M. G. Rosyady, Ketut Anom Wijaya, Sholeh Avivi, Bambang Kusmanadhi
{"title":"Pendampingan Pengolahan Metode Basah Di LMDH Argo Santoso, Desa Curapoh, Kecamatan Curahdami, Bondowoso","authors":"M. G. Rosyady, Ketut Anom Wijaya, Sholeh Avivi, Bambang Kusmanadhi","doi":"10.58466/literasi.v2i2.672","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Produktivitas kopi di Desa Curah poh rendah. Berdasarkan data yang telah kami peroleh dari diskusi dengan Kepala Desa Curahpoh, produktivitas kopi berkisar ± 300 ku/ha. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal yaitu varietas kopi yang tidak jelas, perawatan kopi tidak optimal dan penangan panen dan pasca panen yang tidak baik. Penanganan panen dan pasca panen yang salah akan merusak produk kopi, kualitas dan kuantitasnya akan berkurang. Pengabdian dilakukan dengan sosialisasi pengolahan kopi yang baik yang dapat memunculkan citarasa khas kopi yaitu Pengolahan Metode Basah. Petani saat ini hanya melakukan pengolahan metode kering. Pengolahan Metode Basah akan memunculkan citarasa khas kopi. Citarasa khas kopi muncul dari proses fermentasi dalam metode basah. Pengawalan dan pendampingan pengolahan metode basah perlu dilakukan karena terdapat beberapa tahapan dalam prosesnya. Tahapan itu yang penting untuk tidak dapat dilewati prosesnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan yaitu: Petani kopi sudah mampu mengolah kopi dengan metode basah, honey dan natural; dan Petani kopi Curahpoh berkomitmen akan mengolah kopi dengan metode basah atau honey jika memang pasar dapat menghargai biji kopi hasil olah dengan harga yang baik. Pada tahun 2022 harapannya biji kopi OCE dapat disangrai dan dibubukkan serta dikemas dengan baik.","PeriodicalId":262408,"journal":{"name":"Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.58466/literasi.v2i2.672","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pendampingan Pengolahan Metode Basah Di LMDH Argo Santoso, Desa Curapoh, Kecamatan Curahdami, Bondowoso
Produktivitas kopi di Desa Curah poh rendah. Berdasarkan data yang telah kami peroleh dari diskusi dengan Kepala Desa Curahpoh, produktivitas kopi berkisar ± 300 ku/ha. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal yaitu varietas kopi yang tidak jelas, perawatan kopi tidak optimal dan penangan panen dan pasca panen yang tidak baik. Penanganan panen dan pasca panen yang salah akan merusak produk kopi, kualitas dan kuantitasnya akan berkurang. Pengabdian dilakukan dengan sosialisasi pengolahan kopi yang baik yang dapat memunculkan citarasa khas kopi yaitu Pengolahan Metode Basah. Petani saat ini hanya melakukan pengolahan metode kering. Pengolahan Metode Basah akan memunculkan citarasa khas kopi. Citarasa khas kopi muncul dari proses fermentasi dalam metode basah. Pengawalan dan pendampingan pengolahan metode basah perlu dilakukan karena terdapat beberapa tahapan dalam prosesnya. Tahapan itu yang penting untuk tidak dapat dilewati prosesnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan yaitu: Petani kopi sudah mampu mengolah kopi dengan metode basah, honey dan natural; dan Petani kopi Curahpoh berkomitmen akan mengolah kopi dengan metode basah atau honey jika memang pasar dapat menghargai biji kopi hasil olah dengan harga yang baik. Pada tahun 2022 harapannya biji kopi OCE dapat disangrai dan dibubukkan serta dikemas dengan baik.