D. Retnawati, Yanuartono Yanuartono, Agung Budiyanto
{"title":"Gambaran darah pada Kasus Distokia, Retensi Plasenta dan Anestrus pada Sapi Betina Peranakan Friesian Holstein (PFH) di Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang","authors":"D. Retnawati, Yanuartono Yanuartono, Agung Budiyanto","doi":"10.51589/ags.v4i2.5","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Gangguan reproduksi mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkanpenurunan populasi dan produksi susu, hal ini disebabkan oleh rendahnyastatus kesehatan hewan maupun kesehatan reproduksinya. Gangguanreproduksi yang sering terjadi di peternak saat ini adalah distokia, retensiplasenta, anestrus. Beberapa aspek penyebab gangguan reproduksi antara laindipengaruhi oleh genetik, nutrisi, seleksi, kondisi fisiologis. Kondisi fisiologisdapat dilihat atau ditentukan dari pemeriksaan hematologi. Pemeriksaanhematologi yang sering digunakan untuk mengukur derajat kesehatan hewanadalah jumlah sel darah merah, hemoglobin, hematokrit. Penelitiandilaksanakan di kawasan Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU),Kampung Areng, Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang Provinsi JawaBarat. Penelitian ini menggunakan sapi betina jenis Peranakan(PFH), mengalami gangguan reproduksi berupa distokia, retensiplasenta, sedang kasus anestrus, sapi tidak mengalami estrus postpartus lebihdari 3 bulan, umur 3 sampai 10 tahun. Sapi dikelompokkan menjadi 5kelompok. Kelompok 1 yaitu 7 ekor sapi mengalami distokia, kelompok 2 yaitu7 ekor mengalami retensi plasenta, kelompok 3 yaitu 7 ekor mengalamianestrus, kelompok 4 yaitu 7 ekor sapi yang tidak mengalami distokia danretensi plasenta, dan kelompok 5 yaitu 7 ekor sapi yaitu dengan siklus estrusnormal. Hasil pemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus distokia tersaji dalamTabel 1. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 1 yaitu rata-rata nilaieritrosit sebesar 5.67 0.81 x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.311.17 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 21.8 4.55 %. Hasil penilitian inimenunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 7.19 0.44x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 11.23 0.51 g/dl, rata-rata nilaihemtokrit sebesar 30.16 3.23 %. Hasil analisis menunjukkan sapi yangmengalami kasus distokia dan sapi kontrol memberikan perbedaan nyataterhadap rata-rata jumlah eritrosit, hemoglobin dan hematokrit (p<0.05). Hasilpemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus retensi plasenta tersaji dalam Tabel 2.Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 2 yaitu rata-rata nilai eritrositsebesar 10.22 9.53 x10 /μl., rata-rata nilai hemoglobin sebesar 10.26 0.8g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 24.71 3.35 %. Hasil penilitian inimenunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 7.19 0.44x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 11.23 0.51 g/dl, rata-rata nilaihemtokrit sebesar 30.16 3.23 %. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalamikasus retensi plasenta dan sapi kontrol yang tidak mengalami retensi plasentamemberikan perbedaan nyata atau signifikan terhadap rata-rata hemoglobindan hematokrit (p<0.05) sedangkan pada nilai rata-rata jumlah eritrosit tidakmemberikan perbedaan nyata atau tidak signifikan (P>0.05). Hasilpemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus retensi plasenta tersaji dalam Tabel 3.Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 3 yaitu rata-rata nilai eritrositsebesar 13.17 19.78. x10 /μl., rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.24 0.53g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 21.03 2.27 %. Hasil penilitian inimenunjukkan kelompok 5 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 6.06 0.49x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.23 0.62 g/dl, rata-rata nilaihemtokrit sebesar 20.9 2.47 %. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalamikasus anestrus dan sapi kontrol tidak memberikan perbedaan nyata atau tidaksignifikan terhadap rata-rata jumlah eritrosit, nilai hemoglobin dan nilaihematokrit (P>0.05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu hematologi (jumlaheritrosit, nilai hemoglobin dan nilai hematokrit) pada kasus distokia dan retensiplasenta mengalami penurunan sedangkan pada kasus anestrus mengalamikenaikan terhadap sapi kontrol.","PeriodicalId":269526,"journal":{"name":"Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa","volume":"29 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51589/ags.v4i2.5","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

生殖障碍在促进人口减少和牛奶生产方面起着重要作用,这是由于动物的健康状况和生殖健康状况的降低。今天农民中常见的生殖失调是盘托基亚、胎盘retensisenta、anestrus。导致生殖障碍的一些方面受到基因、营养、选择和生理条件的影响。从血液学检查可以看到或确定生理状况。血液学检查常用于测量动物健康度的是红细胞、血红蛋白、血友病的数量。这项研究是在万隆北部养牛场合作社(KPSBU)、Areng村、贾西南莱邦省Cibodas地区进行的。这项研究涉及生殖障碍的女性(PFH),硬膜外麻醉、矫正和胎盘生殖障碍,以及anestrus,而牛的年龄不超过3个月、3到10岁。奶牛分成五组。一组是放牛,二组是放牛,三组是放牛,四组是放牛,四组是没有放牛和胎盘保留,五组是放牛,第七组是放牛。表1中列出了PFH血型小牛血检结果。这个研究先天的结果显示,nilaieritrosit平均第一组即67万5。0。81×10 /μl,平均血红蛋白值高达9.311卡路里。17 hemtokrit g / dl,平均价值21万8。4 . 55 %。结果研究先天inimenunjukkan 4组即即红细胞平均价值19万7。0。44x 10 /μl,平均血红蛋白值高达11卡路里。0。51 g / dl,平均23 nilaihemtokrit 16 3 . 23 % 30万。分析结果显示,患有distokia和控制奶牛的奶牛的平均数量为红糖、血红蛋白和血肿(p0.05)提供了公分母。表3中列出的胎盘留存病例。研究结果显示,第三组的红细胞平均值为13.17,19.78。x10 /μl。血红蛋白的平均值为9.240.53g /dl,血红蛋白的平均值为21,03.2.27%。结果研究先天inimenunjukkan 5组即即红细胞平均价值6万6。0。49x 10 /μl,平均血红蛋白值高达9卡路里。0。62 g / dl,平均23 nilaihemtokrit 20 . 9万2 . 47 %。在牛身上进行过牛与牛相关的筛查结果,对血红蛋白、血红蛋白和血液学(P>0.05)的平均数量没有明显或无关。这项研究的结论是血液学(血红蛋白、血红蛋白和血液学的血红素、血红蛋白和血液学的血红素)在迪斯托西亚和视网膜退缩症的情况下是下降的,而anestrus在控制牛的情况下是递增的。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Gambaran darah pada Kasus Distokia, Retensi Plasenta dan Anestrus pada Sapi Betina Peranakan Friesian Holstein (PFH) di Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang
Gangguan reproduksi mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkanpenurunan populasi dan produksi susu, hal ini disebabkan oleh rendahnyastatus kesehatan hewan maupun kesehatan reproduksinya. Gangguanreproduksi yang sering terjadi di peternak saat ini adalah distokia, retensiplasenta, anestrus. Beberapa aspek penyebab gangguan reproduksi antara laindipengaruhi oleh genetik, nutrisi, seleksi, kondisi fisiologis. Kondisi fisiologisdapat dilihat atau ditentukan dari pemeriksaan hematologi. Pemeriksaanhematologi yang sering digunakan untuk mengukur derajat kesehatan hewanadalah jumlah sel darah merah, hemoglobin, hematokrit. Penelitiandilaksanakan di kawasan Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU),Kampung Areng, Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang Provinsi JawaBarat. Penelitian ini menggunakan sapi betina jenis Peranakan(PFH), mengalami gangguan reproduksi berupa distokia, retensiplasenta, sedang kasus anestrus, sapi tidak mengalami estrus postpartus lebihdari 3 bulan, umur 3 sampai 10 tahun. Sapi dikelompokkan menjadi 5kelompok. Kelompok 1 yaitu 7 ekor sapi mengalami distokia, kelompok 2 yaitu7 ekor mengalami retensi plasenta, kelompok 3 yaitu 7 ekor mengalamianestrus, kelompok 4 yaitu 7 ekor sapi yang tidak mengalami distokia danretensi plasenta, dan kelompok 5 yaitu 7 ekor sapi yaitu dengan siklus estrusnormal. Hasil pemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus distokia tersaji dalamTabel 1. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 1 yaitu rata-rata nilaieritrosit sebesar 5.67 0.81 x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.311.17 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 21.8 4.55 %. Hasil penilitian inimenunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 7.19 0.44x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 11.23 0.51 g/dl, rata-rata nilaihemtokrit sebesar 30.16 3.23 %. Hasil analisis menunjukkan sapi yangmengalami kasus distokia dan sapi kontrol memberikan perbedaan nyataterhadap rata-rata jumlah eritrosit, hemoglobin dan hematokrit (p<0.05). Hasilpemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus retensi plasenta tersaji dalam Tabel 2.Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 2 yaitu rata-rata nilai eritrositsebesar 10.22 9.53 x10 /μl., rata-rata nilai hemoglobin sebesar 10.26 0.8g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 24.71 3.35 %. Hasil penilitian inimenunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 7.19 0.44x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 11.23 0.51 g/dl, rata-rata nilaihemtokrit sebesar 30.16 3.23 %. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalamikasus retensi plasenta dan sapi kontrol yang tidak mengalami retensi plasentamemberikan perbedaan nyata atau signifikan terhadap rata-rata hemoglobindan hematokrit (p<0.05) sedangkan pada nilai rata-rata jumlah eritrosit tidakmemberikan perbedaan nyata atau tidak signifikan (P>0.05). Hasilpemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus retensi plasenta tersaji dalam Tabel 3.Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 3 yaitu rata-rata nilai eritrositsebesar 13.17 19.78. x10 /μl., rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.24 0.53g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 21.03 2.27 %. Hasil penilitian inimenunjukkan kelompok 5 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 6.06 0.49x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.23 0.62 g/dl, rata-rata nilaihemtokrit sebesar 20.9 2.47 %. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalamikasus anestrus dan sapi kontrol tidak memberikan perbedaan nyata atau tidaksignifikan terhadap rata-rata jumlah eritrosit, nilai hemoglobin dan nilaihematokrit (P>0.05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu hematologi (jumlaheritrosit, nilai hemoglobin dan nilai hematokrit) pada kasus distokia dan retensiplasenta mengalami penurunan sedangkan pada kasus anestrus mengalamikenaikan terhadap sapi kontrol.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信