可持续生态发展的天堂设计

Frysa Wiriantari, M. M. Rijasa
{"title":"可持续生态发展的天堂设计","authors":"Frysa Wiriantari, M. M. Rijasa","doi":"10.47532/jiv.v6i1.785","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Parahyangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pura merupakan sebuah ruang atau wadah tempat masyarakat Hindu Bali melakukan aktivitas untuk menjalankan sradha bakti kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Parahyangan sebagai tempat suci acapkali dilupakan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Saat ini pembangunan masih berorientasi pada fasilitas fasilitas untuk masyarakat skala luas dan mengesampingkan kaum minoritas. Di Bali sendiri keberadaan parahyangan memegang nilai vital dan merupakan jiwa bagi masyarakat Hindu, sehingga keberadaannya patut untuk dilestarikan. Fenomena diataslah yang menjadi dasar diangkatnya penelitian ini, bahwa sangat penting untuk menjaga dan melibatkan tata ruang parahyangan/pura dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Ruang lingkup penelitian terbatas pada bentuk, fungsi dan makna dari ruang parahyangan dalam kaitannya dengan pembangunan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan metode descriptive kualitatif, dengan memfokuskan pencarian data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak yang diyakini mampu mewakili masyarakat untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang ada.Dari hasil penelitian di peroleh bahwa Tri Hita Karana sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam tata ruang dan kehidupan masyarakat Hidu Bali juga tercermin dalam tata ruang parahyangan yakni terdapatnya tiga pembagian ruang berupa Jaba sisi, jaba tengah dan jeroan. Serta adanya bentuk parahyangan yang menyesuaikan dengan orientasi matahari dan sumbu bumi sebagai poros dunia. Bagian tersuci dari parahyangan merupakan arah terbitnya matahari sebagai makna kemakmuran dan juga merupakan tempat tertinggi sebagai makna tempat yang disucikan dan tempat berstananya para Dewa.Sebagai wadah untuk menunjukkan sradha bakti kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta, nilai nilai dan makna simbolik merupakan makna yang paling dirasakan dan diakui oleh masyarakat mengenai keberadaan parahyangan. Penggunaan material dari alam dan keberadaan ruang terbuka akan menciptakan iklim mikro memberikan kenyaman bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Terpenuhinya aspek ekonomi, social dan budaya dalam ruang parahyangan menjadikan ruang skala meso ini sangat layak sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. ","PeriodicalId":403533,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Vastuwidya","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Desain Ruang Parahyangan Untuk Pembangunan Berkelanjutan Berkonsep Ekologi\",\"authors\":\"Frysa Wiriantari, M. M. Rijasa\",\"doi\":\"10.47532/jiv.v6i1.785\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Parahyangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pura merupakan sebuah ruang atau wadah tempat masyarakat Hindu Bali melakukan aktivitas untuk menjalankan sradha bakti kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Parahyangan sebagai tempat suci acapkali dilupakan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Saat ini pembangunan masih berorientasi pada fasilitas fasilitas untuk masyarakat skala luas dan mengesampingkan kaum minoritas. Di Bali sendiri keberadaan parahyangan memegang nilai vital dan merupakan jiwa bagi masyarakat Hindu, sehingga keberadaannya patut untuk dilestarikan. Fenomena diataslah yang menjadi dasar diangkatnya penelitian ini, bahwa sangat penting untuk menjaga dan melibatkan tata ruang parahyangan/pura dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Ruang lingkup penelitian terbatas pada bentuk, fungsi dan makna dari ruang parahyangan dalam kaitannya dengan pembangunan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan metode descriptive kualitatif, dengan memfokuskan pencarian data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak yang diyakini mampu mewakili masyarakat untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang ada.Dari hasil penelitian di peroleh bahwa Tri Hita Karana sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam tata ruang dan kehidupan masyarakat Hidu Bali juga tercermin dalam tata ruang parahyangan yakni terdapatnya tiga pembagian ruang berupa Jaba sisi, jaba tengah dan jeroan. Serta adanya bentuk parahyangan yang menyesuaikan dengan orientasi matahari dan sumbu bumi sebagai poros dunia. Bagian tersuci dari parahyangan merupakan arah terbitnya matahari sebagai makna kemakmuran dan juga merupakan tempat tertinggi sebagai makna tempat yang disucikan dan tempat berstananya para Dewa.Sebagai wadah untuk menunjukkan sradha bakti kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta, nilai nilai dan makna simbolik merupakan makna yang paling dirasakan dan diakui oleh masyarakat mengenai keberadaan parahyangan. Penggunaan material dari alam dan keberadaan ruang terbuka akan menciptakan iklim mikro memberikan kenyaman bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Terpenuhinya aspek ekonomi, social dan budaya dalam ruang parahyangan menjadikan ruang skala meso ini sangat layak sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. \",\"PeriodicalId\":403533,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmiah Vastuwidya\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-02-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmiah Vastuwidya\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47532/jiv.v6i1.785\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Vastuwidya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47532/jiv.v6i1.785","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

天堂,或者更广为人知的普拉,是一个空间或容器,在那里巴厘岛的印度教社区进行活动,以庆祝上帝作为宇宙创造者的奉献。作为圣地的天堂,作为可持续发展的一部分,经常被遗忘。目前,发展仍以大规模社区的设施为中心,排除少数民族。在巴厘岛,天堂本身是印度教社会的命脉,因此它的存在值得保存。这项研究是建立在这种现象之上的,它对维持和参与可持续发展的概念至关重要。研究领域仅限于与可持续发展相关的副学科的形式、功能和意义。该研究采用了描述定性方法,重点是通过对各种被认为能够代表公众回答当前问题的各方的深入观察和采访来聚焦数据搜索。一项研究发现,三ita Karana是Hidu Bali社会中不可分割的一部分,这也反映在一个平行的空间结构中,即三种划分的空间包括边、中、中和内脏。以及一种与太阳的方向和地球的轴心同步的压扁形式。天堂中最神圣的部分是太阳作为繁荣意义的升起,也是最高的地方作为神圣之地和神的居所的意义。作为展示sradha奉献给上帝作为宇宙的创造者的容器,价值观和符号意义是社会中最能感受到和认可的天堂存在的意义。利用自然和开放空间的物质,创造微气候,为周围的社会提供便利。太空中经济、社会和文化方面的全面发展使梅索斯尺度空间成为可持续发展的重要组成部分。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Desain Ruang Parahyangan Untuk Pembangunan Berkelanjutan Berkonsep Ekologi
Parahyangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan pura merupakan sebuah ruang atau wadah tempat masyarakat Hindu Bali melakukan aktivitas untuk menjalankan sradha bakti kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Parahyangan sebagai tempat suci acapkali dilupakan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Saat ini pembangunan masih berorientasi pada fasilitas fasilitas untuk masyarakat skala luas dan mengesampingkan kaum minoritas. Di Bali sendiri keberadaan parahyangan memegang nilai vital dan merupakan jiwa bagi masyarakat Hindu, sehingga keberadaannya patut untuk dilestarikan. Fenomena diataslah yang menjadi dasar diangkatnya penelitian ini, bahwa sangat penting untuk menjaga dan melibatkan tata ruang parahyangan/pura dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Ruang lingkup penelitian terbatas pada bentuk, fungsi dan makna dari ruang parahyangan dalam kaitannya dengan pembangunan keberlanjutan. Penelitian ini menggunakan metode descriptive kualitatif, dengan memfokuskan pencarian data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak yang diyakini mampu mewakili masyarakat untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang ada.Dari hasil penelitian di peroleh bahwa Tri Hita Karana sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam tata ruang dan kehidupan masyarakat Hidu Bali juga tercermin dalam tata ruang parahyangan yakni terdapatnya tiga pembagian ruang berupa Jaba sisi, jaba tengah dan jeroan. Serta adanya bentuk parahyangan yang menyesuaikan dengan orientasi matahari dan sumbu bumi sebagai poros dunia. Bagian tersuci dari parahyangan merupakan arah terbitnya matahari sebagai makna kemakmuran dan juga merupakan tempat tertinggi sebagai makna tempat yang disucikan dan tempat berstananya para Dewa.Sebagai wadah untuk menunjukkan sradha bakti kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta, nilai nilai dan makna simbolik merupakan makna yang paling dirasakan dan diakui oleh masyarakat mengenai keberadaan parahyangan. Penggunaan material dari alam dan keberadaan ruang terbuka akan menciptakan iklim mikro memberikan kenyaman bagi masyarakat yang berada di sekitarnya. Terpenuhinya aspek ekonomi, social dan budaya dalam ruang parahyangan menjadikan ruang skala meso ini sangat layak sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. 
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信