{"title":"Jidor Sentulan: Kajian Rekonstruksi dan Budaya","authors":"Koko Hari Pramono","doi":"10.22219/satwika.vol3.no2.125-131","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Jidor Sentulan merupakan kesenian tradisional asli Jombang yang keberadaannya terancam di era modernisasi saat ini. Penelitian ini bertujuan melakukan rekonstruksi kesejarahan dan kandungan nilai budaya yang terdapat dalam pertunjukan Jidor Sentulan. Penelitian dilakukan di desa Bongkot, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah pertunjukan dan informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian ini muncul pada kisaran 1830-1840 di bawa oleh seorang prajurit Pangeran Diponegoro. Pertunjukan ini berbentuk drama yang mementaskan sebuah lakon dalam pertunjukannya. Cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan memiliki nilai budaya, yaitu mengenai hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, dan hakikat hubungan antarmanusia.","PeriodicalId":150903,"journal":{"name":"JURNAL SATWIKA","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SATWIKA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22219/satwika.vol3.no2.125-131","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Jidor Sentulan merupakan kesenian tradisional asli Jombang yang keberadaannya terancam di era modernisasi saat ini. Penelitian ini bertujuan melakukan rekonstruksi kesejarahan dan kandungan nilai budaya yang terdapat dalam pertunjukan Jidor Sentulan. Penelitian dilakukan di desa Bongkot, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian adalah pertunjukan dan informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian ini muncul pada kisaran 1830-1840 di bawa oleh seorang prajurit Pangeran Diponegoro. Pertunjukan ini berbentuk drama yang mementaskan sebuah lakon dalam pertunjukannya. Cerita yang dipentaskan dalam pertunjukan memiliki nilai budaya, yaitu mengenai hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, dan hakikat hubungan antarmanusia.