C. Ayu, Permata Herdita, Ari Murdhianti, Donny Harisuseno, Ery Suhartanto
{"title":"Analisis Indeks dan Penyebaran Daerah Kekeringan Akibat Fenomena Enso di DAS Ngrowo Kabupaten Tulungagung","authors":"C. Ayu, Permata Herdita, Ari Murdhianti, Donny Harisuseno, Ery Suhartanto","doi":"10.56860/jtsda.v3i1.53","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kekeringan meteorologi merupakan suatu kejadian yang berlangsung secara alami dan dapat terjadi secara berulang akibat berkurangnya curah hujan dari kondisi normalnya. Kekeringan memberikan dampak yang kompleks pada berbagai sektor kehidupan. Perlu dilakukan usaha untuk memantau dan menganalisis karakteristik kekeringan sebagai langkah awal untuk melakukan upaya mitigasi bencana kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung indeks kekeringan dan penggambaran peta sebaran kekeringan di wilayah DAS Ngrowo menggunakan metode Standardized Preecipitation Index (SPI) dan Effecive Drought Index (EDI). Dalam menghitung indeks kekeringan dibagi menjadi 5 periode defisit, yaitu 1, 3, 6, 12, dan 24 bulanan. Nilai indeks kekeringan yang diperoleh dibandingkan dengan fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) menggunakan nilai Indeks Osilasi Selatan (SOI) untuk dapat mengetahui kesesuaian dengan keadaan di lokasi penelitian. Dengan menggunakan data sekunder dari 16 stasiun hujan dan panjang pencatatan data hujan harian selama 18 tahun, didapati hasil grafik perbandingan nilai indeks kekeringan metode SPI & EDI tiap periode defisit, pada periode yang sama kedua metode menghasilkan prediksi kekeringan dengan pola yang mirip. Selain itu didapati bahwa metode EDI memiliki hasil yang lebih menunjukkan kemiripan secara visual grafik surplus dan defisit terhadap nilai indeks osilasi selatan, artinya EDI secara visual lebih baik dalam pembacaan kejadian kekeringan akibat fenomena EL Nino. Secara kuantitatif nilai persen kesesuaian, korelasi, dan determinasi EDI juga memberikan nilai yang lebih besar terhadap kejadian ENSO dibandingkan metode SPI. Sehingga digambarkan peta sebaran kekeringan dari hasil indeks kekeringan dengan metode EDI bedasarkan trend tahun-tahun kejadian kekeringan terparah yaitu 2001, 2005, 2009, dan 2014. Hasil interpolasi pada peta juga menunjukkan kesesuaian hasil analisa dengan wilayah desa yang sering terdampak kekeringan di DAS Ngrowo.","PeriodicalId":249288,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Sumber Daya Air","volume":"1990 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Sumber Daya Air","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56860/jtsda.v3i1.53","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
气象干旱是一种自然发生的现象,由于降雨与正常情况的减少,可能会反复发生。干旱对生命的各个部门产生了复杂的影响。需要努力监测和分析干旱的特征,作为缓解干旱努力的第一步。该研究的目的是计算干旱索引和在DAS Ngrowo地区绘制的干旱分布地图,使用标准的preecipitions指数(SPI)和Effecive Drought Index (EDI)。计算干旱指数分为5个赤字期,即1、3、6、12和24个月。相对于南振荡(ENSO)现象(ENSO)的干旱指数,利用南方涛动指数(SOI)的值来确定它们与研究地点的环境是否一致。利用16个不同的雨站的次要数据和18年来每天降水数据的记录长度,发现了一个图表,将每个赤字期间的SPI & EDI方法的价值指数与其进行比较,这两种方法都产生了类似的预测模式。此外,EDI的方法有更多的结果,显示出南方涛动指数(al -振荡指数)的视觉相似性和缺陷,这意味着它在观察厄尔尼诺现象导致的干旱情况时更好。按数量计算,EDI的一致性、相关性和确定性的值也比SPI方法对ENSO事件的值更大。因此,以艾迪方法为例,根据最严重干旱年份(2001年、2005年、2009年和2014年)的趋势来绘制干旱分布地图。地图上的插值还显示,分析结果与干旱常影响农村地区的地区一致。
Analisis Indeks dan Penyebaran Daerah Kekeringan Akibat Fenomena Enso di DAS Ngrowo Kabupaten Tulungagung
Kekeringan meteorologi merupakan suatu kejadian yang berlangsung secara alami dan dapat terjadi secara berulang akibat berkurangnya curah hujan dari kondisi normalnya. Kekeringan memberikan dampak yang kompleks pada berbagai sektor kehidupan. Perlu dilakukan usaha untuk memantau dan menganalisis karakteristik kekeringan sebagai langkah awal untuk melakukan upaya mitigasi bencana kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung indeks kekeringan dan penggambaran peta sebaran kekeringan di wilayah DAS Ngrowo menggunakan metode Standardized Preecipitation Index (SPI) dan Effecive Drought Index (EDI). Dalam menghitung indeks kekeringan dibagi menjadi 5 periode defisit, yaitu 1, 3, 6, 12, dan 24 bulanan. Nilai indeks kekeringan yang diperoleh dibandingkan dengan fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO) menggunakan nilai Indeks Osilasi Selatan (SOI) untuk dapat mengetahui kesesuaian dengan keadaan di lokasi penelitian. Dengan menggunakan data sekunder dari 16 stasiun hujan dan panjang pencatatan data hujan harian selama 18 tahun, didapati hasil grafik perbandingan nilai indeks kekeringan metode SPI & EDI tiap periode defisit, pada periode yang sama kedua metode menghasilkan prediksi kekeringan dengan pola yang mirip. Selain itu didapati bahwa metode EDI memiliki hasil yang lebih menunjukkan kemiripan secara visual grafik surplus dan defisit terhadap nilai indeks osilasi selatan, artinya EDI secara visual lebih baik dalam pembacaan kejadian kekeringan akibat fenomena EL Nino. Secara kuantitatif nilai persen kesesuaian, korelasi, dan determinasi EDI juga memberikan nilai yang lebih besar terhadap kejadian ENSO dibandingkan metode SPI. Sehingga digambarkan peta sebaran kekeringan dari hasil indeks kekeringan dengan metode EDI bedasarkan trend tahun-tahun kejadian kekeringan terparah yaitu 2001, 2005, 2009, dan 2014. Hasil interpolasi pada peta juga menunjukkan kesesuaian hasil analisa dengan wilayah desa yang sering terdampak kekeringan di DAS Ngrowo.