Aditya Faruq Alfurqan, Maizuddin Maizuddin
{"title":"PENAFSIRAN SURAT AL-DHUHA MENURUT AL-BAIDHAWI DAN BINTU AL-SYATHI’","authors":"Aditya Faruq Alfurqan, Maizuddin Maizuddin","doi":"10.22373/TAFSE.V5I2.9078","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Alquran is a guide for every human being, to understand the meaning contained herein it takes a science that is the interpreter science. There are different interpretations because of the methods, features and shapes used by a mufassir, and because the other is the period in which a mufasir lives, or other names are classical and contemporary periods, a period is a factor in the difference of interpretations, because of the many contemporary problems or the absence of ancient evidence. The method that researchers use is a descriptive analytical method of collecting existing data sources and then being properly analyzed, whereas the data source that researchers refer to are the interpretive books themselves, here researchers use interpresir Anwaru al-Tanzil wa Asraru al-Ta’wil as the classic interpretive reference, to the interpretation of contemporary researchers refer to Tafsir al-Bayani li al-Qur`an al-Karim treatise for Bintu al-Syathi. One example that became a difference in interpretation was lafadz taqhar surah al-Dhuha serves 9, Baidhawi interpret by the reach that you possess his possessions is because of his weaknesses, whereas Bintu al-Syathi interprets not arbitrary not to give property to them, but there is a treatment that offends them like harsh words, a cynical stare which the deed is committed without any deliberate measure.Abstrak: Al-Qur`an merupakan pedoman bagi setiap manusia. Untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka dibutuhkan sebuah ilmu yaitu ilmu tafsir. Adanya perbedaan penafsiran disebabkan karena metode, corak dan bentuk yang dipakai oleh seorang mufasir. Sebab lainnya adalah masa di mana seorang mufasir hidup, atau sebutan lainnya adalah periode klasik dan periode kontemporer. Masa menjadi salah satu faktor terjadi perbedaan penafsiran, karena banyaknya permasalahan di zaman kontemporer ini atau hal-hal lain yang tidak didapati di zaman terdahulu. Seperti yang terlihat dalam tulisan ini, yaitu perbedaan penafsiran pada surat al-Dhuha. Metode yang peneliti gunakan adalah analitis deskriptif yaitu mengumpulkan sumber-sumber data yang ada, lalu dianalisa secara tepat. Sumber data yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab tafsir, khususnya Tafsir Anwaru al-Tanzil wa Asraru al-Ta’wil sebagai rujukan tafsir klasik. Untuk tafsir kontemporer merujuk kepada Tafsir al-Bayani li al-Qur`an al-Karim karya Bintu al-Syathi’. Salah satu contoh yang menjadi perbedaan penafsiran pada surat al-Dhuha (93): 9 adalah pada lafal taqhar. Al-Baidhawi menafsirkan dengan “janganlah kamu menguasai hartanya dikarenakan kelemahannya”, sedangkan Bintu al-Syathi’ menafsirkan bukan kesewenang-wenang tidak memberikan harta terhadap mereka, tetapi ada perlakuan yang menyakiti hati seperti perkataan yang kasar, tatapan sinis yang mana perbuatan tersebut dilakukan tanpa unsur kesengajaan. ","PeriodicalId":410919,"journal":{"name":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"TAFSE: Journal of Qur'anic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/TAFSE.V5I2.9078","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

《古兰经》是每个人的指南,要理解其中所包含的意义,需要一门科学,即解释科学。由于mufasir使用的方法、特征和形状不同,有不同的解释,因为另一个是mufasir生活的时期,或者其他名称是古典和当代时期,一个时期是解释差异的一个因素,因为许多当代问题或缺乏古代证据。研究者使用的方法是一种描述性的分析方法,收集现有的数据来源,然后进行适当的分析,而研究者参考的数据来源是解释性书籍本身,这里研究者使用解释性书籍Anwaru al-Tanzil wa Asraru al-Ta 'wil作为经典的解释性参考,对于当代研究者的解释,参考的是Tafsir al-Bayani li al-Karim对Bintu al-Syathi的论述。一个不同解释的例子是lafadz taqhar surah al-Dhuha服务9,Baidhawi解释说你占有他的财产是因为他的弱点,而Bintu al-Syathi解释说,不给他们财产不是任意的,但有一种对待他们的方式,像严厉的言语,愤世嫉俗的目光,这种行为没有任何深思熟虑的措施。摘要:《古兰经》(al - quuran merupakan pedoman bagi setap)。Untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka dibutuhkan sebuah ilmu yitu ilmu tafsir。Adanya perbedaan penafsiran disebabkan karena方法,corak dan bentuk yang dipakai oleh seorang mufasir。Sebab lainnya adalah masa di mana seorang mufasir hidup, atau sebutan lainnya adalah period klasik dan period kontemporer。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。Seperti yang terlihat dalam tulisan ini, yitu perbedaan和penafsiran padat al-Dhuha。Metode yang peneliti gunakan adalah analytic deskpritif yitu mengpulkan sum- sumdata yang ada, lalu dianisa secara tepat。夏季数据yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab tafsir, khususnya tafsir Anwaru al-Tanzil和Asraru al-Ta '将sebagai rujukan tafsir klasik。Untuk tafsir kontemporer merujuk kepada tafsir al-Bayani li al- quuran al-Karim karya Bintu al-Syathi '。Salah satu contoh yang menjadi perbedai and penafsiran pada al-Dhuha (1993): 9 adalah pada pada lafal taqhar。Al-Baidhawi menafsirkan dengan " janganlah kamu menguasai hartanya dikarenakan kelemahanya ", sedangkan Bintu al-Syathi ' menafsirkan bukan kesewenang-wenang tidak memberikan harta terhadap mereka, tetapi ada perlakuan yang menyakiti hati seperti perkataan yang kasar, tatapan sinis yang mana perbuatan tersebut dilakukan tanpa unsur kesengajaan。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
PENAFSIRAN SURAT AL-DHUHA MENURUT AL-BAIDHAWI DAN BINTU AL-SYATHI’
The Alquran is a guide for every human being, to understand the meaning contained herein it takes a science that is the interpreter science. There are different interpretations because of the methods, features and shapes used by a mufassir, and because the other is the period in which a mufasir lives, or other names are classical and contemporary periods, a period is a factor in the difference of interpretations, because of the many contemporary problems or the absence of ancient evidence. The method that researchers use is a descriptive analytical method of collecting existing data sources and then being properly analyzed, whereas the data source that researchers refer to are the interpretive books themselves, here researchers use interpresir Anwaru al-Tanzil wa Asraru al-Ta’wil as the classic interpretive reference, to the interpretation of contemporary researchers refer to Tafsir al-Bayani li al-Qur`an al-Karim treatise for Bintu al-Syathi. One example that became a difference in interpretation was lafadz taqhar surah al-Dhuha serves 9, Baidhawi interpret by the reach that you possess his possessions is because of his weaknesses, whereas Bintu al-Syathi interprets not arbitrary not to give property to them, but there is a treatment that offends them like harsh words, a cynical stare which the deed is committed without any deliberate measure.Abstrak: Al-Qur`an merupakan pedoman bagi setiap manusia. Untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka dibutuhkan sebuah ilmu yaitu ilmu tafsir. Adanya perbedaan penafsiran disebabkan karena metode, corak dan bentuk yang dipakai oleh seorang mufasir. Sebab lainnya adalah masa di mana seorang mufasir hidup, atau sebutan lainnya adalah periode klasik dan periode kontemporer. Masa menjadi salah satu faktor terjadi perbedaan penafsiran, karena banyaknya permasalahan di zaman kontemporer ini atau hal-hal lain yang tidak didapati di zaman terdahulu. Seperti yang terlihat dalam tulisan ini, yaitu perbedaan penafsiran pada surat al-Dhuha. Metode yang peneliti gunakan adalah analitis deskriptif yaitu mengumpulkan sumber-sumber data yang ada, lalu dianalisa secara tepat. Sumber data yang menjadi rujukan adalah kitab-kitab tafsir, khususnya Tafsir Anwaru al-Tanzil wa Asraru al-Ta’wil sebagai rujukan tafsir klasik. Untuk tafsir kontemporer merujuk kepada Tafsir al-Bayani li al-Qur`an al-Karim karya Bintu al-Syathi’. Salah satu contoh yang menjadi perbedaan penafsiran pada surat al-Dhuha (93): 9 adalah pada lafal taqhar. Al-Baidhawi menafsirkan dengan “janganlah kamu menguasai hartanya dikarenakan kelemahannya”, sedangkan Bintu al-Syathi’ menafsirkan bukan kesewenang-wenang tidak memberikan harta terhadap mereka, tetapi ada perlakuan yang menyakiti hati seperti perkataan yang kasar, tatapan sinis yang mana perbuatan tersebut dilakukan tanpa unsur kesengajaan. 
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信