{"title":"ESENSI DAN URGENSI BUMI SEBAGAI RESERVOIR AIR (TINJAUAN TAFSIR EKOLOGI)","authors":"Munawarah Munawarah","doi":"10.18592/msr.v3i1.4956","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Earth has a major role in maintaining the balance of the water cycle as an essential element of life. However, humans, as agents who should participate in maintaining the balance, do the opposite. Deforestation, irresponsible mining and littering by humans have disrupted the function of the earth as a water reservoir. Climate change, floods, clean water crises, landslides, droughts and ecosystem damage are the impacts. This article aims to explore the main principles in the Qur'an regarding the essence and urgency of maintaining the balance of the earth's role as a water reservoir. In the perspective of ecological interpretation, there are ethical-theological principles in the management of natural resources offered by the Qur'an, namely: First, the principle of al 'adalah is (does not apply persecution to nature and the environment). Second, the principle of al-tawâzun (maintaining the balance of the functions of nature and the environment). Third, the principle of al-intifa’ dûn al-fasad (taking benefits without destroying). Fourth, the principle of al-ri'âyah dûn al-isrâf (use while maintaining and caring for). Fifth, the principle of al-tahdits wa al-istikhlaf (renewal of natural resources that are indeed possible to be renewed). Bumi memiliki peran utama dalam menjaga keseimbangan siklus air sebagai unsur esensial kehidupan. Meskipun demikian, manusia sebagai sebagai agen yang seharusnya turut memelihara keseimbangan itu melakukan tindakan yang sebaliknya. Penggundulan hutan, penambangan tidak bertanggung jawab dan buang sampah sembarangan yang dilakukan manusi menyebabkan fungsi bumi sebagai reservoir air menjadi terganggu. Perubahan iklim, banjir, krisis air bersih, tanah longsor, kekeringan dan kerusakan ekosistem menjadi dampaknya. Artikel ini bertujuan menggali prinsip-prinsip utama dalam Al Qur’an tentang esensi dan urgensi pemeliharaan keseimbangan peran bumi sebagai reservoir air. Dalam perspektif tafsir ekologi, ada prinsip-prinsip etis-teologis dalam pengelolaan sumber daya alam yang ditawarkan al-Qur’an, yaitu: Pertama, prinsip al ‘adalah (tidak berlaku aniaya terhadap alam dan lingkungan). Kedua, prinsip al-tawâzun (menjaga keseimbangan fungsi alam dan lingkungan). Ketiga, prinsip al- intifa’ dûn al-fasad (mengambil manfaat tanpa merusak). Keempat, prinsip al-ri’âyah dûn al-isrâf (mamanfaatkan sembari memelihara dan merawat). Kelima, prinsip al-tahdits wa al-istikhlaf (pembaharuan sumber daya alam yang memang memungkinkan untuk diperbaharui).","PeriodicalId":226467,"journal":{"name":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muẚṣarah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/msr.v3i1.4956","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
作为生命的基本元素,地球在维持水循环平衡方面起着重要作用。然而,作为应该参与维持平衡的代理人,人类却反其道而行之。砍伐森林、不负责任的采矿和人类乱扔垃圾破坏了地球作为水库的功能。气候变化、洪水、清洁水危机、山体滑坡、干旱和生态系统破坏是影响因素。本文旨在探讨《古兰经》中关于维持地球作为水库作用的平衡的本质和紧迫性的主要原则。在生态解释的视角下,《古兰经》提供了对自然资源管理的伦理-神学原则,即:第一,阿达拉原则是(不迫害自然和环境)。第二,al- taw尊(保持自然和环境功能的平衡)原则。第三,al-intifa ' d n al-fasad(取利益而不破坏)原则。第四,al-ri' yah d n al- isr(在使用的同时维护和照顾)原则。第五,“再生确实可能再生的自然资源”原则。Bumi memiliki peran utama dalam menjaga keseimbangan siklus air sebagai unsur必不可少的kehidupan。Meskipun demikian, manusia sebagai sebagai agen yang seharusnya turut memelihara keseimbangan itu melakukan tindakan yang sebaliknya。彭根都兰,胡坦,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰,彭根都兰佩鲁巴汉·伊基姆,班吉尔,克里西斯·空气bersih,塔纳·朗索尔,克克林安,克鲁萨坎生态系统,曼贾迪·丹帕克尼亚。Artikel ini bertujuan menggali prinsip-prinsip utama dalam Al - quuran tentenesensi dan urgeni pemeliharaan keseimbangan peran bumi sebagai水库空气。Dalam透视生态学,ada princsip - princsip - technologii Dalam penelolaan sumber daya alam yang ditawarkan al- quan, yitu: Pertama, princsip ' adalah (tidak berlaku aniaya terhadap alam dan lingkungan)。Kedua, al- tawzun王子(menjaga keseimbangan fungsi alam dan lingkungan)。Ketiga,校长- intifa ' d al-fasad (mengbil manfaat tanpa merusak)。Keempat, al-ri ' yah d in al- isr亲王(mamanfaatkan sembari memelihara dan merawat)。Kelima, prinsip al-tahdits wa al-istikhlaf (pembaharan suma daya alam yang memang memungkinkan untuk diperbahari)。
ESENSI DAN URGENSI BUMI SEBAGAI RESERVOIR AIR (TINJAUAN TAFSIR EKOLOGI)
Earth has a major role in maintaining the balance of the water cycle as an essential element of life. However, humans, as agents who should participate in maintaining the balance, do the opposite. Deforestation, irresponsible mining and littering by humans have disrupted the function of the earth as a water reservoir. Climate change, floods, clean water crises, landslides, droughts and ecosystem damage are the impacts. This article aims to explore the main principles in the Qur'an regarding the essence and urgency of maintaining the balance of the earth's role as a water reservoir. In the perspective of ecological interpretation, there are ethical-theological principles in the management of natural resources offered by the Qur'an, namely: First, the principle of al 'adalah is (does not apply persecution to nature and the environment). Second, the principle of al-tawâzun (maintaining the balance of the functions of nature and the environment). Third, the principle of al-intifa’ dûn al-fasad (taking benefits without destroying). Fourth, the principle of al-ri'âyah dûn al-isrâf (use while maintaining and caring for). Fifth, the principle of al-tahdits wa al-istikhlaf (renewal of natural resources that are indeed possible to be renewed). Bumi memiliki peran utama dalam menjaga keseimbangan siklus air sebagai unsur esensial kehidupan. Meskipun demikian, manusia sebagai sebagai agen yang seharusnya turut memelihara keseimbangan itu melakukan tindakan yang sebaliknya. Penggundulan hutan, penambangan tidak bertanggung jawab dan buang sampah sembarangan yang dilakukan manusi menyebabkan fungsi bumi sebagai reservoir air menjadi terganggu. Perubahan iklim, banjir, krisis air bersih, tanah longsor, kekeringan dan kerusakan ekosistem menjadi dampaknya. Artikel ini bertujuan menggali prinsip-prinsip utama dalam Al Qur’an tentang esensi dan urgensi pemeliharaan keseimbangan peran bumi sebagai reservoir air. Dalam perspektif tafsir ekologi, ada prinsip-prinsip etis-teologis dalam pengelolaan sumber daya alam yang ditawarkan al-Qur’an, yaitu: Pertama, prinsip al ‘adalah (tidak berlaku aniaya terhadap alam dan lingkungan). Kedua, prinsip al-tawâzun (menjaga keseimbangan fungsi alam dan lingkungan). Ketiga, prinsip al- intifa’ dûn al-fasad (mengambil manfaat tanpa merusak). Keempat, prinsip al-ri’âyah dûn al-isrâf (mamanfaatkan sembari memelihara dan merawat). Kelima, prinsip al-tahdits wa al-istikhlaf (pembaharuan sumber daya alam yang memang memungkinkan untuk diperbaharui).