反cyclical政策适用于Fintech sharer to Peer Lending: PT. nature Fintek Sharia和PT. Investree Radhika Jaya案例研究

Wardah Yuspin, Abdy Nagoro
{"title":"反cyclical政策适用于Fintech sharer to Peer Lending: PT. nature Fintek Sharia和PT. Investree Radhika Jaya案例研究","authors":"Wardah Yuspin, Abdy Nagoro","doi":"10.30996/jhmo.v6i1.7213","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract \nSharia fintech in Indonesia which is increasingly attracting the attention of many people, especially with the establishment of the IndonesianSharia Fintech Association (AFSI) which is a forum and shelter for sharia fintech in Indonesia and the legalization of sharia fintech as an economic transaction which has also been registered with the Financial Services Authority (OJK). One of them is PT. Alami Fintek Sharia (PT. AFS) and PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ), which are Peer to Peer Lending (P2PL) that provide credit to the community in themidst of this Covid-9 Pandemic, meaning that both fintechs must implement POJK Number 30/POJK.05/2021 of 2021 concerningRestructuring. This study uses a normative-empirical method where this research will link the results of interview data on the implementation of fintech to POJK regulations Number 30/POJK.05/2021. From the results of this study, fintech PT. IRJ and PT.AFS did not implement a restructuring policy, however, the implementation of restructuring can certainly be carried out if with the agreement of investors, besides thatfintech also provides relief in the form of eliminating fines and so far there has been no delay of more than 90 days, if there is a delay then continue to be billed against the Debtor with a personal guarantee and a company guarantee provided by the debtor. \nKeywords: Covid-19; financial technology; financial law \nAbstrak \nFintech Syariah di Indonesia yang kian hari menarik perhatian banyak masyarakat terlebih dengan dibentuknya Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) yang mana menjadi wadah bagi fintech syariah di Indonesia serta telah dilegalkannya fintech syariah sebagai suatutransaksi ekonomi yang juga telah didaftarkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahuipelaksanaan POJK No.30/POJK.05/2021 Tahun 2021 tentang kebijakan countercyclical pada PT.Alami Fintek Sharia (PT. AFS) dan PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ) yang merupakan fintech Peer to Peer Lending (P2PL) yang memberikan kredit terhadap masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris di mana penelitian ini akan menggunakan hasil datawawancara pada PT. AFS dan PT. IRJ, pelaksanaan fintech terhadap peraturan POJK No.30/POJK.05/2021. Dari hasil penelitian ini, fintechPT. AFS dan PT. IRJ tidak melaksanakan kebijakan restrukturisasi karena perannya sebagai penyedia platform bukan sebagai investor secara langsung, sebagai intermediary, unit kedua fintech tersebut tetap harus melaksanakan kebijakan restrukturisasi dengan catatan apabila mendapatkan persetujuan dari investornya, selain itu fintech juga memberikan keringanan berupa penghilangan denda dan selama ini tidak ada keterlambatan lebih dari 90 hari, jika terjadi keterlambatan maka tetap dilakukan penagihan terhadap debitur dengan personalguarantee dan company guarantee yang diberikan oleh debitur. \nKata kunci: Covid-19; financial technology; hukum keuangan","PeriodicalId":139512,"journal":{"name":"Jurnal Hukum Magnum Opus","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penerapan Kebijakan Countercyclical terhadap Fintech Syariah Peer to Peer Lending: Studi Kasus PT. Alami Fintek Sharia dan PT. Investree Radhika Jaya\",\"authors\":\"Wardah Yuspin, Abdy Nagoro\",\"doi\":\"10.30996/jhmo.v6i1.7213\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract \\nSharia fintech in Indonesia which is increasingly attracting the attention of many people, especially with the establishment of the IndonesianSharia Fintech Association (AFSI) which is a forum and shelter for sharia fintech in Indonesia and the legalization of sharia fintech as an economic transaction which has also been registered with the Financial Services Authority (OJK). One of them is PT. Alami Fintek Sharia (PT. AFS) and PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ), which are Peer to Peer Lending (P2PL) that provide credit to the community in themidst of this Covid-9 Pandemic, meaning that both fintechs must implement POJK Number 30/POJK.05/2021 of 2021 concerningRestructuring. This study uses a normative-empirical method where this research will link the results of interview data on the implementation of fintech to POJK regulations Number 30/POJK.05/2021. From the results of this study, fintech PT. IRJ and PT.AFS did not implement a restructuring policy, however, the implementation of restructuring can certainly be carried out if with the agreement of investors, besides thatfintech also provides relief in the form of eliminating fines and so far there has been no delay of more than 90 days, if there is a delay then continue to be billed against the Debtor with a personal guarantee and a company guarantee provided by the debtor. \\nKeywords: Covid-19; financial technology; financial law \\nAbstrak \\nFintech Syariah di Indonesia yang kian hari menarik perhatian banyak masyarakat terlebih dengan dibentuknya Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) yang mana menjadi wadah bagi fintech syariah di Indonesia serta telah dilegalkannya fintech syariah sebagai suatutransaksi ekonomi yang juga telah didaftarkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahuipelaksanaan POJK No.30/POJK.05/2021 Tahun 2021 tentang kebijakan countercyclical pada PT.Alami Fintek Sharia (PT. AFS) dan PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ) yang merupakan fintech Peer to Peer Lending (P2PL) yang memberikan kredit terhadap masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris di mana penelitian ini akan menggunakan hasil datawawancara pada PT. AFS dan PT. IRJ, pelaksanaan fintech terhadap peraturan POJK No.30/POJK.05/2021. Dari hasil penelitian ini, fintechPT. AFS dan PT. IRJ tidak melaksanakan kebijakan restrukturisasi karena perannya sebagai penyedia platform bukan sebagai investor secara langsung, sebagai intermediary, unit kedua fintech tersebut tetap harus melaksanakan kebijakan restrukturisasi dengan catatan apabila mendapatkan persetujuan dari investornya, selain itu fintech juga memberikan keringanan berupa penghilangan denda dan selama ini tidak ada keterlambatan lebih dari 90 hari, jika terjadi keterlambatan maka tetap dilakukan penagihan terhadap debitur dengan personalguarantee dan company guarantee yang diberikan oleh debitur. \\nKata kunci: Covid-19; financial technology; hukum keuangan\",\"PeriodicalId\":139512,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Hukum Magnum Opus\",\"volume\":\"98 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-02-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Hukum Magnum Opus\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30996/jhmo.v6i1.7213\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Hukum Magnum Opus","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30996/jhmo.v6i1.7213","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

印度尼西亚的伊斯兰教金融科技越来越受到许多人的关注,特别是随着印度尼西亚伊斯兰教金融科技协会(AFSI)的成立,该协会是印度尼西亚伊斯兰教金融科技的论坛和庇护所,以及伊斯兰教金融科技作为经济交易的合法化,该交易也已在金融服务管理局(OJK)注册。其中之一是PT. Alami Fintek Sharia (PT. AFS)和PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ),它们是点对点贷款(P2PL),在这次Covid-9大流行期间为社区提供信贷,这意味着这两家金融科技公司都必须实施POJK 30/POJK。2021年第05/2021号:重组本研究采用规范-实证方法,本研究将金融科技实施的访谈数据结果与POJK法规30/POJK.05/2021联系起来。从这项研究的结果,fintech PT。IRJ PT.AFS并没有实施重组政策,然而,重组的实现可以进行与投资者的协议,如果除了thatfintech还提供救济的形式取消罚款,到目前为止,一直没有超过90天的延迟,如果延迟然后继续宣传对债务人个人担保,公司保证债务人提供的。关键词:Covid-19;金融技术;金融法律摘要印尼金融科技伊斯兰教(杨坚)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(AFSI)印尼金融科技伊斯兰教(afjsi)印尼金融科技伊斯兰教(afjsi)印尼金融科技伊斯兰教(afjsi)印尼金融科技伊斯兰教(afjsi)印尼金融科技伊斯兰教(afjsi)印尼金融科技伊斯兰教(afjsi)印尼金融科技伊斯兰教(OJK)Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahupelaksanaan POJK No.30/POJK。5/2021 Tahun 2021 tentang kebijakan逆周期ppt . alami Fintek Sharia (PT. AFS) dan PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ) yang merupakan金融科技p2p借贷(P2PL) yang成员kan信贷terhadap masyarakat di tengah Covid-19大流行。Dalam penelitian ini menggunakan方法yuridis empiris di mana penelitian ini akan menggunakan hasil datawawananca pada PT. AFS dan PT. IRJ, pelaksanan and fintech terhahaperaturan POJK No.30/POJK.05/2021。Dari hasil penelitian ini, fintechPT。AFS dan PT. IRJ tidak melaksanakan kebijanan restrukturisan karena perannya sebagai penyedia平台bukan sebagai投资者secara langsung, sebagai中介,单位kedua金融科技公司,但tetap harus melaksanakan kebijanan restrukturisan dengan catatan apatan persetuandari投资者,selain金融科技巨头成员kan keringanan berupa penghilangan denda dan selama ini tidak ada keterlambatan lebih dari 90 hari,个人担保,公司担保,公司担保,公司担保,公司担保,公司担保Kata kunci: Covid-19;金融技术;hukum keuangan
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Penerapan Kebijakan Countercyclical terhadap Fintech Syariah Peer to Peer Lending: Studi Kasus PT. Alami Fintek Sharia dan PT. Investree Radhika Jaya
Abstract Sharia fintech in Indonesia which is increasingly attracting the attention of many people, especially with the establishment of the IndonesianSharia Fintech Association (AFSI) which is a forum and shelter for sharia fintech in Indonesia and the legalization of sharia fintech as an economic transaction which has also been registered with the Financial Services Authority (OJK). One of them is PT. Alami Fintek Sharia (PT. AFS) and PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ), which are Peer to Peer Lending (P2PL) that provide credit to the community in themidst of this Covid-9 Pandemic, meaning that both fintechs must implement POJK Number 30/POJK.05/2021 of 2021 concerningRestructuring. This study uses a normative-empirical method where this research will link the results of interview data on the implementation of fintech to POJK regulations Number 30/POJK.05/2021. From the results of this study, fintech PT. IRJ and PT.AFS did not implement a restructuring policy, however, the implementation of restructuring can certainly be carried out if with the agreement of investors, besides thatfintech also provides relief in the form of eliminating fines and so far there has been no delay of more than 90 days, if there is a delay then continue to be billed against the Debtor with a personal guarantee and a company guarantee provided by the debtor. Keywords: Covid-19; financial technology; financial law Abstrak Fintech Syariah di Indonesia yang kian hari menarik perhatian banyak masyarakat terlebih dengan dibentuknya Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) yang mana menjadi wadah bagi fintech syariah di Indonesia serta telah dilegalkannya fintech syariah sebagai suatutransaksi ekonomi yang juga telah didaftarkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahuipelaksanaan POJK No.30/POJK.05/2021 Tahun 2021 tentang kebijakan countercyclical pada PT.Alami Fintek Sharia (PT. AFS) dan PT. Investree Radhika Jaya (PT. IRJ) yang merupakan fintech Peer to Peer Lending (P2PL) yang memberikan kredit terhadap masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris di mana penelitian ini akan menggunakan hasil datawawancara pada PT. AFS dan PT. IRJ, pelaksanaan fintech terhadap peraturan POJK No.30/POJK.05/2021. Dari hasil penelitian ini, fintechPT. AFS dan PT. IRJ tidak melaksanakan kebijakan restrukturisasi karena perannya sebagai penyedia platform bukan sebagai investor secara langsung, sebagai intermediary, unit kedua fintech tersebut tetap harus melaksanakan kebijakan restrukturisasi dengan catatan apabila mendapatkan persetujuan dari investornya, selain itu fintech juga memberikan keringanan berupa penghilangan denda dan selama ini tidak ada keterlambatan lebih dari 90 hari, jika terjadi keterlambatan maka tetap dilakukan penagihan terhadap debitur dengan personalguarantee dan company guarantee yang diberikan oleh debitur. Kata kunci: Covid-19; financial technology; hukum keuangan
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信