Ana Nurul Hidayati, Nurcahyo Indro Basuki, Sulaeman, Bayu Sayekti
{"title":"DISTRIBUSI UNSUR UTAMA DAN UNSUR TANAH JARANG PADA PELAPUKAN BATUAN GRANITOID DI DAERAH PARMONANGAN, KABUPATEN TAPANULI UTARA","authors":"Ana Nurul Hidayati, Nurcahyo Indro Basuki, Sulaeman, Bayu Sayekti","doi":"10.47599/bsdg.v17i3.371","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hasil penyelidikan oleh PSDMBP pada tahun 2011 menunjukkan kandungan REE pada pelapukan granitoid di Parmonangan terdapat beberapa unsur dengan anomali yang cukup signifikan seperti Ce (600 s.d. 1400 ppm), La (400 s.d. 1000 ppm), dan Pr (600 s.d. 1400 ppm). Oleh karena itu, penyelidikan lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui persebaran REE ke arah bagian barat dari daerah penyelidikan sebelumnya. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik granitoid, pola pelapukan, dan profil kandungan REE di daerah penyelidikan. \n \nPelapukan granitoid di daerah Parmonangan berasal dari granit biotit dan granit biotit hornblende. Karakteristik geokimia hasil pelapukan menunjukkan bahwa Na2O, CaO, K2O, SiO2, P2O5, dan MnO mengalami pelarutan dan bersifat mobile saat berlangsungnya pelapukan sehingga menunjukkan penurunan kadar pada soil dibandingkan batuan dasar. Sedangkan Al2O3, Fe2O3, TiO2, dan LOI menunjukkan kenaikan pada hasil pelapukannya akibat mengalami pengayaan residual. \n \nKandungan pada pelapukan granitoid daerah Parmonangan menunjukkan pengayaan relatif ΣLREE terhadap ΣHREE. Kandungan ΣLREE dipengaruhi oleh persebaran unsur La dan Ce yang terkandung dalam mineral monasit. Kandungan ΣHREE dikontrol oleh persebaran unsur Y. Berdasarkan korelasi Spearman mineral titanit dan apatit juga berpengaruh pada kelimpahan ΣLREE. Sedangkan mineral pembawa ΣHREE adalah zirkon. Interval sampel berada pada zona pencucian REE sehingga konsentrasi ΣREE yang didapat pada soil lebih rendah dibanding batuan dasar.","PeriodicalId":191495,"journal":{"name":"Buletin Sumber Daya Geologi","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Sumber Daya Geologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47599/bsdg.v17i3.371","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
DISTRIBUSI UNSUR UTAMA DAN UNSUR TANAH JARANG PADA PELAPUKAN BATUAN GRANITOID DI DAERAH PARMONANGAN, KABUPATEN TAPANULI UTARA
Hasil penyelidikan oleh PSDMBP pada tahun 2011 menunjukkan kandungan REE pada pelapukan granitoid di Parmonangan terdapat beberapa unsur dengan anomali yang cukup signifikan seperti Ce (600 s.d. 1400 ppm), La (400 s.d. 1000 ppm), dan Pr (600 s.d. 1400 ppm). Oleh karena itu, penyelidikan lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui persebaran REE ke arah bagian barat dari daerah penyelidikan sebelumnya. Penyelidikan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik granitoid, pola pelapukan, dan profil kandungan REE di daerah penyelidikan.
Pelapukan granitoid di daerah Parmonangan berasal dari granit biotit dan granit biotit hornblende. Karakteristik geokimia hasil pelapukan menunjukkan bahwa Na2O, CaO, K2O, SiO2, P2O5, dan MnO mengalami pelarutan dan bersifat mobile saat berlangsungnya pelapukan sehingga menunjukkan penurunan kadar pada soil dibandingkan batuan dasar. Sedangkan Al2O3, Fe2O3, TiO2, dan LOI menunjukkan kenaikan pada hasil pelapukannya akibat mengalami pengayaan residual.
Kandungan pada pelapukan granitoid daerah Parmonangan menunjukkan pengayaan relatif ΣLREE terhadap ΣHREE. Kandungan ΣLREE dipengaruhi oleh persebaran unsur La dan Ce yang terkandung dalam mineral monasit. Kandungan ΣHREE dikontrol oleh persebaran unsur Y. Berdasarkan korelasi Spearman mineral titanit dan apatit juga berpengaruh pada kelimpahan ΣLREE. Sedangkan mineral pembawa ΣHREE adalah zirkon. Interval sampel berada pada zona pencucian REE sehingga konsentrasi ΣREE yang didapat pada soil lebih rendah dibanding batuan dasar.