{"title":"以维持家庭工资福利为目的的nikah siri的实施:伊斯兰法的视角","authors":"Ramlah Ramlah","doi":"10.30631/innovatio.v22i2.155","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" This paper aims to determine the implementation of “Nikah Siri” (Unofficially, unregister marriages) with the aim of maintaining family salaries. “Nikah Siri” namely marriages carried out under the hands, not officially registered in front of the Office of Religious Affairs (it is called KUA in Indonesia), or they are not published because they are secret, but they are carried out in accordance with Islamic law. There are two opinions of Nikah Siri in terms of the perspective of Islamic law, namely ‘allowed’ or ‘prohibited’. It is permissible if the marriage under the hand (siri) is carried out in accordance with the terms and pillars of Islamic marriage. It is prohibited when it is invalid because it does not describe legal certainty for future generations and violates the rules contained in Law no. 1 of 1974. This law is the consensus of the Ulama' that Muslims must obey to ensure legal certainty and the benefit of the ummah. The implementation of Nikah Siri with the purpose of maintaining family salaries, including fraud against the state, which should be a husband who receives a pension from his deceased wife if he remarries another woman, the pension salary is stopped according to Indonesian laws and regulations. \nAbstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan nikah siri dengan tujuan mempertahankan gaji keluarga. Nikah Siri yakni nikah yang dilaksanakan dan tidak didaftarkan secara resmi di depan Petugas Pencatat Nikah (KUA), tidak dipublikasikan kerena sifatnya secara diam-diam, tapi dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam. Nikah Siri ditinjau dari perspektif Hukum Islam, terdapat dua pendapat yakni boleh atau dilarang. Pendapat yang menyatakan boleh, bila nikah siri dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukun perkawinan Islam. Pendapat yang melarang nikah siri tidak sah karena tidak menggambarkan kepastian hukum bagi generasi penerusnya dan menyalahi aturan yang terkandung dalam UU No. 1 Tahun 1974, dimana undang-undang ini merupakan ijma’ para Ulama’ yang wajib ditaati umat Islam untuk menjamin kepastian hukum dan kemashlahatan ummat. Nikah siri yang pelaksanaannya dibarengi dengan motivasi untuk mempetahan gaji keluarga, termasuk kepada penipuan terhadap negara, yang seharusnya suami yang mendapat pensiunan dari almarhumah isterinya bila menikah lagi dengan perempuan lain, maka gaji pensiun tersebut terhenti menurut peraturan perundang-undangan Indonesia. \n Keyword: nikah siri, tunjangan keluarga, dan hukum Islam","PeriodicalId":134492,"journal":{"name":"INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"THE IMPLEMENTATION OF NIKAH SIRI WITH THE PURPOSE OF MAINTAINING FAMILY SALARY BENEFITS: THE PERSPECTIVE OF ISLAMIC LAW\",\"authors\":\"Ramlah Ramlah\",\"doi\":\"10.30631/innovatio.v22i2.155\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" This paper aims to determine the implementation of “Nikah Siri” (Unofficially, unregister marriages) with the aim of maintaining family salaries. “Nikah Siri” namely marriages carried out under the hands, not officially registered in front of the Office of Religious Affairs (it is called KUA in Indonesia), or they are not published because they are secret, but they are carried out in accordance with Islamic law. There are two opinions of Nikah Siri in terms of the perspective of Islamic law, namely ‘allowed’ or ‘prohibited’. It is permissible if the marriage under the hand (siri) is carried out in accordance with the terms and pillars of Islamic marriage. It is prohibited when it is invalid because it does not describe legal certainty for future generations and violates the rules contained in Law no. 1 of 1974. This law is the consensus of the Ulama' that Muslims must obey to ensure legal certainty and the benefit of the ummah. The implementation of Nikah Siri with the purpose of maintaining family salaries, including fraud against the state, which should be a husband who receives a pension from his deceased wife if he remarries another woman, the pension salary is stopped according to Indonesian laws and regulations. \\nAbstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan nikah siri dengan tujuan mempertahankan gaji keluarga. Nikah Siri yakni nikah yang dilaksanakan dan tidak didaftarkan secara resmi di depan Petugas Pencatat Nikah (KUA), tidak dipublikasikan kerena sifatnya secara diam-diam, tapi dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam. Nikah Siri ditinjau dari perspektif Hukum Islam, terdapat dua pendapat yakni boleh atau dilarang. Pendapat yang menyatakan boleh, bila nikah siri dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukun perkawinan Islam. Pendapat yang melarang nikah siri tidak sah karena tidak menggambarkan kepastian hukum bagi generasi penerusnya dan menyalahi aturan yang terkandung dalam UU No. 1 Tahun 1974, dimana undang-undang ini merupakan ijma’ para Ulama’ yang wajib ditaati umat Islam untuk menjamin kepastian hukum dan kemashlahatan ummat. Nikah siri yang pelaksanaannya dibarengi dengan motivasi untuk mempetahan gaji keluarga, termasuk kepada penipuan terhadap negara, yang seharusnya suami yang mendapat pensiunan dari almarhumah isterinya bila menikah lagi dengan perempuan lain, maka gaji pensiun tersebut terhenti menurut peraturan perundang-undangan Indonesia. \\n Keyword: nikah siri, tunjangan keluarga, dan hukum Islam\",\"PeriodicalId\":134492,\"journal\":{\"name\":\"INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies\",\"volume\":\"37 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30631/innovatio.v22i2.155\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30631/innovatio.v22i2.155","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本文旨在确定“Nikah Siri”(非正式的,未登记的婚姻)的实施,目的是维持家庭工资。“Nikah Siri”即在暗中进行的婚姻,没有在宗教事务办公室(在印度尼西亚称为KUA)前正式登记,或者因为是秘密而不公布,但它们是按照伊斯兰法律进行的。从伊斯兰教法的角度来看,Nikah Siri有两种观点,即“允许”或“禁止”。如果按照伊斯兰婚姻的条款和支柱进行的手下婚姻(siri)是允许的。当它无效时,它被禁止,因为它没有描述后代的法律确定性,并且违反了第11号法律所载的规则。1974年第1号。这项法律是乌拉玛的共识,穆斯林必须遵守,以确保法律的确定性和乌玛的利益。实施Nikah Siri的目的是为了维持家庭工资,包括欺诈国家,这应该是一个丈夫从他已故的妻子那里领取养老金,如果他改嫁另一个女人,养老金工资根据印度尼西亚的法律法规被停止。摘要:tuisan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan nikah siri dengan tujuan mempertahankan gaji keluarga。Nikah Siri yakni Nikah yang dilaksanakan dan tidak didaftarkan secara resmi di depan Petugas Pencatat Nikah (KUA), tidak dipublikasikan kerena sifatnya secara diamam -diam, tapi dilaksanakan sesuai dengan hukum伊斯兰教。Nikah Siri ditinjau dari perspektif Hukum Islam, terdapat dua pendapat yakni boleh atau dilarang。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。1974年12月1日,我在我的学校里读了一段话,我读了一段话,我读了一段话,我读了一段话,我读了一段话,我读了一段话。Nikah siri yang pelaksanaannya dibarengi dengan motivasi untuk mempetahan gaji keluarga, termasuk kepaada penipuan terhadap negara, yang seharusnya suami yang mendapat peniunan dari almarhumah isterinya bila menikah lagi dengan perempuan lain, maka gaji退休金terhenti menurut perundang-undangan Indonesia。关键词:nikah siri, tunjangan keluarga, dan hukum Islam
THE IMPLEMENTATION OF NIKAH SIRI WITH THE PURPOSE OF MAINTAINING FAMILY SALARY BENEFITS: THE PERSPECTIVE OF ISLAMIC LAW
This paper aims to determine the implementation of “Nikah Siri” (Unofficially, unregister marriages) with the aim of maintaining family salaries. “Nikah Siri” namely marriages carried out under the hands, not officially registered in front of the Office of Religious Affairs (it is called KUA in Indonesia), or they are not published because they are secret, but they are carried out in accordance with Islamic law. There are two opinions of Nikah Siri in terms of the perspective of Islamic law, namely ‘allowed’ or ‘prohibited’. It is permissible if the marriage under the hand (siri) is carried out in accordance with the terms and pillars of Islamic marriage. It is prohibited when it is invalid because it does not describe legal certainty for future generations and violates the rules contained in Law no. 1 of 1974. This law is the consensus of the Ulama' that Muslims must obey to ensure legal certainty and the benefit of the ummah. The implementation of Nikah Siri with the purpose of maintaining family salaries, including fraud against the state, which should be a husband who receives a pension from his deceased wife if he remarries another woman, the pension salary is stopped according to Indonesian laws and regulations.
Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan nikah siri dengan tujuan mempertahankan gaji keluarga. Nikah Siri yakni nikah yang dilaksanakan dan tidak didaftarkan secara resmi di depan Petugas Pencatat Nikah (KUA), tidak dipublikasikan kerena sifatnya secara diam-diam, tapi dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam. Nikah Siri ditinjau dari perspektif Hukum Islam, terdapat dua pendapat yakni boleh atau dilarang. Pendapat yang menyatakan boleh, bila nikah siri dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukun perkawinan Islam. Pendapat yang melarang nikah siri tidak sah karena tidak menggambarkan kepastian hukum bagi generasi penerusnya dan menyalahi aturan yang terkandung dalam UU No. 1 Tahun 1974, dimana undang-undang ini merupakan ijma’ para Ulama’ yang wajib ditaati umat Islam untuk menjamin kepastian hukum dan kemashlahatan ummat. Nikah siri yang pelaksanaannya dibarengi dengan motivasi untuk mempetahan gaji keluarga, termasuk kepada penipuan terhadap negara, yang seharusnya suami yang mendapat pensiunan dari almarhumah isterinya bila menikah lagi dengan perempuan lain, maka gaji pensiun tersebut terhenti menurut peraturan perundang-undangan Indonesia.
Keyword: nikah siri, tunjangan keluarga, dan hukum Islam