{"title":"PERKIRAAN ULANG CADANGAN MUNGKIN PANAS BUMI TEMPERATUR MENENGAH DI INDONESIA","authors":"Husin Nugraha, Rina Wahyuningsih, Tony Rahadinata","doi":"10.47599/bsdg.v17i3.366","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Informasi tentang nilai dan karakteristik sumber daya dan cadangan energi panas bumi yang akurat dibutuhkan dalam perencanaan kebijakan energi yang tepat dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya panas bumi di Indonesia. Selain itu, perbedaan hasil perhitungan sumber daya dan/atau cadangan energi panas bumi yang dilakukan pengembang dan pemerintah menyebabkan perhitungan keekonomian proyek pengembangan panas bumi suatu area prospek juga berbeda. Studi ini melakukan perhitungan ulang sumber daya panas bumi kategori temperatur menengah kelas cadangan mungkin dengan mengganti asumsi beberapa parameter dengan asumsi parameter best practice yang digunakan dalam beberapa literatur. Kelima parameter tersebut yaitu perhitungan termal yang terkandung dalam fluida, temperatur akhir, saturasi air, faktor konversi listrik dan faktor kapasitas pembangkit. Hasil perhitungan ulang pada studi ini menghasilkan nilai sumber daya panas bumi yang berbeda dari hasil perhitungan Badan Geologi. Persentase perbedaan perhitungan Badan Geologi dan studi ini terdapat indikasi korelasi kuat dengan temperatur reservoir ditunjukkan dengan nilai R2 sebesar 85%. Korelasi yang kuat ini mengindikasikan adanya perbedaan yang sistematik, yang diduga karena dalam perhitungan Badan Geologi diasumsikan adanya perubahan fasa air dari fasa cair (liquid) ke fasa uap (vapor). Hasil perhitungan ulang dengan menggunakan persamaan korelasi tersebut dengan input temperatur reservoir menghasilkan pengurangan nilai sumber daya panas bumi sebesar 27% atau sebesar 940 MWe dari hasil perhitungan Badan Geologi. Hal tersebut mengakibatkan nilai sumber daya temperatur menengah kelas cadangan mungkin yang sebelumnya mencapai 3.482 MWe berkurang menjadi total 2.541 MWe.","PeriodicalId":191495,"journal":{"name":"Buletin Sumber Daya Geologi","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Sumber Daya Geologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47599/bsdg.v17i3.366","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PERKIRAAN ULANG CADANGAN MUNGKIN PANAS BUMI TEMPERATUR MENENGAH DI INDONESIA
Informasi tentang nilai dan karakteristik sumber daya dan cadangan energi panas bumi yang akurat dibutuhkan dalam perencanaan kebijakan energi yang tepat dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya panas bumi di Indonesia. Selain itu, perbedaan hasil perhitungan sumber daya dan/atau cadangan energi panas bumi yang dilakukan pengembang dan pemerintah menyebabkan perhitungan keekonomian proyek pengembangan panas bumi suatu area prospek juga berbeda. Studi ini melakukan perhitungan ulang sumber daya panas bumi kategori temperatur menengah kelas cadangan mungkin dengan mengganti asumsi beberapa parameter dengan asumsi parameter best practice yang digunakan dalam beberapa literatur. Kelima parameter tersebut yaitu perhitungan termal yang terkandung dalam fluida, temperatur akhir, saturasi air, faktor konversi listrik dan faktor kapasitas pembangkit. Hasil perhitungan ulang pada studi ini menghasilkan nilai sumber daya panas bumi yang berbeda dari hasil perhitungan Badan Geologi. Persentase perbedaan perhitungan Badan Geologi dan studi ini terdapat indikasi korelasi kuat dengan temperatur reservoir ditunjukkan dengan nilai R2 sebesar 85%. Korelasi yang kuat ini mengindikasikan adanya perbedaan yang sistematik, yang diduga karena dalam perhitungan Badan Geologi diasumsikan adanya perubahan fasa air dari fasa cair (liquid) ke fasa uap (vapor). Hasil perhitungan ulang dengan menggunakan persamaan korelasi tersebut dengan input temperatur reservoir menghasilkan pengurangan nilai sumber daya panas bumi sebesar 27% atau sebesar 940 MWe dari hasil perhitungan Badan Geologi. Hal tersebut mengakibatkan nilai sumber daya temperatur menengah kelas cadangan mungkin yang sebelumnya mencapai 3.482 MWe berkurang menjadi total 2.541 MWe.