{"title":"最初的研究是一种以树脂质/hardener为防弹材料的竹复合材料","authors":"Harmiansyah, Burmawi, Risky Arman, Rustam Efendi","doi":"10.36289/jtmi.v17i2.351","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Material antipeluru digunakan sebagai material rompi antipeluru yang berfungsi melindungi tubuh manusia dari ancaman serangan fisik, terutama serangan yang berasal dari senjata api. Material antipeluru berfungsi mereduksi energi kinetik dari proyektil, sehingga tidak mengenai pengguna rompi antipeluru. Material utama dalam pembuatan material antipeluru adalah baja dengan massa jenis yang tinggi, sehingga bobot dari material antipeluru tinggi yang menyebabkan pengguna tidak dapat bergerak dengan leluasa. Komposit merupakan material yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang memiliki sifat mekanik yang baik serta densitas yang rendah, sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti baja untuk material antipeluru. Material antipeluru yang digunakan berpenguat serat bambu betung dengan matriks campuran resin epoksi/hardener dan penambahan butiran keramik 20, 25 dan 30 ml, material komposit dilakukan pengujian balistik yang menggunakan variasi parameter jarak tembak 2; 2,5; dan 3 m. Berdasarkan hasil uji balistik, semua variasi penambahan butiran keramik mampu mereduksi energi proyektil dengan kedalaman penetrasi < 1 mm, di mana energi kinetik dari proyektil sebesar 209,83 joule. Berdasarkan analisis foto makro jejak proyektil pada material antipeluru, retakan yang terjadi pada material antipeluru adalah retakan ulet karena terjadi penyebaran retakan ke area lain pada permukaan material antipeluru.","PeriodicalId":233858,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Mesin Indonesia","volume":"335 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Studi awal material komposit berpenguat serat bambu dengan matriks resin epoksi/hardener sebagai material antipeluru\",\"authors\":\"Harmiansyah, Burmawi, Risky Arman, Rustam Efendi\",\"doi\":\"10.36289/jtmi.v17i2.351\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Material antipeluru digunakan sebagai material rompi antipeluru yang berfungsi melindungi tubuh manusia dari ancaman serangan fisik, terutama serangan yang berasal dari senjata api. Material antipeluru berfungsi mereduksi energi kinetik dari proyektil, sehingga tidak mengenai pengguna rompi antipeluru. Material utama dalam pembuatan material antipeluru adalah baja dengan massa jenis yang tinggi, sehingga bobot dari material antipeluru tinggi yang menyebabkan pengguna tidak dapat bergerak dengan leluasa. Komposit merupakan material yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang memiliki sifat mekanik yang baik serta densitas yang rendah, sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti baja untuk material antipeluru. Material antipeluru yang digunakan berpenguat serat bambu betung dengan matriks campuran resin epoksi/hardener dan penambahan butiran keramik 20, 25 dan 30 ml, material komposit dilakukan pengujian balistik yang menggunakan variasi parameter jarak tembak 2; 2,5; dan 3 m. Berdasarkan hasil uji balistik, semua variasi penambahan butiran keramik mampu mereduksi energi proyektil dengan kedalaman penetrasi < 1 mm, di mana energi kinetik dari proyektil sebesar 209,83 joule. Berdasarkan analisis foto makro jejak proyektil pada material antipeluru, retakan yang terjadi pada material antipeluru adalah retakan ulet karena terjadi penyebaran retakan ke area lain pada permukaan material antipeluru.\",\"PeriodicalId\":233858,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Teknik Mesin Indonesia\",\"volume\":\"335 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-10-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Teknik Mesin Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36289/jtmi.v17i2.351\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik Mesin Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36289/jtmi.v17i2.351","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Studi awal material komposit berpenguat serat bambu dengan matriks resin epoksi/hardener sebagai material antipeluru
Material antipeluru digunakan sebagai material rompi antipeluru yang berfungsi melindungi tubuh manusia dari ancaman serangan fisik, terutama serangan yang berasal dari senjata api. Material antipeluru berfungsi mereduksi energi kinetik dari proyektil, sehingga tidak mengenai pengguna rompi antipeluru. Material utama dalam pembuatan material antipeluru adalah baja dengan massa jenis yang tinggi, sehingga bobot dari material antipeluru tinggi yang menyebabkan pengguna tidak dapat bergerak dengan leluasa. Komposit merupakan material yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang memiliki sifat mekanik yang baik serta densitas yang rendah, sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti baja untuk material antipeluru. Material antipeluru yang digunakan berpenguat serat bambu betung dengan matriks campuran resin epoksi/hardener dan penambahan butiran keramik 20, 25 dan 30 ml, material komposit dilakukan pengujian balistik yang menggunakan variasi parameter jarak tembak 2; 2,5; dan 3 m. Berdasarkan hasil uji balistik, semua variasi penambahan butiran keramik mampu mereduksi energi proyektil dengan kedalaman penetrasi < 1 mm, di mana energi kinetik dari proyektil sebesar 209,83 joule. Berdasarkan analisis foto makro jejak proyektil pada material antipeluru, retakan yang terjadi pada material antipeluru adalah retakan ulet karena terjadi penyebaran retakan ke area lain pada permukaan material antipeluru.