{"title":"MENYOAL ASPEK PEMIDANAAN PADA KLUSTER LINGKUNGAN DI UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP ARAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN","authors":"Rizki Zakariya","doi":"10.23920/litra.v1i2.589","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK \nDiundangkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menimbulkan pelbagai problematika, khususnya terkait pemidanaan perbuatan pada kluster lingkungan. Hal ini berimplikasi pada potensi tidak tercapainya pembangunan berkelanjutan sebagaimana telah dicanangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah dan dampak pemidanaan pada kluster lingkungan di UU Cipta Kerja terhadap arah pembangunan berkelanjutan, disebabkan belum optimalnya penegakan hukum pidana lingkungan, pemidanaan yang tumpang tindih, ancaman hukuman tidak proporsional, pengaburan norma pertanggungjawaban mutlak, dan pereduksian pidana korporasi. Hal itu berpotensi menurunkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, karena tidak timbulnya efek jera terpidana pidana lingkungan maupun masyarakat umum dan menurunkan kepatuhan pelaku usaha. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya penguatan arah pembangunan berkelanjutan dalam pemidanaan tersebut, diantaranya dengan optimalisasi penegakan hukum pidana lingkungan, revisi UU Cipta Kerja dengan mengubah maupun menghapus pasal bermasalah, serta penguatan pengawasan lingkungan hidup. Dengan demikian, upaya pemidanaan dapat berimplikasi signifikan pada upaya perlindungan lingkungan dan tercapainya pembangunan berkelanjutan di Indonesia. \nKata kunci: Pemidanaan; Kluster Lingkungan; UU Cipta Kerja; Pembangunan Berkelanjutan. \n \nABSTRACT \nThe enactment of Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation has caused various problems, especially related to criminal acts in environmental clusters. This has implications for the potential for not achieving sustainable development as proclaimed in Presidential Regulation Nomor 59 of 2017. The results of this study indicate that the problem and impact of punishment on environmental clusters in the Job Creation Act on the direction of sustainable development, is due to the non-optimal enforcement of environmental criminal law, overlapping penalties, disproportionate punishment threats, blurring of absolute liability norms, and reduction corporate crime. This has the potential to reduce environmental protection and management, because there is no deterrent effect on environmental criminals and the general public and reduces the compliance of business actors. Therefore, it is necessary to make efforts to strengthen the direction of sustainable development in the punishment, including by optimizing environmental criminal law enforcement, revising the Job Creation Law by changing or removing problematic articles, as well as strengthening environmental supervision. Thus, efforts to punish can have significant implications for environmental protection efforts and the achievement of sustainable development in Indonesia. \nKeywords: Criminalization; Environmental Clusters; Job Creation Law; Sustainable Development.","PeriodicalId":312944,"journal":{"name":"LITRA: Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang, dan Agraria","volume":"42 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"LITRA: Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang, dan Agraria","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23920/litra.v1i2.589","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
根据2020年第11条有关版权的就业法规,其摘要提出了许多问题,特别是有关社区群体行为的问题。正如2017年总统59号法令所提出的那样,这暗示了可持续发展的可能性。这项研究的结果表明,人工合成法对可持续发展方向的环境赋权和影响,并不是环境刑事执法、重叠预算、不成比例惩罚威胁、完全责任规范的模糊和企业犯罪减刑的最佳实施。这可能会降低环境保护和管理,因为没有任何惩治罪犯或公众的影响,降低企业的合规。因此,有必要加强可持续发展方向的努力,在乐观地执行环境刑事法、通过改变或删除有问题的章节修改就业法律以及加强环境监测方面。因此,民意调查将对保护环境和实现印尼可持续发展的努力产生重大影响。关键词:长者;集群环境;著作权法案;可持续发展。2020年合作工作法案第11条的争议引起了各种各样的问题,特别是与环境犯罪有关。这给2017年总统声明第59号的总统竞选留下了可能的不实现可持续发展的影响。The results of this study indicate that and impact of惩罚在环境问题簇》可持续发展工作创造法案《方向》,二是《non-optimal是执法环境刑事法律,重叠penalties disproportionate惩罚的威胁,绝对责任的blurring诺米和减少犯罪公司。这有可能减少环境保护和管理,因为在环境罪犯和一般公众和商业行为等方面没有决定性的影响。因此,有必要在惩罚中加强可持续发展的方向,通过乐观的环境法律制裁来补充就业法律,通过改变或消除问题文章来补充就业法律创造,就像加强环境监督一样。因此,惩罚的努力可能对印尼环境保护努力和可持续发展的成就产生重大影响。安装:Criminalization;环境簇;约伯创造法律;可持续发展。
MENYOAL ASPEK PEMIDANAAN PADA KLUSTER LINGKUNGAN DI UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA TERHADAP ARAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
ABSTRAK
Diundangkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menimbulkan pelbagai problematika, khususnya terkait pemidanaan perbuatan pada kluster lingkungan. Hal ini berimplikasi pada potensi tidak tercapainya pembangunan berkelanjutan sebagaimana telah dicanangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masalah dan dampak pemidanaan pada kluster lingkungan di UU Cipta Kerja terhadap arah pembangunan berkelanjutan, disebabkan belum optimalnya penegakan hukum pidana lingkungan, pemidanaan yang tumpang tindih, ancaman hukuman tidak proporsional, pengaburan norma pertanggungjawaban mutlak, dan pereduksian pidana korporasi. Hal itu berpotensi menurunkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, karena tidak timbulnya efek jera terpidana pidana lingkungan maupun masyarakat umum dan menurunkan kepatuhan pelaku usaha. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya penguatan arah pembangunan berkelanjutan dalam pemidanaan tersebut, diantaranya dengan optimalisasi penegakan hukum pidana lingkungan, revisi UU Cipta Kerja dengan mengubah maupun menghapus pasal bermasalah, serta penguatan pengawasan lingkungan hidup. Dengan demikian, upaya pemidanaan dapat berimplikasi signifikan pada upaya perlindungan lingkungan dan tercapainya pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Kata kunci: Pemidanaan; Kluster Lingkungan; UU Cipta Kerja; Pembangunan Berkelanjutan.
ABSTRACT
The enactment of Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation has caused various problems, especially related to criminal acts in environmental clusters. This has implications for the potential for not achieving sustainable development as proclaimed in Presidential Regulation Nomor 59 of 2017. The results of this study indicate that the problem and impact of punishment on environmental clusters in the Job Creation Act on the direction of sustainable development, is due to the non-optimal enforcement of environmental criminal law, overlapping penalties, disproportionate punishment threats, blurring of absolute liability norms, and reduction corporate crime. This has the potential to reduce environmental protection and management, because there is no deterrent effect on environmental criminals and the general public and reduces the compliance of business actors. Therefore, it is necessary to make efforts to strengthen the direction of sustainable development in the punishment, including by optimizing environmental criminal law enforcement, revising the Job Creation Law by changing or removing problematic articles, as well as strengthening environmental supervision. Thus, efforts to punish can have significant implications for environmental protection efforts and the achievement of sustainable development in Indonesia.
Keywords: Criminalization; Environmental Clusters; Job Creation Law; Sustainable Development.