{"title":"论西努沙登加拉龙目岛伊斯兰教育整合的认识论观点","authors":"F. Muhtar","doi":"10.21154/muslimheritage.v7i2.5026","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractCurrently, Muslims have a lack of understanding of epistemology, which results in the weak mastery of Muslim thought towards science and technology. In medieval times, Islamic thinkers with integrated thoughts were born from the mastery of epistemology sourced from the Qur'an and Sunnah.This study aims to explain Tuan Guru Kiai Zainuddin Abdul Majid's thinking in science development, making him a pioneer in Islamic education and a national hero in Lombok, West Nusa Tenggara. These paper methods are a historical approach and literature with content analysis. This study's results show that Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid integrated his thoughts. His ideas are written in Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah and his verse ya man yarum. His paper that religion and science are like buildings standing firmly. If religion and science are kept separate, so Muslims will fall behind. So, Islam people must comprehend Shari'a, Nahu, Shoref (grammar), Fiqh (Islamic law), astronomy, language, math, geometry, algebra, chemistry, and geography integrated to advance in this time and the future. His ideas were based on the scientific and dialectical foundations of Bayani, Burhani, and Irfani's epistemology, which is the basis for developing Islamic education. His thought was successful in developing Islamic education institutions based on Islamic integration. AbstrakLemahnya penguasaan epistemology menyebabkan lemahnya pemikiran umat Islam dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Penguasaan epistemology yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah telah melahirkan pemikir Islam yang memiliki pemikiran integral pada abad pertengahan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran Tuan Guru Kiai Zainuddin Abdul Majid dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yang menjadikannya sebagai pelopor pendidikan Islam dan pahlawan nasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis dan literatur dengan analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid telah mengintegrasikan pemikirannya. Ide-idenya ditulis dalam Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah dan syairnya ya man yarum. Dalam karya tulisnya diyatakan bahwa agama dan sains ibarat bangunan yang berdiri kokoh. Jika agama dan sains dipisahkan, maka umat Islam akan tertinggal. Baginya, umat Islam harus memahami Syariat, Nahu, Shoref (tata bahasa), Fiqh (hukum Islam), astronomi, bahasa, matematika, geometri, aljabar, kimia, dan geografi yang terintegrasi untuk mencapai kemajuan di masa ini dan masa depan. Ide-idenya didasarkan pada fondasi ilmiah dan dialektis epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani, yang dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan pendidikan Islam. Pemikirannya telah menghasilkan lembaga pendidikan Islam berbasis integrasi Islam","PeriodicalId":160585,"journal":{"name":"Muslim Heritage","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TUAN GURU ZAINUDIN ABDUL MAJID’S EPISTEMOLOGICAL VIEWS ON INTEGRATION OF ISLAMIC EDUCATION IN LOMBOK, WEST NUSA TENGGARA\",\"authors\":\"F. Muhtar\",\"doi\":\"10.21154/muslimheritage.v7i2.5026\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstractCurrently, Muslims have a lack of understanding of epistemology, which results in the weak mastery of Muslim thought towards science and technology. In medieval times, Islamic thinkers with integrated thoughts were born from the mastery of epistemology sourced from the Qur'an and Sunnah.This study aims to explain Tuan Guru Kiai Zainuddin Abdul Majid's thinking in science development, making him a pioneer in Islamic education and a national hero in Lombok, West Nusa Tenggara. These paper methods are a historical approach and literature with content analysis. This study's results show that Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid integrated his thoughts. His ideas are written in Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah and his verse ya man yarum. His paper that religion and science are like buildings standing firmly. If religion and science are kept separate, so Muslims will fall behind. So, Islam people must comprehend Shari'a, Nahu, Shoref (grammar), Fiqh (Islamic law), astronomy, language, math, geometry, algebra, chemistry, and geography integrated to advance in this time and the future. His ideas were based on the scientific and dialectical foundations of Bayani, Burhani, and Irfani's epistemology, which is the basis for developing Islamic education. His thought was successful in developing Islamic education institutions based on Islamic integration. AbstrakLemahnya penguasaan epistemology menyebabkan lemahnya pemikiran umat Islam dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Penguasaan epistemology yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah telah melahirkan pemikir Islam yang memiliki pemikiran integral pada abad pertengahan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran Tuan Guru Kiai Zainuddin Abdul Majid dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yang menjadikannya sebagai pelopor pendidikan Islam dan pahlawan nasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis dan literatur dengan analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid telah mengintegrasikan pemikirannya. Ide-idenya ditulis dalam Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah dan syairnya ya man yarum. Dalam karya tulisnya diyatakan bahwa agama dan sains ibarat bangunan yang berdiri kokoh. Jika agama dan sains dipisahkan, maka umat Islam akan tertinggal. Baginya, umat Islam harus memahami Syariat, Nahu, Shoref (tata bahasa), Fiqh (hukum Islam), astronomi, bahasa, matematika, geometri, aljabar, kimia, dan geografi yang terintegrasi untuk mencapai kemajuan di masa ini dan masa depan. Ide-idenya didasarkan pada fondasi ilmiah dan dialektis epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani, yang dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan pendidikan Islam. Pemikirannya telah menghasilkan lembaga pendidikan Islam berbasis integrasi Islam\",\"PeriodicalId\":160585,\"journal\":{\"name\":\"Muslim Heritage\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Muslim Heritage\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v7i2.5026\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muslim Heritage","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21154/muslimheritage.v7i2.5026","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要当前,穆斯林对认识论的认识不足,导致穆斯林对科学技术的思想把握薄弱。在中世纪,伊斯兰思想家的思想是统一的,他们掌握了来自《古兰经》和《圣训》的认识论。本研究的目的是解释统古拉吉埃·扎因丁·阿卜杜勒·马吉德在科学发展方面的思想,使他成为伊斯兰教育的先驱和西努沙登加拉龙目岛的民族英雄。这些论文方法是历史研究法和文献法,内容分析法。这项研究的结果显示,团师Zainuddin Abdul Majid整合了他的思想。他的思想写在Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah和他的诗句ya man yarum中。他的论文认为宗教和科学就像坚固的建筑物。如果宗教和科学分开,那么穆斯林就会落后。因此,伊斯兰人必须综合理解伊斯兰教法、Nahu、Shoref(语法)、Fiqh(伊斯兰教法)、天文学、语言、数学、几何、代数、化学和地理,才能在这个时代和未来取得进步。他的思想建立在巴亚尼、布尔哈尼和伊尔法尼认识论的科学和辩证基础之上,这是发展伊斯兰教育的基础。他的思想成功地发展了以伊斯兰融合为基础的伊斯兰教育机构。[摘要]企鹅的认识论和认识论。企鹅认识论,企鹅认识论,企鹅认识论,企鹅认识论,企鹅认识论,企鹅认识论,企鹅认识论,企鹅认识论Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran Tuan Guru Kiai Zainuddin Abdul Majid dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yang menjadikannya sebagai pelopor pendidikan伊斯兰教dan pahlawan national di龙目岛,Nusa Tenggara Barat。Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan历史和文学登根分析konten。Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid telah mengintegrasikan pemikirannya。我的名字是idididya ditulis dalam Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah dan syairnya man yarum。Dalam karya tulisnya diyatakan bahwa agama dansis ibarat bangunan yang berdiri kokoh。Jika agama dan sains dipisahkan, maka umat Islam akan tertinggal。Baginya, umat Islam harus memahami syarian, Nahu, Shoref (tata bahasa), Fiqh (hukum Islam), astronomi, bahasa, matematika, geometri, aljabar, kimia, dan geography yang terintegrasi untuk mencapai kemajuan di masa ini dan masa depan。拜亚尼,布尔哈尼,丹·伊尔法尼,杨·迪贾迪亚坎·布尔哈尼,伊斯兰教。Pemikirannya telah menghasilkan lembaga pendidikan伊斯兰教是伊斯兰教的基础
TUAN GURU ZAINUDIN ABDUL MAJID’S EPISTEMOLOGICAL VIEWS ON INTEGRATION OF ISLAMIC EDUCATION IN LOMBOK, WEST NUSA TENGGARA
AbstractCurrently, Muslims have a lack of understanding of epistemology, which results in the weak mastery of Muslim thought towards science and technology. In medieval times, Islamic thinkers with integrated thoughts were born from the mastery of epistemology sourced from the Qur'an and Sunnah.This study aims to explain Tuan Guru Kiai Zainuddin Abdul Majid's thinking in science development, making him a pioneer in Islamic education and a national hero in Lombok, West Nusa Tenggara. These paper methods are a historical approach and literature with content analysis. This study's results show that Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid integrated his thoughts. His ideas are written in Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah and his verse ya man yarum. His paper that religion and science are like buildings standing firmly. If religion and science are kept separate, so Muslims will fall behind. So, Islam people must comprehend Shari'a, Nahu, Shoref (grammar), Fiqh (Islamic law), astronomy, language, math, geometry, algebra, chemistry, and geography integrated to advance in this time and the future. His ideas were based on the scientific and dialectical foundations of Bayani, Burhani, and Irfani's epistemology, which is the basis for developing Islamic education. His thought was successful in developing Islamic education institutions based on Islamic integration. AbstrakLemahnya penguasaan epistemology menyebabkan lemahnya pemikiran umat Islam dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Penguasaan epistemology yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah telah melahirkan pemikir Islam yang memiliki pemikiran integral pada abad pertengahan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pemikiran Tuan Guru Kiai Zainuddin Abdul Majid dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yang menjadikannya sebagai pelopor pendidikan Islam dan pahlawan nasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis dan literatur dengan analisis konten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid telah mengintegrasikan pemikirannya. Ide-idenya ditulis dalam Tuhfatul Anfenaniyah Syarah Nahdlatuzzainiyah dan syairnya ya man yarum. Dalam karya tulisnya diyatakan bahwa agama dan sains ibarat bangunan yang berdiri kokoh. Jika agama dan sains dipisahkan, maka umat Islam akan tertinggal. Baginya, umat Islam harus memahami Syariat, Nahu, Shoref (tata bahasa), Fiqh (hukum Islam), astronomi, bahasa, matematika, geometri, aljabar, kimia, dan geografi yang terintegrasi untuk mencapai kemajuan di masa ini dan masa depan. Ide-idenya didasarkan pada fondasi ilmiah dan dialektis epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani, yang dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan pendidikan Islam. Pemikirannya telah menghasilkan lembaga pendidikan Islam berbasis integrasi Islam