B. Kusuma, Nanda Rizki Ahmad Fauzan, Muhammad Ilman Nafi, D. Fatimah
{"title":"民族主义煽动和创意产业:青年在蜡染Sokaraja Banyumas项目中的作用","authors":"B. Kusuma, Nanda Rizki Ahmad Fauzan, Muhammad Ilman Nafi, D. Fatimah","doi":"10.32666/tatasejuta.v8i1.227","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Perkembangan teknologi dan komunikasi digital kerap menimbulkan disintegrasi pada masyarakat Indonesia yang majemuk, terutama pada kelompok usia muda yang masih dalam proses pencarian jati diri. Masalahnya, survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia menemukan fakta bahwa pengguna internet di Indonesia 80% didominasi oleh generasi muda yang sangat rentan pada informasi hoax, hate speech, serta masuknya ideologi paham radikal yang kerap melunturkan sikap nasionalisme. Padahal membangun kembali rasa nasionalisme di era globalisasi ini bukanlah hal yang mudah. Masyarakat cenderung memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Kini dalam bidang fashion, batik hadir untuk membangun kembali rasa nasionalisme yang mulai luntur di tengah gaya hidup modern masyarakat. Oleh karena itu, inovasi yang digagas dalam kajian ini adalah program ecotourism Kampung Batik Sokaraja yang bertujuan membangkitkan sikap nasionalisme dan industri kreatif dengan memanfaatkan peran pemuda usia produktif. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan merujuk pada teori ecotourism Megan Wood sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemuda behasil menjadikan kawasan penghasil batik Sokaraja untuk menerapkan prinsip-prinsip ecotourism seperti melindungi lingkungan sekitar, memiliki dampak minimal terhadap lingkungan alami, sesuai dengan konteks budaya dan fisik wilayah setempat, mengurangi tingkat konsumsi air, mengelola limbah dengan hati-hati, memenuhi kebutuhan energi menggunakan alat berdesain pasif, mengupayakan kerjasama dengan komunitas lokal, menawarkan program pendidikan lingkungan, dan mengakomodasi penelitian. Keberhasilan tersebut mampu memicu rasa kebanggaan memakai batik sebagai identitas nasional serta menggerakkan perekonomian masyarakat.","PeriodicalId":363742,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Membangkitkan Nasionalisme dan Industri Kreatif: Peran Pemuda dalam Program Kampung Ecotourism Batik Sokaraja Banyumas\",\"authors\":\"B. Kusuma, Nanda Rizki Ahmad Fauzan, Muhammad Ilman Nafi, D. Fatimah\",\"doi\":\"10.32666/tatasejuta.v8i1.227\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Perkembangan teknologi dan komunikasi digital kerap menimbulkan disintegrasi pada masyarakat Indonesia yang majemuk, terutama pada kelompok usia muda yang masih dalam proses pencarian jati diri. Masalahnya, survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia menemukan fakta bahwa pengguna internet di Indonesia 80% didominasi oleh generasi muda yang sangat rentan pada informasi hoax, hate speech, serta masuknya ideologi paham radikal yang kerap melunturkan sikap nasionalisme. Padahal membangun kembali rasa nasionalisme di era globalisasi ini bukanlah hal yang mudah. Masyarakat cenderung memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Kini dalam bidang fashion, batik hadir untuk membangun kembali rasa nasionalisme yang mulai luntur di tengah gaya hidup modern masyarakat. Oleh karena itu, inovasi yang digagas dalam kajian ini adalah program ecotourism Kampung Batik Sokaraja yang bertujuan membangkitkan sikap nasionalisme dan industri kreatif dengan memanfaatkan peran pemuda usia produktif. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan merujuk pada teori ecotourism Megan Wood sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemuda behasil menjadikan kawasan penghasil batik Sokaraja untuk menerapkan prinsip-prinsip ecotourism seperti melindungi lingkungan sekitar, memiliki dampak minimal terhadap lingkungan alami, sesuai dengan konteks budaya dan fisik wilayah setempat, mengurangi tingkat konsumsi air, mengelola limbah dengan hati-hati, memenuhi kebutuhan energi menggunakan alat berdesain pasif, mengupayakan kerjasama dengan komunitas lokal, menawarkan program pendidikan lingkungan, dan mengakomodasi penelitian. Keberhasilan tersebut mampu memicu rasa kebanggaan memakai batik sebagai identitas nasional serta menggerakkan perekonomian masyarakat.\",\"PeriodicalId\":363742,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram\",\"volume\":\"46 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-04-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32666/tatasejuta.v8i1.227\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32666/tatasejuta.v8i1.227","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Membangkitkan Nasionalisme dan Industri Kreatif: Peran Pemuda dalam Program Kampung Ecotourism Batik Sokaraja Banyumas
Perkembangan teknologi dan komunikasi digital kerap menimbulkan disintegrasi pada masyarakat Indonesia yang majemuk, terutama pada kelompok usia muda yang masih dalam proses pencarian jati diri. Masalahnya, survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia menemukan fakta bahwa pengguna internet di Indonesia 80% didominasi oleh generasi muda yang sangat rentan pada informasi hoax, hate speech, serta masuknya ideologi paham radikal yang kerap melunturkan sikap nasionalisme. Padahal membangun kembali rasa nasionalisme di era globalisasi ini bukanlah hal yang mudah. Masyarakat cenderung memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Kini dalam bidang fashion, batik hadir untuk membangun kembali rasa nasionalisme yang mulai luntur di tengah gaya hidup modern masyarakat. Oleh karena itu, inovasi yang digagas dalam kajian ini adalah program ecotourism Kampung Batik Sokaraja yang bertujuan membangkitkan sikap nasionalisme dan industri kreatif dengan memanfaatkan peran pemuda usia produktif. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan merujuk pada teori ecotourism Megan Wood sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pemuda behasil menjadikan kawasan penghasil batik Sokaraja untuk menerapkan prinsip-prinsip ecotourism seperti melindungi lingkungan sekitar, memiliki dampak minimal terhadap lingkungan alami, sesuai dengan konteks budaya dan fisik wilayah setempat, mengurangi tingkat konsumsi air, mengelola limbah dengan hati-hati, memenuhi kebutuhan energi menggunakan alat berdesain pasif, mengupayakan kerjasama dengan komunitas lokal, menawarkan program pendidikan lingkungan, dan mengakomodasi penelitian. Keberhasilan tersebut mampu memicu rasa kebanggaan memakai batik sebagai identitas nasional serta menggerakkan perekonomian masyarakat.