlah penelitian terhadap ikan gabus (Channa striata Blkr) telah dilakukan mulai dari pembenihan dan pembesaran, namun masih belum banyak informasi ilmiah terkait performa reproduksi dan larva yang dihasilkan baik dari pemijahan alami maupun pemijahan semi-alami (induksi hormonal). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknik pemijahan yang tepat untuk ikan gabus. Dalam penelitian ini digunakan induk jantan dan betina dengan tingkat kematangan gonad (TKG) yang seragam (yaitu pada TKG-IV). Penelitian memakai empat perlakuan stimulasi hormon, yaitu A (kontrol, tanpa stimulasi hormon), B (induk jantan dan betina distimulasi hormon), C (induk betina distimulasi hormon), D (induk jantan distimulasi hormon). Hormon yang digunakan untuk menginduksi induk betina dan jantan adalah LHRHa + anti dopamin. Masing-masing perlakuan menggunakan tiga pasang induk. Parameter performa reproduksi yang diamati meliputi fekunditas, diameter telur, lama waktu menetas, dan volume kuning telur. Untuk performa larva dilakukan pengamatan laju penyerapan kuning telur, pertumbuhan panjang dan bobot larva, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Dari penelitian diperoleh bahwa ikan perlakuan-A dan B mampu berovulasi hingga menetas, perlakuan-C berhasil ovulasi namun gagal menetas, sedangkan perlakuan-D tidak mampu ovulasi. Fekunditas dan derajat penetasan hasil pemijahan alami paling tinggi (1.832 ± 13 butir dan 97,20 ± 2,49%). Namun, waktu ovulasi dan waktu menetas pemijahan alami (159,50 ± 0,50 jam dan 3.210,00 ± 5,00 menit) lebih lama dibanding pemijahan buatan (26,00 ± 2,00 jam dan 2.370.00 ± 15,00 menit). Abnormalitas terjadi pada perlakuan-B (1,30 ± 0,42%), sedangkan larva hasil perlakuan-A tidak ada yang abnormal. Berdasarkan hasil penelitian ini selain pemijahan alami, ikan gabus dapat dipijahkan secara buatan melalui stimulasi hormon pada induk jantan dan betina.Various studies on snakehead fish (Channa striata Blkr) have been carried out from breeding, nursery, to grow-out. Nevertheless, information regarding reproductive performance and produced larvae either from natural spawning or semi-natural (hormonal induction) spawning are still limited in the literature. This study aimed to determine the appropriate spawning technique for snakehead fish. In this study, the fish males and females were used with a uniform gonad maturity level. The study used four hormone stimulation treatments, namely: A (control, without hormone stimulation), B (male and female parents were hormone-stimulated), C (hormone-stimulated female parent), D (hormone-stimulated male parent). The hormone used to induce female and male broodstock was LHRHa + anti-dopamine. Each treatment used three pairs of parents. Parameters of reproductive performance observed included fecundity, egg diameter, hatching time, and egg yolk volume. For larval performance, observations were made of the rate of egg yolk absorption, growth in length and weight of larvae, specific growth rate, and survival. The research found that fish in treatment-A and B were able to ovulate, and the produced eggs could hatch. Fish in treatment-C managed to ovulate but failed to hatch, while treatment-D could not ovulate. The fecundity and hatching rates of the natural spawning were the highest (1,832 ± 13 grains and 97.20 ± 2.49%). However, the time of ovulation and hatching time for natural spawning (159.50 ± 0.50 hours and 3,210.00 ± 5.00 minutes) were longer than those of artificial spawners (26.00 ± 2.00 hours and 2,370.00 ± 15.00 minutes). Abnormalities occurred in treatment-B (1.30 ± 0.42%), while the larvae from treatment-A were normal. Based on the results of this study, in addition to natural spawning, snakehead fish can be spawned artificially through hormonal stimulation of male and female broodstock.\",\"PeriodicalId\":112729,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Riset Akuakultur\",\"volume\":\"41 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Riset Akuakultur\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15578/jra.16.2.2021.99-106\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Akuakultur","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15578/jra.16.2.2021.99-106","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

许多针对栓皮栎鱼(Channa striata Blkr)的研究始于产卵和扩张,但关于自然和半自然繁殖和幼虫表现的科学信息仍然很少。本研究旨在确定软木鱼的理想产卵技术。在这项研究中,具有均匀通量(TKG)的雄性和雌性母亲使用。研究使用四种激素刺激治疗方法,即A(控制,不刺激激素),B(男性和女性宿主模拟激素),C(女性宿主模拟激素),D(男性宿主模拟激素)。用于诱导雌性和雄性宿主的激素是LHRHa +抗多巴胺。每一种治疗有三对父对。观察到的生殖性能参数包括鸡蛋花、卵的直径、孵化时间和蛋黄体积。为了提高幼虫的性能,观察蛋黄的吸收速度、幼虫的长和体重、特定的生长速度和存活率。从研究中了解到,鱼a和B可以在孵化时排卵,而化合物c可以排卵,但不能排卵,而化合物d不能排卵。最高的生育力和自然度产卵孵化结果(1.832±13粒和97.20±2,49%)。然而,自然排卵和产卵孵化时间(159.50±花小时和3.210,00±5分钟)比人工产卵久(26,00±2±和2370点15,00分钟)。异常发生在perlakuan-B(1,30±0,42%),而幼虫perlakuan-A没有异常的结果。根据这项研究的结果,软木鱼除了自然产卵外,还可以通过刺激雄性和雌性的荷尔蒙来人工养殖。黑头鱼上的各种各样的研究(Channa striata Blkr)已经被培育、培育和种植。然而,信息呈现出的生殖表现和生产的幼虫,其本质还是有限的。这项研究将确定给黑头鱼提供可行的spawning技术。在这项研究中,鱼的胃和股骨被一种固定的刚性水平使用。研究中使用了四种激素刺激疗法,namely: A(控制,无激素刺激),B(男性和女性父母是荷尔蒙刺激的父母),C(荷尔蒙刺激的女性父母),D(荷尔蒙刺激的男性父母)。激素用于培养女性和男性broodstock是LHRHa +抗多巴胺。父母的三个报酬都花光了。配制物、鸡蛋直径、制帽时间和鸡蛋产量等一系列观察表现。对于持续的表现,观察结果是计算鸡蛋的比率、拉维的长度和体重、特别的增长速率和生存。研究发现,接受a治疗的鱼和B可能会排卵,生产鸡蛋可能会孵化。treatment-C中的鱼排卵,但失败孵化,而treatment-D不能排卵。自然spawning fecundity和hatching rate》是《最高(1,832±13娘和97 20±2 . 49%)。,但是,《文物》(ovulation和hatching时间自然spawning(159 50±0。50小时点和3,210点±5分钟)的时间比那些在人工spawners(点±2点26小时和2,370点±15点分钟)。Abnormalities发生在treatment-B(30±0。1 . 42%来自treatment-A是正常的),而《larvae。基于这些研究的结果,再加上自然海洋,黑头鱼可以通过男性和女性伴侣的激素刺激来产卵。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
PERFORMA REPRODUKSI DAN LARVA IKAN GABUS (Channa striata Blkr) DENGAN BEBERAPA TEKNIK PEMIJAHAN
Sejumlah penelitian terhadap ikan gabus (Channa striata Blkr) telah dilakukan mulai dari pembenihan dan pembesaran, namun masih belum banyak informasi ilmiah terkait performa reproduksi dan larva yang dihasilkan baik dari pemijahan alami maupun pemijahan semi-alami (induksi hormonal). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknik pemijahan yang tepat untuk ikan gabus. Dalam penelitian ini digunakan induk jantan dan betina dengan tingkat kematangan gonad (TKG) yang seragam (yaitu pada TKG-IV). Penelitian memakai empat perlakuan stimulasi hormon, yaitu A (kontrol, tanpa stimulasi hormon), B (induk jantan dan betina distimulasi hormon), C (induk betina distimulasi hormon), D (induk jantan distimulasi hormon). Hormon yang digunakan untuk menginduksi induk betina dan jantan adalah LHRHa + anti dopamin. Masing-masing perlakuan menggunakan tiga pasang induk. Parameter performa reproduksi yang diamati meliputi fekunditas, diameter telur, lama waktu menetas, dan volume kuning telur. Untuk performa larva dilakukan pengamatan laju penyerapan kuning telur, pertumbuhan panjang dan bobot larva, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Dari penelitian diperoleh bahwa ikan perlakuan-A dan B mampu berovulasi hingga menetas, perlakuan-C berhasil ovulasi namun gagal menetas, sedangkan perlakuan-D tidak mampu ovulasi. Fekunditas dan derajat penetasan hasil pemijahan alami paling tinggi (1.832 ± 13 butir dan 97,20 ± 2,49%). Namun, waktu ovulasi dan waktu menetas pemijahan alami (159,50 ± 0,50 jam dan 3.210,00 ± 5,00 menit) lebih lama dibanding pemijahan buatan (26,00 ± 2,00 jam dan 2.370.00 ± 15,00 menit). Abnormalitas terjadi pada perlakuan-B (1,30 ± 0,42%), sedangkan larva hasil perlakuan-A tidak ada yang abnormal. Berdasarkan hasil penelitian ini selain pemijahan alami, ikan gabus dapat dipijahkan secara buatan melalui stimulasi hormon pada induk jantan dan betina.Various studies on snakehead fish (Channa striata Blkr) have been carried out from breeding, nursery, to grow-out. Nevertheless, information regarding reproductive performance and produced larvae either from natural spawning or semi-natural (hormonal induction) spawning are still limited in the literature. This study aimed to determine the appropriate spawning technique for snakehead fish. In this study, the fish males and females were used with a uniform gonad maturity level. The study used four hormone stimulation treatments, namely: A (control, without hormone stimulation), B (male and female parents were hormone-stimulated), C (hormone-stimulated female parent), D (hormone-stimulated male parent). The hormone used to induce female and male broodstock was LHRHa + anti-dopamine. Each treatment used three pairs of parents. Parameters of reproductive performance observed included fecundity, egg diameter, hatching time, and egg yolk volume. For larval performance, observations were made of the rate of egg yolk absorption, growth in length and weight of larvae, specific growth rate, and survival. The research found that fish in treatment-A and B were able to ovulate, and the produced eggs could hatch. Fish in treatment-C managed to ovulate but failed to hatch, while treatment-D could not ovulate. The fecundity and hatching rates of the natural spawning were the highest (1,832 ± 13 grains and 97.20 ± 2.49%). However, the time of ovulation and hatching time for natural spawning (159.50 ± 0.50 hours and 3,210.00 ± 5.00 minutes) were longer than those of artificial spawners (26.00 ± 2.00 hours and 2,370.00 ± 15.00 minutes). Abnormalities occurred in treatment-B (1.30 ± 0.42%), while the larvae from treatment-A were normal. Based on the results of this study, in addition to natural spawning, snakehead fish can be spawned artificially through hormonal stimulation of male and female broodstock.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信