A. Hanif
{"title":"Pembacaan Ilmiah Al-Qur'an: Kritik Nidhal Guessoum Atas Teori I'jaz","authors":"A. Hanif","doi":"10.36781/kaca.v12i2.265","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Al-Qur’an yang diyakini oleh umat Islam sebagai panduan dan solusi setiap permasalahan kehidupan, akhir-akhir ini mendapatkan perhatian lebih dari berbagai akademisi. Tidak hanya berkaitan dengan penggalian makna-makna dalam konteks perkembangan hukum Islam, tetapi sampai pada keyakinan bahwa Al-Qur’an memuat semua jawaban sains dewasa ini, Al-Qur’an lebih dahulu mengetahui informasi ilmiah dibandingkan penemuan para ilmuwan. Klaim-klaim demikian itu lantas dianggap sebagai bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an, yang disebut kemudian sebagai teori i’jaz. Nidhal Guessoum, alih-alih mendukung perkembangan penafsiran ke arah i’jaz, justru mengkritiknya karena kesalahan-kesalahan baik metodologis maupun epistemologis di dalamnya. Bahwa teori sains yang bersifat sementara berdasarkan temuan pengamatan tidak bisa disejajarkan dengan kebenaran Al-Qur’an. Al-Qur’an dibuktikan dengan serangkaian argumen rasional dan bukti sejarah. Sebaliknya, sains tidak harus dibuktikan, ia hanya perlu diuji. Inilah prinsip falsiabilitas dari Popper yang diikuti oleh Guessoum untuk menetapkan bagaimana sains dalam Islam harus diperlakukan. Sehingga untuk merevisi teori i’jaz, ia mengemukakan pendekatan pembacaan bertingkat (multilevel) terhadap Al-Qur’an. Bahwa pemahaman seseorang terhadap berbagai ayat Al-Qur’an tergantung ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan zaman seseorang. Suatu penafsiran hanya dapat dikatakan meyakinkan bagi sebagian orang dari pada penafsiran yang lain, dan seiring berkembangnya pengetahuan seseorang, pemahamannya terhadap sesuatu pun akan berubah.","PeriodicalId":294735,"journal":{"name":"KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36781/kaca.v12i2.265","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

伊斯兰教认为古兰经是生活中每一个问题的指南和解决方案,最近得到了越来越多学者的关注。不仅涉及对伊斯兰法律发展背景的挖掘意义,而且也涉及到《古兰经》包含今天所有科学答案的信念,古兰经比科学家的发现更了解科学信息。这些主张后来被视为《古兰经》奇迹的一部分Nidhal Guessoum (Nidhal Guessoum)不支持对“jaz”解释的发展,而是批评其方法和认识论的错误。科学的短暂发现与可兰经的真实性是不一致的。古兰经通过一系列合理的论点和历史证据得到了证明。另一方面,科学不需要证明,它只需要证明。这是波普尔的不可行性原则,由Guessoum来决定如何对待伊斯兰科学。为了修正《古兰经》,他采用多层次的阅读方法。一个人对古兰经文本的理解取决于他的科学、文化和年龄。一种解释只能被认为是说服了一些人而不是另一种解释,随着知识的发展,对任何事情的理解都会改变。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Pembacaan Ilmiah Al-Qur'an: Kritik Nidhal Guessoum Atas Teori I'jaz
Al-Qur’an yang diyakini oleh umat Islam sebagai panduan dan solusi setiap permasalahan kehidupan, akhir-akhir ini mendapatkan perhatian lebih dari berbagai akademisi. Tidak hanya berkaitan dengan penggalian makna-makna dalam konteks perkembangan hukum Islam, tetapi sampai pada keyakinan bahwa Al-Qur’an memuat semua jawaban sains dewasa ini, Al-Qur’an lebih dahulu mengetahui informasi ilmiah dibandingkan penemuan para ilmuwan. Klaim-klaim demikian itu lantas dianggap sebagai bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an, yang disebut kemudian sebagai teori i’jaz. Nidhal Guessoum, alih-alih mendukung perkembangan penafsiran ke arah i’jaz, justru mengkritiknya karena kesalahan-kesalahan baik metodologis maupun epistemologis di dalamnya. Bahwa teori sains yang bersifat sementara berdasarkan temuan pengamatan tidak bisa disejajarkan dengan kebenaran Al-Qur’an. Al-Qur’an dibuktikan dengan serangkaian argumen rasional dan bukti sejarah. Sebaliknya, sains tidak harus dibuktikan, ia hanya perlu diuji. Inilah prinsip falsiabilitas dari Popper yang diikuti oleh Guessoum untuk menetapkan bagaimana sains dalam Islam harus diperlakukan. Sehingga untuk merevisi teori i’jaz, ia mengemukakan pendekatan pembacaan bertingkat (multilevel) terhadap Al-Qur’an. Bahwa pemahaman seseorang terhadap berbagai ayat Al-Qur’an tergantung ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan zaman seseorang. Suatu penafsiran hanya dapat dikatakan meyakinkan bagi sebagian orang dari pada penafsiran yang lain, dan seiring berkembangnya pengetahuan seseorang, pemahamannya terhadap sesuatu pun akan berubah.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信