{"title":"隐私、歧视和数据商品的愤世嫉俗:资本主义统治时代的社交媒体悖论","authors":"Titis Nurwulan Suciati","doi":"10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2138","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Terinspirasi dari banyak kasus penyelewengan data Facebook yang digunakan untuk kepentingan politik dan kekuasaan, tulisan berikut mencoba memetakan secara kritis konsep dan tidak pengawasan di ranah digital khususnya media sosial serta konsekuensi sosial yang “tak terlihat” pada penggunanya, dengan alasan media sosial adalah aplikasi internal yang sangat popular dan mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Perkembangan cepat perangkat seluler menandai merayapnya pengawasan secara progresif ke dalam kehidupan sehari-hari dengan memungkinkan pengguna untuk ditemukan dan dilacak yang pada akhirnya mengubah perilaku sosial mereka. Pada saat yang sama, kekuatiran ini tampaknya tidak menghasilkan gelombang perilaku perlindungan yang sesuai. Dalam penelitian yang menggunakan metode tinjauan literatur sistematik ini, penulis menggarisbawahi bahwa platform media sosial memungkinkan pengguna warga negara untuk saling berkomunkasi, berbagi informasi dengan pengguna lain, termasuk perincian data pribadi mereka sendiri. Sementara, aktor negara dan perusahaan memiliki potensi untuk mengawasi dan mengintervensi platform ini. Konsekuensi sosial tidak hanya hilangnya privasi, tetapi juga diskriminasi, penyortiran sosial dan komodifikasi data. Pada media sosial, pengguna merasa bahwa konten mereka bersifat pribadi, meskipun secara teknis, tidak. Pelaku pengawasan sendiri memandang media sosial sebagai ruang publik.Dengan kemunculan konsekuensi sosial tersebut, penulis meminjam pemikiran Fuchs untuk perlunya pengawasan masyarakat sipil terhadap perusahaan internet, dan pembentukan dan dukungan platform alternative sebagai kontra pengawasan yang tidak simetris yang dilakukan oleh raksasa-raksasa digital seperti Facebook dan Google.","PeriodicalId":415699,"journal":{"name":"Journal Acta Diurna","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"SINISME PRIVASI, DISKRIMINASI DAN KOMODITAS DATA: PARADOKS MEDIA SOSIAL DI ERA KAPITALISME PENGAWASAN\",\"authors\":\"Titis Nurwulan Suciati\",\"doi\":\"10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2138\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Terinspirasi dari banyak kasus penyelewengan data Facebook yang digunakan untuk kepentingan politik dan kekuasaan, tulisan berikut mencoba memetakan secara kritis konsep dan tidak pengawasan di ranah digital khususnya media sosial serta konsekuensi sosial yang “tak terlihat” pada penggunanya, dengan alasan media sosial adalah aplikasi internal yang sangat popular dan mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Perkembangan cepat perangkat seluler menandai merayapnya pengawasan secara progresif ke dalam kehidupan sehari-hari dengan memungkinkan pengguna untuk ditemukan dan dilacak yang pada akhirnya mengubah perilaku sosial mereka. Pada saat yang sama, kekuatiran ini tampaknya tidak menghasilkan gelombang perilaku perlindungan yang sesuai. Dalam penelitian yang menggunakan metode tinjauan literatur sistematik ini, penulis menggarisbawahi bahwa platform media sosial memungkinkan pengguna warga negara untuk saling berkomunkasi, berbagi informasi dengan pengguna lain, termasuk perincian data pribadi mereka sendiri. Sementara, aktor negara dan perusahaan memiliki potensi untuk mengawasi dan mengintervensi platform ini. Konsekuensi sosial tidak hanya hilangnya privasi, tetapi juga diskriminasi, penyortiran sosial dan komodifikasi data. Pada media sosial, pengguna merasa bahwa konten mereka bersifat pribadi, meskipun secara teknis, tidak. Pelaku pengawasan sendiri memandang media sosial sebagai ruang publik.Dengan kemunculan konsekuensi sosial tersebut, penulis meminjam pemikiran Fuchs untuk perlunya pengawasan masyarakat sipil terhadap perusahaan internet, dan pembentukan dan dukungan platform alternative sebagai kontra pengawasan yang tidak simetris yang dilakukan oleh raksasa-raksasa digital seperti Facebook dan Google.\",\"PeriodicalId\":415699,\"journal\":{\"name\":\"Journal Acta Diurna\",\"volume\":\"10 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-10-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal Acta Diurna\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2138\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal Acta Diurna","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20884/1.actadiurna.2019.15.2.2138","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
SINISME PRIVASI, DISKRIMINASI DAN KOMODITAS DATA: PARADOKS MEDIA SOSIAL DI ERA KAPITALISME PENGAWASAN
Terinspirasi dari banyak kasus penyelewengan data Facebook yang digunakan untuk kepentingan politik dan kekuasaan, tulisan berikut mencoba memetakan secara kritis konsep dan tidak pengawasan di ranah digital khususnya media sosial serta konsekuensi sosial yang “tak terlihat” pada penggunanya, dengan alasan media sosial adalah aplikasi internal yang sangat popular dan mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Perkembangan cepat perangkat seluler menandai merayapnya pengawasan secara progresif ke dalam kehidupan sehari-hari dengan memungkinkan pengguna untuk ditemukan dan dilacak yang pada akhirnya mengubah perilaku sosial mereka. Pada saat yang sama, kekuatiran ini tampaknya tidak menghasilkan gelombang perilaku perlindungan yang sesuai. Dalam penelitian yang menggunakan metode tinjauan literatur sistematik ini, penulis menggarisbawahi bahwa platform media sosial memungkinkan pengguna warga negara untuk saling berkomunkasi, berbagi informasi dengan pengguna lain, termasuk perincian data pribadi mereka sendiri. Sementara, aktor negara dan perusahaan memiliki potensi untuk mengawasi dan mengintervensi platform ini. Konsekuensi sosial tidak hanya hilangnya privasi, tetapi juga diskriminasi, penyortiran sosial dan komodifikasi data. Pada media sosial, pengguna merasa bahwa konten mereka bersifat pribadi, meskipun secara teknis, tidak. Pelaku pengawasan sendiri memandang media sosial sebagai ruang publik.Dengan kemunculan konsekuensi sosial tersebut, penulis meminjam pemikiran Fuchs untuk perlunya pengawasan masyarakat sipil terhadap perusahaan internet, dan pembentukan dan dukungan platform alternative sebagai kontra pengawasan yang tidak simetris yang dilakukan oleh raksasa-raksasa digital seperti Facebook dan Google.