{"title":"文化出现在古兰经中","authors":"Andre, Ahmad Zabidi, Maulana","doi":"10.37567/jif.v9i2.2273","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat adab bertamu dalam al-Qur’an, mengetahui implementasi adab bertamu dalam al-Qur’an, dan mengetahui penafsiran al-Qurtubi tentang adab bertamu pada surah an-Nur ayat 27-29 dalam tafsir Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research atau kepustakaan dengan metode kualitatif. Adapun sumber data primer penelitian ini yakni kitab tafsir Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, sedangkan data sekundernya berupa buku, jurnal, artikel, skripsi, dan yang berkaitan dengan pembahasan yang penulis teliti. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sumber pustaka. Teknik analisa data menggunakan analisis konten (content analysis). Hasil penelitian ini yaitu hakikat adab bertamu adalah perangai, tingkah laku, atau tabiat yang sesuai dengan nilai-nilai keIslaman, dihasilkan dari belajar yang diaplikasikan pada saat berkunjung ke kediaman seseorang. Implementasi adab bertamu dalam al-Qur’an adalah memberi salam dan meminta izin masuk, tidak berkunjung pada waktu makan, kecuali diundang. Menyebutkan keperluan, segera pulang jika urusan telah selesai. Adab bertamu yang dapat diambil dari penafsiran al-Qurtubi adalah larangan untuk mengintip ke dalam rumah seseorang tanpa izin. Meminta izin masuk sebelum salam, sebanyak tiga kali jika tidak di beri izin maka tamu harus pergi. Izin boleh dari anak kecil atau orang dewasa. Tidak mengetuk pintu terlalu keras ketika minta izin, dan berdiri tidak menghadap pintu. tidak mengatakan aku ketika ditanya siapa itu. Jika rumah sendiri harus mengucap salam tanpa minta izin, jika tidak ada orang dirumahmu maka ucapkan Assalamu‘alaina wa ala ibadillahi as-salihin. Diperbolehkan tidak meminta izin ketika hendak memasuki rumah yang tidak dihuni oleh seseorang.","PeriodicalId":287787,"journal":{"name":"JURNAL ILMIAH FALSAFAH: Jurnal Kajian Filsafat, Teologi dan Humaniora","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ADAB BERTAMU DALAM AL-QUR’AN\",\"authors\":\"Andre, Ahmad Zabidi, Maulana\",\"doi\":\"10.37567/jif.v9i2.2273\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat adab bertamu dalam al-Qur’an, mengetahui implementasi adab bertamu dalam al-Qur’an, dan mengetahui penafsiran al-Qurtubi tentang adab bertamu pada surah an-Nur ayat 27-29 dalam tafsir Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research atau kepustakaan dengan metode kualitatif. Adapun sumber data primer penelitian ini yakni kitab tafsir Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, sedangkan data sekundernya berupa buku, jurnal, artikel, skripsi, dan yang berkaitan dengan pembahasan yang penulis teliti. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sumber pustaka. Teknik analisa data menggunakan analisis konten (content analysis). Hasil penelitian ini yaitu hakikat adab bertamu adalah perangai, tingkah laku, atau tabiat yang sesuai dengan nilai-nilai keIslaman, dihasilkan dari belajar yang diaplikasikan pada saat berkunjung ke kediaman seseorang. Implementasi adab bertamu dalam al-Qur’an adalah memberi salam dan meminta izin masuk, tidak berkunjung pada waktu makan, kecuali diundang. Menyebutkan keperluan, segera pulang jika urusan telah selesai. Adab bertamu yang dapat diambil dari penafsiran al-Qurtubi adalah larangan untuk mengintip ke dalam rumah seseorang tanpa izin. Meminta izin masuk sebelum salam, sebanyak tiga kali jika tidak di beri izin maka tamu harus pergi. Izin boleh dari anak kecil atau orang dewasa. Tidak mengetuk pintu terlalu keras ketika minta izin, dan berdiri tidak menghadap pintu. tidak mengatakan aku ketika ditanya siapa itu. Jika rumah sendiri harus mengucap salam tanpa minta izin, jika tidak ada orang dirumahmu maka ucapkan Assalamu‘alaina wa ala ibadillahi as-salihin. Diperbolehkan tidak meminta izin ketika hendak memasuki rumah yang tidak dihuni oleh seseorang.\",\"PeriodicalId\":287787,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL ILMIAH FALSAFAH: Jurnal Kajian Filsafat, Teologi dan Humaniora\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-16\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL ILMIAH FALSAFAH: Jurnal Kajian Filsafat, Teologi dan Humaniora\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.37567/jif.v9i2.2273\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL ILMIAH FALSAFAH: Jurnal Kajian Filsafat, Teologi dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37567/jif.v9i2.2273","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究的目的是了解达布在古兰经中占有的本质,了解达布在古兰经中占有的地位,了解古兰经对阿达布在《古兰经》第27-29节的解释。本研究采用图书馆研究或文学的一种定性方法。至于该研究的主要数据来源是塔瑟尔·贾密·李阿坎·可兰经,而次要数据包括书籍、日记、文章、论文,以及与作者的细致讨论相关的研究。本研究的数据收集技术采用了库的来源。基于内容分析的数据分析技术。这一研究的结果是,文化的本质是一种符合伊斯兰价值观的特征、行为或特征,是通过在访问他人住所时的学习而产生的。伊斯兰教中好客的习俗包括问候和请求允许,除非受到邀请,否则不要在吃饭时间来访。说到需要,事情结束后马上回家。礼貌的客人可以取自al-Qurtubi是解释禁止未经许可在窥视别人的房子。在问候之前先请求进入,如果不允许,访客必须离开。可以从一个孩子或成年人的许可。不敲门太难请求的时候,站起来面对不开门。当他问我是谁的时候没有告诉我。如果你自己的家不经允许就向你问好,如果你家里没有人,就请说Assalamu alaina wa ala ibadillahi as-salihin。进入无人居住的房屋时未经许可。
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat adab bertamu dalam al-Qur’an, mengetahui implementasi adab bertamu dalam al-Qur’an, dan mengetahui penafsiran al-Qurtubi tentang adab bertamu pada surah an-Nur ayat 27-29 dalam tafsir Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research atau kepustakaan dengan metode kualitatif. Adapun sumber data primer penelitian ini yakni kitab tafsir Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an, sedangkan data sekundernya berupa buku, jurnal, artikel, skripsi, dan yang berkaitan dengan pembahasan yang penulis teliti. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan sumber pustaka. Teknik analisa data menggunakan analisis konten (content analysis). Hasil penelitian ini yaitu hakikat adab bertamu adalah perangai, tingkah laku, atau tabiat yang sesuai dengan nilai-nilai keIslaman, dihasilkan dari belajar yang diaplikasikan pada saat berkunjung ke kediaman seseorang. Implementasi adab bertamu dalam al-Qur’an adalah memberi salam dan meminta izin masuk, tidak berkunjung pada waktu makan, kecuali diundang. Menyebutkan keperluan, segera pulang jika urusan telah selesai. Adab bertamu yang dapat diambil dari penafsiran al-Qurtubi adalah larangan untuk mengintip ke dalam rumah seseorang tanpa izin. Meminta izin masuk sebelum salam, sebanyak tiga kali jika tidak di beri izin maka tamu harus pergi. Izin boleh dari anak kecil atau orang dewasa. Tidak mengetuk pintu terlalu keras ketika minta izin, dan berdiri tidak menghadap pintu. tidak mengatakan aku ketika ditanya siapa itu. Jika rumah sendiri harus mengucap salam tanpa minta izin, jika tidak ada orang dirumahmu maka ucapkan Assalamu‘alaina wa ala ibadillahi as-salihin. Diperbolehkan tidak meminta izin ketika hendak memasuki rumah yang tidak dihuni oleh seseorang.