{"title":"完美的人类概念从BUYA HAMKA的观点","authors":"Asbianti Rukmana, Kholid Al-Walid","doi":"10.15408/paradigma.v3i02.30901","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep manusia sempurna perspektif Buya Hamka. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka atau library research. Dengan menggunakan buku karya Buya Hamka yang berjudul Lembaga Hidup, Falsafah Hidup dan Tasawuf Modern sebagai sumber primer. Maka untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, Peneliti mengumpulkan data dan dokumen dari karya Buya Hamka serta rujukan lainnya seperti skripsi, jurnal, artikel, serta karya ilmiah lainnya sebagai penunjang pemahaman dalam melakukan penelitian ini. Manusia sempurna menurut Buya Hamka adalah manusia yang sadar akan kekurangan dan kesalahan yang ada dalam diri, tetapi masih terus berusaha memperbaiki diri untuk mencapai kesempurnaan. Adapun yang menjadi pokok manusia sempurna adalah keutamaan dan kebersihan jiwa. Sebab, esensi manusia itu adalah ruh, jasad atau badan hanya bersifat sementara dan hanya sebagai perantara untuk mencapai kesempurnaan. Adapun pembersihan jiwa melalui lima tahap, yaitu; bergaul dengan orang-orang budiman, membiasakan untuk berfikir, menjaga syahwat dan kemarahan, menyelidiki cita-cita atau aib diri sendiri, menimbang sebelum mengerjakan sesuatu. Akan tetapi, semua tidak akan tercapai jika manusia memiliki penyakit hati. Ada dua penyakit hati yang bisa menghambat manusia dalam mencapai manusia sempurna, yaitu tahawwur dan jubun. Dari at-Tahawwur dan al-Jubn kemudian lahir penyakit-penyakit hati yang lain seperti ujub, bangga (sombong dalam bentuk fisik), bertengkar, mengolok-olok, ingkar janji, dan dendam.","PeriodicalId":394656,"journal":{"name":"Paradigma: Jurnal Kalam dan Filsafat","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KONSEP MANUSIA SEMPURNA PERSPEKTIF BUYA HAMKA\",\"authors\":\"Asbianti Rukmana, Kholid Al-Walid\",\"doi\":\"10.15408/paradigma.v3i02.30901\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep manusia sempurna perspektif Buya Hamka. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka atau library research. Dengan menggunakan buku karya Buya Hamka yang berjudul Lembaga Hidup, Falsafah Hidup dan Tasawuf Modern sebagai sumber primer. Maka untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, Peneliti mengumpulkan data dan dokumen dari karya Buya Hamka serta rujukan lainnya seperti skripsi, jurnal, artikel, serta karya ilmiah lainnya sebagai penunjang pemahaman dalam melakukan penelitian ini. Manusia sempurna menurut Buya Hamka adalah manusia yang sadar akan kekurangan dan kesalahan yang ada dalam diri, tetapi masih terus berusaha memperbaiki diri untuk mencapai kesempurnaan. Adapun yang menjadi pokok manusia sempurna adalah keutamaan dan kebersihan jiwa. Sebab, esensi manusia itu adalah ruh, jasad atau badan hanya bersifat sementara dan hanya sebagai perantara untuk mencapai kesempurnaan. Adapun pembersihan jiwa melalui lima tahap, yaitu; bergaul dengan orang-orang budiman, membiasakan untuk berfikir, menjaga syahwat dan kemarahan, menyelidiki cita-cita atau aib diri sendiri, menimbang sebelum mengerjakan sesuatu. Akan tetapi, semua tidak akan tercapai jika manusia memiliki penyakit hati. Ada dua penyakit hati yang bisa menghambat manusia dalam mencapai manusia sempurna, yaitu tahawwur dan jubun. Dari at-Tahawwur dan al-Jubn kemudian lahir penyakit-penyakit hati yang lain seperti ujub, bangga (sombong dalam bentuk fisik), bertengkar, mengolok-olok, ingkar janji, dan dendam.\",\"PeriodicalId\":394656,\"journal\":{\"name\":\"Paradigma: Jurnal Kalam dan Filsafat\",\"volume\":\"95 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Paradigma: Jurnal Kalam dan Filsafat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15408/paradigma.v3i02.30901\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paradigma: Jurnal Kalam dan Filsafat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/paradigma.v3i02.30901","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep manusia sempurna perspektif Buya Hamka. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka atau library research. Dengan menggunakan buku karya Buya Hamka yang berjudul Lembaga Hidup, Falsafah Hidup dan Tasawuf Modern sebagai sumber primer. Maka untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, Peneliti mengumpulkan data dan dokumen dari karya Buya Hamka serta rujukan lainnya seperti skripsi, jurnal, artikel, serta karya ilmiah lainnya sebagai penunjang pemahaman dalam melakukan penelitian ini. Manusia sempurna menurut Buya Hamka adalah manusia yang sadar akan kekurangan dan kesalahan yang ada dalam diri, tetapi masih terus berusaha memperbaiki diri untuk mencapai kesempurnaan. Adapun yang menjadi pokok manusia sempurna adalah keutamaan dan kebersihan jiwa. Sebab, esensi manusia itu adalah ruh, jasad atau badan hanya bersifat sementara dan hanya sebagai perantara untuk mencapai kesempurnaan. Adapun pembersihan jiwa melalui lima tahap, yaitu; bergaul dengan orang-orang budiman, membiasakan untuk berfikir, menjaga syahwat dan kemarahan, menyelidiki cita-cita atau aib diri sendiri, menimbang sebelum mengerjakan sesuatu. Akan tetapi, semua tidak akan tercapai jika manusia memiliki penyakit hati. Ada dua penyakit hati yang bisa menghambat manusia dalam mencapai manusia sempurna, yaitu tahawwur dan jubun. Dari at-Tahawwur dan al-Jubn kemudian lahir penyakit-penyakit hati yang lain seperti ujub, bangga (sombong dalam bentuk fisik), bertengkar, mengolok-olok, ingkar janji, dan dendam.