{"title":"这是作家尼奥·克里斯蒂安·尼利斯(Neno Christiandi Nelis)小说中的作者所展示的神话和达雅克·马安扬(Dayak Maanyan)的核心人物对神话和仪式的态度的表现","authors":"Paul Diman","doi":"10.33084/tunas.v8i1.4506","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan sikap para tokoh utama terhadap entitas dalam mitos dan ritual Dayak Maanyan yang ditampilkan oleh pengarang dalam novel Kariau, Dalung, dan Minyak Bintang karya Neno Christiandi Nelis. Penelitian ini memakai pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian berupa kata, frasa, kalimat, alinea, dan wacana yang terdapat pada ketiga novel karya Neno Christiandi Nelis. Hasil penelitian ditemukannya adanya kecemasan yang dialami para tokoh utamanya dalam kaitannya dengan konflik id dengan superego. Fungsi id yang mendominasi para tokoh utama karena menginginkan adanya perlindungan, kekuatan dan keselamatan dari berbagai kekuatan yang mereka yakini, yaitu bersekutu pada makhluk penguasa alam gaib. Namun akibat fungsi superego terabaikan oleh para tokoh utamanya menyebabkan para tokoh utama tersebut mendapat teror berbagai kekuatan makhluk gaib tersebut yang terus menerus sehingga muncul konflik batin di antara mereka berupa kecemasan dan ketakutan. Untuk memulihkan keadaan tersebut, para tokoh utama tersebut lalu melakukan pemulihan dengan melakukan ritual wadian, seperti wadian Pamungkur dan wadian Dadas. Dalam hal ini, sisi superegolah yang diperlukan untuk menjaga keharmonisan mirokosmis dalam alam pemikiran religius masyarakat dayak Maanyan.","PeriodicalId":289021,"journal":{"name":"Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar","volume":"2012 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Representasi Sikap Para Tokoh Utama Terhadap Mitos Dan Ritual Dayak Maanyan Yang Ditampilkan Oleh Pengarang Dalam Novel Kariau, Dalung, Dan Minyak Bintang Karya Neno Christiandi Nelis\",\"authors\":\"Paul Diman\",\"doi\":\"10.33084/tunas.v8i1.4506\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan sikap para tokoh utama terhadap entitas dalam mitos dan ritual Dayak Maanyan yang ditampilkan oleh pengarang dalam novel Kariau, Dalung, dan Minyak Bintang karya Neno Christiandi Nelis. Penelitian ini memakai pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian berupa kata, frasa, kalimat, alinea, dan wacana yang terdapat pada ketiga novel karya Neno Christiandi Nelis. Hasil penelitian ditemukannya adanya kecemasan yang dialami para tokoh utamanya dalam kaitannya dengan konflik id dengan superego. Fungsi id yang mendominasi para tokoh utama karena menginginkan adanya perlindungan, kekuatan dan keselamatan dari berbagai kekuatan yang mereka yakini, yaitu bersekutu pada makhluk penguasa alam gaib. Namun akibat fungsi superego terabaikan oleh para tokoh utamanya menyebabkan para tokoh utama tersebut mendapat teror berbagai kekuatan makhluk gaib tersebut yang terus menerus sehingga muncul konflik batin di antara mereka berupa kecemasan dan ketakutan. Untuk memulihkan keadaan tersebut, para tokoh utama tersebut lalu melakukan pemulihan dengan melakukan ritual wadian, seperti wadian Pamungkur dan wadian Dadas. Dalam hal ini, sisi superegolah yang diperlukan untuk menjaga keharmonisan mirokosmis dalam alam pemikiran religius masyarakat dayak Maanyan.\",\"PeriodicalId\":289021,\"journal\":{\"name\":\"Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar\",\"volume\":\"2012 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33084/tunas.v8i1.4506\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Tunas: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33084/tunas.v8i1.4506","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Representasi Sikap Para Tokoh Utama Terhadap Mitos Dan Ritual Dayak Maanyan Yang Ditampilkan Oleh Pengarang Dalam Novel Kariau, Dalung, Dan Minyak Bintang Karya Neno Christiandi Nelis
Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan sikap para tokoh utama terhadap entitas dalam mitos dan ritual Dayak Maanyan yang ditampilkan oleh pengarang dalam novel Kariau, Dalung, dan Minyak Bintang karya Neno Christiandi Nelis. Penelitian ini memakai pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian berupa kata, frasa, kalimat, alinea, dan wacana yang terdapat pada ketiga novel karya Neno Christiandi Nelis. Hasil penelitian ditemukannya adanya kecemasan yang dialami para tokoh utamanya dalam kaitannya dengan konflik id dengan superego. Fungsi id yang mendominasi para tokoh utama karena menginginkan adanya perlindungan, kekuatan dan keselamatan dari berbagai kekuatan yang mereka yakini, yaitu bersekutu pada makhluk penguasa alam gaib. Namun akibat fungsi superego terabaikan oleh para tokoh utamanya menyebabkan para tokoh utama tersebut mendapat teror berbagai kekuatan makhluk gaib tersebut yang terus menerus sehingga muncul konflik batin di antara mereka berupa kecemasan dan ketakutan. Untuk memulihkan keadaan tersebut, para tokoh utama tersebut lalu melakukan pemulihan dengan melakukan ritual wadian, seperti wadian Pamungkur dan wadian Dadas. Dalam hal ini, sisi superegolah yang diperlukan untuk menjaga keharmonisan mirokosmis dalam alam pemikiran religius masyarakat dayak Maanyan.