优化有效领导的妇女赋权

R. Astuti
{"title":"优化有效领导的妇女赋权","authors":"R. Astuti","doi":"10.35719/annisa.v12i2.19","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The challenge in dealing changes and demands in coming era is the rapid change of dynamic times. So that, the role of women is needed in dealing an existing problems in society, such as many social problems that occur in the society. therefore, need a leader who is reliable and resilient. Today, women's leadership is still being debated because some Muslim societies are viewed cynically, even though it has long been found that women have succeeded in being the subject of achieving leadership goals, for example in development, so the term \"Women's Leadership\" is no longer suitable to used, because the more suitable is \"Optimizing the Empowerment of Women's Leadership\". One example in the Jokowi-JK government has been to appreciated the role of women in strategic positions than the previous government. There are eight women ministers in Jokowi government, namely Rini Soemarno (Minister of State-Owned Enterprises), Siti Nurbaya (Minister of Forestry and Environment), Puan Maharani (Coordinating Minister for Human Development and Culture), Nila F Moeloek (Minister of Health), Khofifah Indar Parawansa (Minister of Social Affairs), Yohana Yembise (Minister of Women's Empowerment and Child Protection), Retno LP Marsudi (Minister of Foreign Affairs), and Susi Pudjiastuti (Minister of Maritime Affairs and Fisheries), as well as nine KPK panelists who are women. they can show achievements according to their duties and responsibilities. So far, women's efforts still face many obstacles or challenges. These obstacles or challenges start from external factors and internal factors. In addition, the role of women is needed in the family, this is an asset of the nation that makes the next generation to build a developed, fair, and prosperous country. \n                                                                       Tantangan dalam menghadapi perubahan dan tuntutan di era mendatang adalah perubahan jaman yang dinamis. Oleh karena itu diperlukan peran perempuan dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat, seperti berbagai permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pemimpin yang handal dan tangguh. Kepemimpinan perempuan saat ini masih diperdebatkan karena sebagian masyarakat muslim dipandang sinis, padahal sudah lama ditemukan bahwa perempuan telah berhasil menjadi subjek pencapaian tujuan kepemimpinan, misalnya dalam pembangunan, sehingga istilah \"Kepemimpinan Perempuan\" tidak ada. lagi cocok dipakai, karena yang lebih cocok adalah \"Mengoptimalkan Pemberdayaan Kepemimpinan Wanita\". Salah satu contoh dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah mengapresiasi peran perempuan pada posisi-posisi strategis dibanding pemerintahan sebelumnya. Ada delapan menteri perempuan di pemerintahan Jokowi, yakni Rini Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara), Siti Nurbaya (Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup), Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Nila F Moeloek (Menteri Kesehatan). ), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Retno LP Marsudi (Menteri Luar Negeri), dan Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), serta sembilan orang Panelis KPK yang perempuan. mereka dapat menunjukkan prestasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini upaya perempuan masih menghadapi banyak kendala atau tantangan. Hambatan atau tantangan tersebut dimulai dari faktor eksternal dan faktor internal. Selain itu, peran perempuan sangat dibutuhkan dalam keluarga, hal ini merupakan aset bangsa yang menjadikan generasi penerus bangsa untuk membangun negara yang maju, adil, dan sejahtera.","PeriodicalId":191972,"journal":{"name":"An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN PEREMPU-AN DALAM KEPEMIMPINAN EFEKTIF\",\"authors\":\"R. Astuti\",\"doi\":\"10.35719/annisa.v12i2.19\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The challenge in dealing changes and demands in coming era is the rapid change of dynamic times. So that, the role of women is needed in dealing an existing problems in society, such as many social problems that occur in the society. therefore, need a leader who is reliable and resilient. Today, women's leadership is still being debated because some Muslim societies are viewed cynically, even though it has long been found that women have succeeded in being the subject of achieving leadership goals, for example in development, so the term \\\"Women's Leadership\\\" is no longer suitable to used, because the more suitable is \\\"Optimizing the Empowerment of Women's Leadership\\\". One example in the Jokowi-JK government has been to appreciated the role of women in strategic positions than the previous government. There are eight women ministers in Jokowi government, namely Rini Soemarno (Minister of State-Owned Enterprises), Siti Nurbaya (Minister of Forestry and Environment), Puan Maharani (Coordinating Minister for Human Development and Culture), Nila F Moeloek (Minister of Health), Khofifah Indar Parawansa (Minister of Social Affairs), Yohana Yembise (Minister of Women's Empowerment and Child Protection), Retno LP Marsudi (Minister of Foreign Affairs), and Susi Pudjiastuti (Minister of Maritime Affairs and Fisheries), as well as nine KPK panelists who are women. they can show achievements according to their duties and responsibilities. So far, women's efforts still face many obstacles or challenges. These obstacles or challenges start from external factors and internal factors. In addition, the role of women is needed in the family, this is an asset of the nation that makes the next generation to build a developed, fair, and prosperous country. \\n                                                                       Tantangan dalam menghadapi perubahan dan tuntutan di era mendatang adalah perubahan jaman yang dinamis. Oleh karena itu diperlukan peran perempuan dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat, seperti berbagai permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pemimpin yang handal dan tangguh. Kepemimpinan perempuan saat ini masih diperdebatkan karena sebagian masyarakat muslim dipandang sinis, padahal sudah lama ditemukan bahwa perempuan telah berhasil menjadi subjek pencapaian tujuan kepemimpinan, misalnya dalam pembangunan, sehingga istilah \\\"Kepemimpinan Perempuan\\\" tidak ada. lagi cocok dipakai, karena yang lebih cocok adalah \\\"Mengoptimalkan Pemberdayaan Kepemimpinan Wanita\\\". Salah satu contoh dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah mengapresiasi peran perempuan pada posisi-posisi strategis dibanding pemerintahan sebelumnya. Ada delapan menteri perempuan di pemerintahan Jokowi, yakni Rini Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara), Siti Nurbaya (Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup), Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Nila F Moeloek (Menteri Kesehatan). ), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Retno LP Marsudi (Menteri Luar Negeri), dan Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), serta sembilan orang Panelis KPK yang perempuan. mereka dapat menunjukkan prestasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini upaya perempuan masih menghadapi banyak kendala atau tantangan. Hambatan atau tantangan tersebut dimulai dari faktor eksternal dan faktor internal. Selain itu, peran perempuan sangat dibutuhkan dalam keluarga, hal ini merupakan aset bangsa yang menjadikan generasi penerus bangsa untuk membangun negara yang maju, adil, dan sejahtera.\",\"PeriodicalId\":191972,\"journal\":{\"name\":\"An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman\",\"volume\":\"27 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-10-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35719/annisa.v12i2.19\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"An-Nisa' : Jurnal Kajian Perempuan dan Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35719/annisa.v12i2.19","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

摘要

应对未来时代变化和需求的挑战是动态时代的快速变化。因此,在处理社会中存在的问题时需要妇女的作用,比如在社会中发生的许多社会问题。因此,需要一个可靠的、有弹性的领导者。今天,妇女的领导仍然在争论,因为一些穆斯林社会被愤世嫉俗地看待,即使它早就发现,妇女已经成功地成为实现领导目标的主体,例如在发展中,所以“妇女的领导”这个词不再适合使用,因为更合适的是“优化赋予妇女领导的权力”。佐科威- jk政府的一个例子就是比前政府更重视女性在战略职位上的作用。佐科威政府中有8位女部长,分别是:里尼·索马诺(国有企业部长)、西蒂·努尔巴亚(林业和环境部长)、普安·马哈拉尼(人类发展和文化协调部长)、尼拉·莫洛埃克(卫生部长)、科菲法·因达尔·帕拉万萨(社会事务部长)、约哈娜·延比斯(妇女赋权和儿童保护部长)、雷特诺·LP·马苏迪(外交部长)、Susi Pudjiastuti(海事和渔业部长),以及九名女性KPK小组成员。他们可以根据自己的职责和责任来展示自己的成就。到目前为止,妇女的努力仍然面临许多障碍或挑战。这些障碍或挑战既有外部因素,也有内部因素。此外,家庭妇女的角色是必需的,这是一个国家的资产,让下一代建立发展,公平和繁荣的国家 .                                                                       丹丹丹,丹丹丹,丹丹丹,丹丹丹,丹丹丹,丹丹丹,丹丹丹,丹丹丹,丹丹丹。Oleh karena itu diperlukan perempuan dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat, perperti berbagai permasalahan social yang terjadi di masyarakat。Oleh karena itu dibutuhkan seorang pemimpin yang handal dan tangguh。Kepemimpinan perempuan saat ini masih diperdebatkan karena sebagian masyarakat muslim dipandang sinis, padahal sudah lama ditemukan bahwa perempuan telah berhasil menjadi subjek penapaian tujuan Kepemimpinan, misalnya dalam pembangunan, sehinga istilah“Kepemimpinan perempuan”tidak ada。lagi coke dipakai, karena yang lebih coke adalah "Mengoptimalkan Pemberdayaan Kepemimpinan Wanita"。Jokowi-JK adalah mengapressia - perperun - perperun - perperun - posisi-posisi的战略是削弱jokowi - jokowi的perperun - perperun。Ada delapan menteri perempuan di peremintahan Jokowi, yakni Rini Soemarno (menteri Badan Usaha Milik Negara), Siti Nurbaya (menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup), Puan Maharani (menteri coordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Nila F Moeloek (menteri Kesehatan)。, Khofifah Indar Parawansa (menenteri social), Yohana Yembise (menenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Retno LP Marsudi (menenteri Luar Negeri), dan Susi Pudjiastuti (menenteri Kelautan dan Perikanan), serta sembilan orang Panelis KPK yang Perempuan。Mereka dapat menunjukkan presstasi sesuai dengan tugas Dan tanggung jawabnya。Selama ini upaya perempuan masih menghadapi banyak kendala atau tantangan。Hambatan atau tantanangan terteri,但dimuli - dari因素为外部因素和内部因素。Selain itu, peran perempuan sangat dibutuhkan dalam keluarga, halini merupakan aset bangsa yang menjadikan generasi penerus bangsa untuk membangun negara yang maju, adil, dan sejahtera。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN PEREMPU-AN DALAM KEPEMIMPINAN EFEKTIF
The challenge in dealing changes and demands in coming era is the rapid change of dynamic times. So that, the role of women is needed in dealing an existing problems in society, such as many social problems that occur in the society. therefore, need a leader who is reliable and resilient. Today, women's leadership is still being debated because some Muslim societies are viewed cynically, even though it has long been found that women have succeeded in being the subject of achieving leadership goals, for example in development, so the term "Women's Leadership" is no longer suitable to used, because the more suitable is "Optimizing the Empowerment of Women's Leadership". One example in the Jokowi-JK government has been to appreciated the role of women in strategic positions than the previous government. There are eight women ministers in Jokowi government, namely Rini Soemarno (Minister of State-Owned Enterprises), Siti Nurbaya (Minister of Forestry and Environment), Puan Maharani (Coordinating Minister for Human Development and Culture), Nila F Moeloek (Minister of Health), Khofifah Indar Parawansa (Minister of Social Affairs), Yohana Yembise (Minister of Women's Empowerment and Child Protection), Retno LP Marsudi (Minister of Foreign Affairs), and Susi Pudjiastuti (Minister of Maritime Affairs and Fisheries), as well as nine KPK panelists who are women. they can show achievements according to their duties and responsibilities. So far, women's efforts still face many obstacles or challenges. These obstacles or challenges start from external factors and internal factors. In addition, the role of women is needed in the family, this is an asset of the nation that makes the next generation to build a developed, fair, and prosperous country.                                                                        Tantangan dalam menghadapi perubahan dan tuntutan di era mendatang adalah perubahan jaman yang dinamis. Oleh karena itu diperlukan peran perempuan dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat, seperti berbagai permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan seorang pemimpin yang handal dan tangguh. Kepemimpinan perempuan saat ini masih diperdebatkan karena sebagian masyarakat muslim dipandang sinis, padahal sudah lama ditemukan bahwa perempuan telah berhasil menjadi subjek pencapaian tujuan kepemimpinan, misalnya dalam pembangunan, sehingga istilah "Kepemimpinan Perempuan" tidak ada. lagi cocok dipakai, karena yang lebih cocok adalah "Mengoptimalkan Pemberdayaan Kepemimpinan Wanita". Salah satu contoh dalam pemerintahan Jokowi-JK adalah mengapresiasi peran perempuan pada posisi-posisi strategis dibanding pemerintahan sebelumnya. Ada delapan menteri perempuan di pemerintahan Jokowi, yakni Rini Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara), Siti Nurbaya (Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup), Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Nila F Moeloek (Menteri Kesehatan). ), Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Retno LP Marsudi (Menteri Luar Negeri), dan Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan), serta sembilan orang Panelis KPK yang perempuan. mereka dapat menunjukkan prestasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini upaya perempuan masih menghadapi banyak kendala atau tantangan. Hambatan atau tantangan tersebut dimulai dari faktor eksternal dan faktor internal. Selain itu, peran perempuan sangat dibutuhkan dalam keluarga, hal ini merupakan aset bangsa yang menjadikan generasi penerus bangsa untuk membangun negara yang maju, adil, dan sejahtera.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信