{"title":"国际集体安全与区域组织的作用","authors":"Sigit Riyanto","doi":"10.26418/tlj.v5i1.46225","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract Following the end of the Second World War, international community adopted International Collective Security system and institutionalized in the United Nations Charter. This system considered as the new international security architecture in which the United Nations Security Council has the responsibility to design and implement accordingly in the framework of preserving international peace and security in line with the purposes and principles of the United Nations. Interestingly Chapter VIII of the United Nations Charter also provides constitutional basis for the involvement of regional organizations in the maintenance of international peace and security. As regional organizations are very diverse and not all of them are having the same posture, structure, resources and capability in the context of dealing with the challenges related to international peace and security, this article aimed at analysed the role and position of the regional organization in supporting the implementation of International Collective Security system. The first part traces the concept of International Collective Security embodied in the UN charter. The second part assesses the current engagement and role of regional organization in Europe, with special attention directed to The North Atlantic Treaty Organization (NATO). The third part critically examines the current legal arrangement in Asia with particular attention given to the Association of South-East Asian Nations (ASEAN). In conclusion the capability of NATO in supporting the implementation of the International Collective Security system upon the authorization of the UN Security Council is widely recognized by the international community. However, the overstepping of the mandate may have a negative effect in the future, particularly on the credibility of the responsibility to protect in the context of gross human rights violations. In such a context, to became a more effective player in the future, ASEAN needs to make further adjustment.Abstrak Salah satu penanda penting pembentukan organisasi internasional PBB adalah diterima dan dilembagakannya sistem Keamanan Internasional Kolektif dalam Piagam PBB. Sistem Keamanan Internasional Kolektif merupakan arsitektur keamanan internasional yang baru yang diterima masyarakat internasional paska Perang Dunia Kedua. Dalam sistem ini Dewan Keamanan PBB memiliki tanggungjawab utama untuk merancang dan mengimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan pembentukan PBB. Faktanya, Piagam PBB Bab VIII juga memberikan landasan konstitusional bagi kerangka Kerjasama regional dalam rangka melaksanakan upaya-upaya perdamaian dan keamanan internasional. Mengingat kini terdapat berbagai organisasi internasional dengan beragam struktur, kapasitas, dan kapabilitas dalam upaya menangani masalah-masalah perdamaian dan keamanan internasional; tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji posisi dan peran organisasi regional dalam mendukung implementasi sistem keamanan internasional kolektif. Bagian pertama mengkaji institusionalisasi Keamanan Internasional Kolektif dalam Piagam PBB. Bagian kedua mengkaji keterlibatan organisasi regional di Eropa, dengan perhatian utama terhadap NATO. Bagian ketiga mengkaji secara kritis kerangka kerjasama regional di Asia, dengan perhatian utama kepada ASEAN. Faktanya kapasitas NATO dalam mendukung implementasi sistem keamanan internasional kolektif telah diakui dan mendapat apresiasi masyarakat internasional. Namun demikian, kegiatan yang melampaui mandat yang diberikan kepadanya telah menimbulkan kekhawatiran tentang akuntabilitas dan kredibilitasnya untuk memberikan perlindungan mana kala terjadi pelanggaran HAM di masa depan. Dalam konteks yang sama ASEAN perlu melakukan transformasi signifikan untuk dapat berperan lebih efektif dalam tatakelola internasional di masa depan. ","PeriodicalId":192444,"journal":{"name":"TANJUNGPURA LAW JOURNAL","volume":"92 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-04-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"KEAMANAN INTERNASIONAL KOLEKTIF DAN PERAN ORGANISASI REGIONAL\",\"authors\":\"Sigit Riyanto\",\"doi\":\"10.26418/tlj.v5i1.46225\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract Following the end of the Second World War, international community adopted International Collective Security system and institutionalized in the United Nations Charter. This system considered as the new international security architecture in which the United Nations Security Council has the responsibility to design and implement accordingly in the framework of preserving international peace and security in line with the purposes and principles of the United Nations. Interestingly Chapter VIII of the United Nations Charter also provides constitutional basis for the involvement of regional organizations in the maintenance of international peace and security. As regional organizations are very diverse and not all of them are having the same posture, structure, resources and capability in the context of dealing with the challenges related to international peace and security, this article aimed at analysed the role and position of the regional organization in supporting the implementation of International Collective Security system. The first part traces the concept of International Collective Security embodied in the UN charter. The second part assesses the current engagement and role of regional organization in Europe, with special attention directed to The North Atlantic Treaty Organization (NATO). The third part critically examines the current legal arrangement in Asia with particular attention given to the Association of South-East Asian Nations (ASEAN). In conclusion the capability of NATO in supporting the implementation of the International Collective Security system upon the authorization of the UN Security Council is widely recognized by the international community. However, the overstepping of the mandate may have a negative effect in the future, particularly on the credibility of the responsibility to protect in the context of gross human rights violations. In such a context, to became a more effective player in the future, ASEAN needs to make further adjustment.Abstrak Salah satu penanda penting pembentukan organisasi internasional PBB adalah diterima dan dilembagakannya sistem Keamanan Internasional Kolektif dalam Piagam PBB. Sistem Keamanan Internasional Kolektif merupakan arsitektur keamanan internasional yang baru yang diterima masyarakat internasional paska Perang Dunia Kedua. Dalam sistem ini Dewan Keamanan PBB memiliki tanggungjawab utama untuk merancang dan mengimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan pembentukan PBB. Faktanya, Piagam PBB Bab VIII juga memberikan landasan konstitusional bagi kerangka Kerjasama regional dalam rangka melaksanakan upaya-upaya perdamaian dan keamanan internasional. Mengingat kini terdapat berbagai organisasi internasional dengan beragam struktur, kapasitas, dan kapabilitas dalam upaya menangani masalah-masalah perdamaian dan keamanan internasional; tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji posisi dan peran organisasi regional dalam mendukung implementasi sistem keamanan internasional kolektif. Bagian pertama mengkaji institusionalisasi Keamanan Internasional Kolektif dalam Piagam PBB. Bagian kedua mengkaji keterlibatan organisasi regional di Eropa, dengan perhatian utama terhadap NATO. Bagian ketiga mengkaji secara kritis kerangka kerjasama regional di Asia, dengan perhatian utama kepada ASEAN. Faktanya kapasitas NATO dalam mendukung implementasi sistem keamanan internasional kolektif telah diakui dan mendapat apresiasi masyarakat internasional. Namun demikian, kegiatan yang melampaui mandat yang diberikan kepadanya telah menimbulkan kekhawatiran tentang akuntabilitas dan kredibilitasnya untuk memberikan perlindungan mana kala terjadi pelanggaran HAM di masa depan. Dalam konteks yang sama ASEAN perlu melakukan transformasi signifikan untuk dapat berperan lebih efektif dalam tatakelola internasional di masa depan. \",\"PeriodicalId\":192444,\"journal\":{\"name\":\"TANJUNGPURA LAW JOURNAL\",\"volume\":\"92 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-04-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"TANJUNGPURA LAW JOURNAL\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26418/tlj.v5i1.46225\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TANJUNGPURA LAW JOURNAL","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26418/tlj.v5i1.46225","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
第二次世界大战结束后,国际社会采用了国际集体安全制度,并在《联合国宪章》中予以制度化。这一制度被视为新的国际安全架构,联合国安全理事会有责任根据联合国的宗旨和原则,在维护国际和平与安全的框架内设计和执行这一架构。有趣的是,《联合国宪章》第八章也为区域组织参与维持国际和平与安全提供了宪法基础。由于区域组织非常多样化,并不是所有的区域组织在处理与国际和平与安全有关的挑战方面都具有相同的姿态、结构、资源和能力,本文旨在分析区域组织在支持实施国际集体安全制度方面的作用和地位。第一部分追溯了《联合国宪章》所体现的国际集体安全观。第二部分评估了区域组织目前在欧洲的参与和作用,特别关注北大西洋公约组织(北约)。第三部分批判性地审查了亚洲目前的法律安排,特别关注东南亚国家联盟(东盟)。总之,北约在联合国安理会授权下支持实施国际集体安全体系的能力得到了国际社会的广泛认可。但是,超越任务规定可能在将来产生不利影响,特别是在严重侵犯人权的情况下,对保护责任的可信性产生不利影响。在这样的背景下,东盟要想在未来成为一个更有效的参与者,需要做出进一步的调整。摘要/ abstract摘要:Salah satu penanda penbentukan organisas international PBB adalah diterima dan dilembagakannya system Keamanan international Kolektif dalam Piagam PBB。Keamanan international Kolektif merupakan arsitektur Keamanan international yang baru yang diterima masyarakat international paska Perang Dunia Kedua。Dalam系统在Dewan Keamanan PBB的记忆是,tanggjawab, utama untuk, merancang, danmeng实现,亚洲,sesaidengan, maksud, dantujuan, pembentukan PBB。邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦,邦。孟宁加特·基尼特·柏柏利国际组织(马来西亚),柏柏利国际组织,柏柏利国际组织,柏柏利国际组织,柏柏利国际组织,柏柏利国际组织;土里斯坦尼迪马苏坎untuk蒙卡吉可能,丹peran组织,区域dalam, mendukung,实施系统,keamanan国际kolektif。巴吉安pertama mengkaji机构,Keamanan国际Kolektif dalam Piagam PBB。巴吉安·克杜瓦·蒙卡吉·卡特巴坦组织是欧洲的区域性组织,是仅次于北约的区域性组织。喀拉拉邦是喀拉拉邦亚洲地区的代表,也是东盟的代表。巴基斯坦是北约,巴基斯坦是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约,阿富汗是北约。Namun demikian, kegiatan yang melampaui授权yang diberikan kegiatan telah menimbulkan kekhawatian tentenan akuntabilitas dan klegibilitasya untuk成员kan perlindungan kala terjadi pelanggaran HAM di masa depan。大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连,大连
KEAMANAN INTERNASIONAL KOLEKTIF DAN PERAN ORGANISASI REGIONAL
Abstract Following the end of the Second World War, international community adopted International Collective Security system and institutionalized in the United Nations Charter. This system considered as the new international security architecture in which the United Nations Security Council has the responsibility to design and implement accordingly in the framework of preserving international peace and security in line with the purposes and principles of the United Nations. Interestingly Chapter VIII of the United Nations Charter also provides constitutional basis for the involvement of regional organizations in the maintenance of international peace and security. As regional organizations are very diverse and not all of them are having the same posture, structure, resources and capability in the context of dealing with the challenges related to international peace and security, this article aimed at analysed the role and position of the regional organization in supporting the implementation of International Collective Security system. The first part traces the concept of International Collective Security embodied in the UN charter. The second part assesses the current engagement and role of regional organization in Europe, with special attention directed to The North Atlantic Treaty Organization (NATO). The third part critically examines the current legal arrangement in Asia with particular attention given to the Association of South-East Asian Nations (ASEAN). In conclusion the capability of NATO in supporting the implementation of the International Collective Security system upon the authorization of the UN Security Council is widely recognized by the international community. However, the overstepping of the mandate may have a negative effect in the future, particularly on the credibility of the responsibility to protect in the context of gross human rights violations. In such a context, to became a more effective player in the future, ASEAN needs to make further adjustment.Abstrak Salah satu penanda penting pembentukan organisasi internasional PBB adalah diterima dan dilembagakannya sistem Keamanan Internasional Kolektif dalam Piagam PBB. Sistem Keamanan Internasional Kolektif merupakan arsitektur keamanan internasional yang baru yang diterima masyarakat internasional paska Perang Dunia Kedua. Dalam sistem ini Dewan Keamanan PBB memiliki tanggungjawab utama untuk merancang dan mengimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan pembentukan PBB. Faktanya, Piagam PBB Bab VIII juga memberikan landasan konstitusional bagi kerangka Kerjasama regional dalam rangka melaksanakan upaya-upaya perdamaian dan keamanan internasional. Mengingat kini terdapat berbagai organisasi internasional dengan beragam struktur, kapasitas, dan kapabilitas dalam upaya menangani masalah-masalah perdamaian dan keamanan internasional; tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji posisi dan peran organisasi regional dalam mendukung implementasi sistem keamanan internasional kolektif. Bagian pertama mengkaji institusionalisasi Keamanan Internasional Kolektif dalam Piagam PBB. Bagian kedua mengkaji keterlibatan organisasi regional di Eropa, dengan perhatian utama terhadap NATO. Bagian ketiga mengkaji secara kritis kerangka kerjasama regional di Asia, dengan perhatian utama kepada ASEAN. Faktanya kapasitas NATO dalam mendukung implementasi sistem keamanan internasional kolektif telah diakui dan mendapat apresiasi masyarakat internasional. Namun demikian, kegiatan yang melampaui mandat yang diberikan kepadanya telah menimbulkan kekhawatiran tentang akuntabilitas dan kredibilitasnya untuk memberikan perlindungan mana kala terjadi pelanggaran HAM di masa depan. Dalam konteks yang sama ASEAN perlu melakukan transformasi signifikan untuk dapat berperan lebih efektif dalam tatakelola internasional di masa depan.